'Pekerjaanku bulan ini benar-benar tidak terkendali lagi, bahkan aku sangat susah untuk mencari waktu untuk diriku sendiri.Apalagi untuk menemani Ara,aku rindu, aku juga ingin mengahabiskan waktuku satu hari atau bahkan lebih dari itu bersama dengannya.Tetapi memang tanggung jawabku sebagai dokter tidak bisa aku abaikan.' pikir Wisnu sedikit termenung sambil mencuci tangan karena baru selesai menjalankan operasi, dia termenung dan tak sadar air yang mencuci tangannya mengalir terus.
"Kak itu," ucap Hazel menyadarkan Wisnu.
"Oh iya," jawab Wisnu langsung segera mematikan kran airnya.
Dia langsung berjalan dengan tatapan yang masih tidak fokus, sehingga hampir saja menabrak pintu kalau tidak ditarik oleh Hazel.
"Kak hampir aja," ucap Hazel.
"Terima kasih," jawab Wisnu hambar.
Hazel yang melihat Wisnu seperti itu langsung mengejarnya, karena dia merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya.
"Kak ada apa?" tanya Hazel menghentikan langkah Wisnu.Lalu dia duduk dikursi, diikuti oleh Hazel.
"Ara ya?" tebak Hazel.
"Dia berhasil meraih nilai yang bagus ujian semester ini," ucap Wisnu membuka cerita.
"Bukannya itu kabar gembira ya?" tanya Hazel heran, kenapa Wisnu terlihat seperti orang bingung pikirnya.
"Tadi pagi Ara datang, kakak pikir dia seperti biasa hanya ingin bertemu dan menyapa.Karena masalah tadi kakak jadi tak sengaja marah kepada Ara, dan melupakan janji hari ini jika dia mendapat nilai tinggi, kakak akan menemaninya satu hari." jelas Wisnu.
"Tadi kakak tidak mengejarnya? untuk minta maaf atau menjelasakan situasinya?" tanya Hazel.
"Tidak sempat, tadi sudah jadwal operasi." jawab Wisnu.
"Oh tuhan, marah besar deh Ara pasti.Hari ini kakak tidak jaga malam kan? beli lah bunga atau sesuatu yang dia suka, lalu bertemu dengannya dan segera minta maaf.Kita tau kan sifat Ara seperti apa, kalau tidak dibujuk pasti tetap mengamuk. Sama saja seperti abangnya." ucap Hazel.
"Kamu hari ini tidak jaga juga?" tanya Wisnu.
"Iya hari ini bisa pulang lebih awal," jawab Hazel.
"Bisa bantu kakak, memilihkan bunga atau kado untuk Ara agar tidak marah?" tanya Wisnu.
"Bisa dong," ucap Hazel dengan bersemangatnya.
Hazel dan Wisnu pergi bersama ke toko bunga, Wisnu ingin memberikan Ara buket bunga yang sangat besar.Hazel membantu menyarankan warna bunga apa saja yang cantik, sambil menuggu untuk di rangkai, dia juga melihat lihat bunga yang lain.
"Enak ya punya pasangan yang bisa selalu bertemu kapan saja, kalau marahan bisa dirayu dengan romantis seperti itu.Kalau rindu juga bisa langsung bertemu. Sedangkan aku, untuk telepon saja susah." batin Hazel lalu dia juga ikut memesan satu buket bunga.
Di mobil.
"Untuk siapa?" tanya Wisnu melihat Hazel yang mencium buket bunganya.
"Untuk diri sendiri dong, selfreward." ucap Hazel.
"Seperti jomblo saja, padahal sudah bersuami.Aron gimana? udah bisa ditelepon?" tanya Wisnu.
"Huh, ngapain nelepon dia." ucap Hazel langsung berubah ekspresi yang tadinya senyum sambil menghirup wanginya bunga, ketika ditanya mengenai Aron, langsung cemberut.
"Masih tetap ya kalian, bertengkar setiap saat." ucap Wisnu yang sudah tidak heran lagi dengan pasutri satu ini.
"Ya habisanya sahabat kakak tu nyebelin banget, kalau telepon bukannya buat bahagia malah memancing masalah terus." keluh Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
RomanceBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...