Tidak Percaya

6.8K 705 35
                                    

"Hanya teman, tidak penting." ucap Aron dengan santainya.

Hazel merasa tidak puas dengan jawab yang Aron berikan, suaminya terlihat sangat santai mengatakan perempuan itu adalah temannya.Tetapi karena tidak ingin masalah ini menjadi besar, Hazel tidak melanjutkan perdebatan ini.Mengingat pertemuan mereka yang sangat sulit, Hazel tidak ingin mengacaukan momen kebersamaan mereka.Dia pun langsung menutup mulutnya rapat-rapat,namun Aron mengira diamnya istinya adalah marah.

"Kenapa diam saja? kamu marah hanya karena aku menggobrol bersama teman lama?" tanya Aron.

"Tidak, aku tidak marah."ucap Hazel.

"Cemburu?" tanya Aron lagi yang memancing Hazel.

"Siapa yang cemburu? aku juga ngerti harus dengan siapa untuk cemburu, lagi pula kamu bilang dia teman berarti memang hanya teman."ucap Hazel.

"Tumben sekali Hazel bisa dewasa seperti ini." ucap Aron mengelus kepala istrinya.

"Semenjak menikah dengan kapten Aron,aku memang dipaksakan harus dewasa." ucap Hazel dengan senyum pahitnya.

"Kenapa seperti itu?" tanya Aron dengan herannya.

"Bercanda." ucap Hazel mengalihkan pembicaraan.

Percakapan mereka masih berlanjut hingga perjalanan sampai tepat tujuan  hari ini mereka memutuskan untuk menonton di bioskop.Karena sudah lama tidak menonton berdua, Hazel duduk menunggu Aron membelikan cemilan. Tak sengaja ada notif berbunyi dari ponsel Aron, Hazel melirik notif di ponsel tersebut ada pesan dari nomor yang tidak di kenal.

Aron ini nomorku olivia, simpan ya nomornya nanti kalau kamu tidak sibuk kita boleh bertemu lagi? awas saja kamu lari dari tangungg jawab, lukaku belum sembuh loh.

Isi pesan tersebut tentu saja membuat pikiran Hazel sangat negatif, apa maksudnya perempuan yang hanya dibilang teman oleh suaminya ini meminta tanggung jawab, dan luka apa yang belum sembuh.Pikiran Hazel sangat bercabang, namun dia menyimpan sejuta pertanyaanya tersebut dan tetap seolah tidak melihat apa-apa lalu menyimpan ponsel Aron di tasnya, dan melanjutkan nonton bersama dengan suaminya.Lagi-lagi Hazel menahan rasa egonya hanya karena tidak ingin mengacaukan momen indah bersama suaminya.

Sampai film selesai, Hazel benar-benar santai dan tidak ingin membahas pesan tersebut. Mereka benar-benar menikmati waktu berdua, Aron juga tidak menanyakan ponselnya dia hanya sibuk untuk melayani Hazel dan menuruti apa saja yang diinginkan oleh istrinya.Mulai dari mencari ice cream kesukaan Hazel,makan di restoran kesukaan Hazel semuanya di turuti tanpa ada penolakan atau mengeluh dari Aron.

"Laki-laki yang sangat terlihat menyangiku ini apa mungkin tega menghianatiku?" batin Hazel menatap suaminya dengan serius saat menyuapkan makanan kepadanya dengan sangat tulus.

"Kamu semakin kurus saja sayang, makannya diperhatikan dong." ucap Aron.

"Iya aku maunya makan kalau disuapin sama kamu," ucap Hazel dengan manjanya.

"Aku usahakan untuk aku bisa pulang dan menyuapkanmu makan."ucap Aron mencubit pipi Hazel dengan lembut.

"Tidak ada dagingnya tidak enak dicubit, kamu harus makan yang lebih banyak lagi ayo aa." ucap Aron menyuapkan Hazel makanan.

Sampai dirumah,Aron sedang mandi. Hazel masih melihat ponsel suaminya dan kali ini dia membuka pesan yang dikirim oleh Olivia kepada Aron.Dia ragu ingin menanyakan hal ini atau menghapus dan memblokir nomor perempuan ini.Tapi Hazel juga penasaran tanggung jawab apa yang dijanjikan oleh Aron.

"Belum mau tidur?"tanya Aron yang keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut.

"Belum, oh iya ini tadi ponselmu ada pesan tadi." ucap Hazel.

"Tolong baca dong, siapa tau tugas." ucap Aron santai.

"Gapapa nih? tanya Hazel menyakinkan.

"Iya," jawab Aron sambil memakai bajunya.

Hazel membacakan pesan yang dikirimkan oleh Olivia, mendengar itu Aron langsung duduk disebelah Hazel.

"Olivia ini teman lama yang kamu bilang tadi?" tanya Hazel.

"Aku ceritaain dari awal deh ya, aku pikir ini tidak terlalu penting untuk diceritakan tapi daripada kamu salah paham aku akan menjelasakannya.Tadi pagi aku tidak sengaja menabraknya, dan aku bertanggung jawab dong setelah menabrak orang.Karena kebetulan kejadian ini tidak jauh dari rumah sakit tempatmu bekerja, aku jadi membawanya kesana.Awalnya aku tidak tau kalau dia adalah teman semasa sekolah dulu, tapi dia mengenaliku.Sudah itu saja, tidak lebih."

"Okey, harus sampai bertukar nomor telepon?" tanya Hazel.

"Karena aku takut sesuatu hal buruk terjadi karena luka di kakinya, aku memberikan nomor telepon sebagai bentuk tanggung jawabku." jawab Aron.

"Serahkan dia kepadaku, aku akan menjamin luka di kakinya akan aman dan kalian tidak perlu berkomunikasi lagi." ucap Hazel.

Belum sempat Aron menjawab tiba-tiba ponsel Aron berbunyi, terlihat nomor Olivia tertera disana Hazel langsung memberikan ponsel itu kepada suaminya dan menyuruhnya untuk menjawab dan di speker.

"Hallo," ucap Aron.

"Aron tolong aku," ucap Olivia terdengar sangat panik.

"Ada apa?" tanya Aron sambil memandangi Hazel yang sudah memasang wajah tidak enak.

"Aku susah untuk menjelaskannya, kamu ke rumahku saja sekarang." ucap Olivia langsung mematikan ponselnya.

"Temanmu sedang membutuhkan pertolongan kan? ayo pergi, sebagai abdi negara yang baik harus menolong masyarakat." ucap Hazel mengambil tasnya bersiap ikut pergi bersama dengan Aron.

"Dari tadi pagi loh aku menahannya, perempuan satu ini sepertinya ingin menggoda suamiku.Mari kita lihat perempuan seperti apa yang mempunyai nyali besar menganggu rumah tanggaku."batin Hazel.

Diperjalanan, Aron terilahat gelisah melihat istrinya yang sudah seperti singa ingin menerkam mangsanya.Entah apa yang ada dalam pikiran Hazel sekarang pikir Aron sangat gelisah. Sampai di kediaman rumah Olivia, Hazel sedikit terperangah dengan mewah dan besarnya Olivia.

"Perempuan dengan rumah mewah seperti ini, pasti bukan perempuan biasa kan, kenapa sih mau mengacaukan rumah tangga orang." batin Hazel.

Aron melangkah lebih dulu masuk ke dalan rumah Olivia yang memang pintunya terbuka, dia sempat menelepon Olivia lagi menanyakan keberadaaya dan dia menyuruh Aron untuk naik ke lantai paling atas, Aron pun menuruti diikuti oleh Hazel dari belakang.Ketika sudah sampai di lantai atas, ternyata ruangan lantai atas di persiapkan dengan cantik makan malam. Olivia tersenyum senang saat melihat kehadiran Aron.

"Akhirnya kamu datang juga," ucap Olivia dengan kondisi yang baik-baik saja bahkan penampilannya diatur dengan rapi dan riasan wajah yang cantik.

"Apa maksud semua ini?"tanya Aron bingung.

" Kenapa masih bertanya? aku ingin mengajakmu makan malam berdua disini." ucap Olivia dengan santai.

Hazel yang baru saja selesai menaiki anak tangga, langsung mendekat kepada Aron dan merangkul tangannya.

"Maaf agak sedikit mengacaukan rencana makan malam romantisnya." ucap Hazel tersenyum manis dan merasa puas.

"Ini adikmu yang perempuan itu?" ucap Olivia.

"Bukan, ini istriku." ucap Aron tentu saja membuat Olivia sangat terkejut, dia tidak menyangka kalau Aron sudah menikah.

"I-istri? kamu sudah menikah?" tanya Olivia seakan tidak percaya.

Kapten Aron 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang