TRING TRING TRING
Dering ponsel Hazel dari tadi berbunyi tak henti-hentinya, ada puluhan panggilan dari Aron.Sedangkan Hazel meninggalkan ponselnya dimeja kerjanya, karena tadi dia sedang melakukan operasi.Aron yang belum mendapat jawaban dari istrinya, tidak menyerah dan selalu menelepon tak ada bosannya. "Sudah tengah malam seperti ini dia ngapain aja sampai tidak menjawab telepon," gumam Aron melihat ponselnya.
Jam menunjukan pukul 01.00 dini hari,Hazel baru saja keluar dari ruang operasi, dia membersihkan diri terlebih dahulu lalu berjalan menuju ruanganya. Saat sampai di depan pintu, dering ponsel Hazel sudah terdengar jelas,dia langsung bergegas ke mejanya dan mengambil ponselnya, namun telepon Aron tak terjawab.Matanya membesar ketika melihat notif panggilan tidam terjawab dari suaminya.
"65 Panggilan tak terjawab,mati aku.Dia pasti marah banget ini." ucap Hazel lalu merapikan penampilannya dan bersiap menjawab telepon dari suaminya, karena dia tau Aron tidak akan berhenti menelepon sebelum dijawab.Dan benar saja notif telepon dari Aron pun tiba, dia melakukan panggilan video.Hazel menarik kursinya,dan duduk menarik nafasnya mempersiapkan diri mendengar ocehan suaminya.
"Sayang," ucap Hazel menjawab telepon Aron, dia menampilkan senyuman termanisnya saat melihat wajah cemberut Aron.
"Sudah jam berapa ini, ngapain aja?" tanya Aron.
"Baru selesai operasi nih sayang,aku shift malam kemarin kan sudah bilang." jawab Hazel.
"Laki-laki atau perempuan yang kamu operasi?" tanya Aron.
"Huftt itu lagi," batin Hazel.
"Perempuan, usia 10 tahun. aman kan sayang?" ucap Hazel.
"Sudah makan?" tanya Aron.
"Sudah tadi makan ramen, ada restoran jepang baru buka dekat rumah sakit jadi nyobain deh." ucap Hazel.
"Sama siapa kamu kesana? banyak laki-laki pasti disana.Kamu pake baju apa tadi kesana, ngga pake dress kesukaan aku kan?" tanya Aron dan rentetan pertanyaan lainnya yang tidak masuk akal menurut Hazel, hanya karena sifat posesifnya.Hazel mendengarkannya dengan tersenyum pahit sepanjang ocehan Aron yang tak ada jedanya.
'Aku pikir rumah tanggaku akan berjalan semanis drama korea,penuh dengan hal-hal yang romantis karena menikah dengan tentara, nyatanya salah besar. Ya beginilah suamiku sekarang,semenjak kami kembali bersama dia tidak ragu untuk menunjukan rasa cinta dan kasih sayangnya yang bahkan menurutku dia terlihat berlebihan.Tidak akan kalian jumpai kapten Aron yang gengsi dan cuek, yang ada hanya Aron yang cerewet dan sangat posesif, bahkan terkadang kami bisa saling berdebat hanya karena dia tidak boleh aku mengobati pasien laki-laki,konyol kan suamiku.Tak disangka pernikahanku dengan Aron sudah berjalan satu tahun, yang bahkan satu tahun ini aku dan suamiku hanya bertemu tiga kali. Selebihnya kami hanya komunikasi melalui panggilan video atau telepon.Menjadi Kapten Tentara tentu saja membuat Aron sangat sibuk, aku bisa mengerti hal itu.Namun ketika aku yang sibuk, Aron tidak bisa mengerti. Aku juga kerja, tapi kalau dia mau menelepon harus aku jawab.Karena alasannya dia sulit mendapat sinyal dan kalau bisa meneleponku harus dijawab karena tidak tau lagi kapan bisa menghubungiku.Huftt permasalahan sekecil ini saja sering memicu kami untuk bertengkar, entahlah mungkin karena aku dan Aron sama-sama keras jadi tidak ada yang mau mengalah,dan rasa rindu karena tidak bertemu membuat kami jadi sering bertengkar, tapi aku tetap mencintainya.'
"Kamu dengar aku bicara tidak?" tanya Aron yang melihat Hazel termenung.
"Iya dengar," jawab Hazel sambil menguap karena dia sebenarnya sudah sedikit lelah.
"Membosankan sekali ya bicara denganku, yasudah kalau begitu." ucap Aron langsung mengakhiri telepon. Hazel yang sudah biasa melihat hal itu, dia tidak terkejut lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
Roman d'amourBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...