Hazel tertawa mendengar pernyataan Olivia yang sangat berani dan sangat lancang.
"Aduh maaf banget aku jadi tidak bisa menahan tawaku, karena ini lucu sekali.Kok ada ya orang percaya diri sekali ingin merebut suami orang, coba saja kalau bisa," ucap Hazel menantang Olivia.
"Berarti aku mendapat izin dong untuk mendapatkan hati Aron?" ucap Olivia membuat Hazel sangat geram, dia mengepal tangannya geram.Kalau tidak memikirkan Aron mungkin tangannya sudah melayang ke wajah wanita yang tidak ada rasa malu ini.
"Tidak apa-apa kalau kamu tidak punya rasa malu dan percaya diri untuk merebut suami orang." ucap Hazel.
"Merasa percaya diri sekali perempuan satu ini, dia pikir laki-laki di dunia ini sangat setia?aku akan memperlihatkan di dunia ini tidak ada laki-laki yang hanya mencintai satu perempuan,menikah bukam berarti penghalang untuk tidak berselingkuh.Lihat saja nanti kalau Aron bisa jadi milikku." batin Olivia.
Karena sangat kesal, Hazel langsung meninggalkan Olivia dan masuk ke ruangan IGD untuk mengajak Aron segera pulang, tetapi saat masuk dia melihat Aron begitu lembut menatap Dean, terlihat wajahnya sangat penuh kasih sayang memeluk Dean.Sepertinya memang Aron sudah ingin sekali mempunyai anak.
"Aron, ayo pulang." ucap Hazel.
Aron pun bergerak melas pelukan Dean yang sangat erat kepadanya, karena Hazel sudah meminta untuk pulang.Tapi Dean langsung terbangun dan menangis karena Aron melepas pelukannya, membuat Aron dan Hazel jadi sedikit bingung.
"Papi, jangan pergi." ucap Dean.
"Ayo pulang Aron aku ngantuk, kamu juga besok harus bangun pagi kan." ucap Hazel sedikit keras karena Aron sepertinya tidak tega untuk meninggalkan Dean yang menangis seperti itu.Mendengar anaknya menangis, Olivia langsung masuk dan mencoba menenangkan namun tidak berhasil sama sekali.
"Sayang ini mami,jangan nangis ya." ucap Olivia menenangkan.
"Mau papi," teriak Dean.
Hazel menarik Aron segera keluar, walau Aron masih menatap Dean dengan rasa kasihan.
"Tunggu," ucap Aron menahan tangan Hazel.
"Jangan berbalik," ucap Hazel dengan tegas diiringi wajah marahnya, membuat Aron tidak berani untuk berbalik dan menuruti Hazel.
"Sialan, dia sama sekali tidak ada rasa kasihan sama anakku. Gara-gara perempuan itu!" batin Olivia sangat kesal terhadap Hazel.
Sepanjang jalan tadi Aron dan Hazel tidak bicara sama sekali, karena wajah Hazel sama sekali tidak menunjukan bersahabat.Karena itu Aron tidak berani untuk mengajaknya bicara.
"Mana ponselmu?" tanya Hazel kepada Aron.
"Ini." jawab Aron memberikan ponselnya yang langsung diambil kasar oleh Hazel.
"Aku mau jujur saja, aku tidak suka dengan Olivia.Dia ingin merebutmu dari aku." ucap Hazel membuat Aron sedikit terkejut.
"Jangan terlalu berlebihan Hazel, kita memang hanya teman.Dan aku tau Olivia bukan perempuan seperti itu." ucap Aron.
"Tau apa kamu tentangnya? apa kamu tau dia baru saja kehilangan suaminya enam bulan lalu? dan kenapa anaknya memanggilmu papi, karena kamu dan suaminya mirip." ucap Hazel.
"Yasudah, aku sudah memblokir nomornya dan tidak akan bertemu dengannya lagi.Kamu jangan khawatir, aku tidak akan tertarik dengannya." ucap Aron memeluk Hazel, dia melihat istrinya sangat gelisah dan marah.
"Aku takut saja kalau kamu tidak tertarik lagi denganku." ucap Hazel membalas pelukan Aron.
"Dokter Hazel yang aku kenal tidak pernah insecure seperti ini,kan dokter tercantik." ucap Aron memegangi pipi Hazel dengan sangat gemas agar istrinya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Aron 2
RomanceBaca dulu cerita kapten Aron 1 dan jangan lupa follow dulu sebelum baca. Menjadi sepasang suami istri dengan profesi yang sama-sama sibuk, membuat rumah tangga Aron dan Hazel kembali terjadi konflik. Sikap Aron yang sangat posesif kepada Hazel juga...