Part 1

1.4K 90 33
                                    

Musim gugur menjadi salah satu musim yang sangat disukai oleh para muda-mudi, khususnya bagi mereka yang tengah dimabuk asmara---merasakan gejolak cinta yang menggebu-gebu---saling memadu kasih.

Sama seperti namanya, pada musim ini, tumbuh-tumbuhan akan melayu dan menggugurkan daun secara perlahan. Menghasilkan pemandangan kecokelatan dari dedaunan kering yang jatuh karena tidak cukupnya sinar matahari yang digunakan untuk berfotosintesis.

Terlihat unik dan juga memukau tentu saja, tapi siapa yang sangka di balik indahnya hamparan dedaunan kering yang berguguran di pinggir jalan sana, terselip sebuah kisah pilu yang membuat hidup seorang pemuda luluh lantak.

Apa gerangan yang membuat pria tersebut merasa demikian?

Flashback:

Beberapa jam yang lalu, sebuah motor metik berwarna merah terparkir apik di halaman samping Mumian Hotel Beijing Daxing Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa jam yang lalu, sebuah motor metik berwarna merah terparkir apik di halaman samping Mumian Hotel Beijing Daxing Airport.

Di balik helm bogo yang melekat di kepala, sang pengendara terlihat begitu antusias hingga tak pernah menghilangkan senyum di wajahnya yang terlampau rupawan.

Segala rencana akan sebuah kencan romantis telah dipersiapkan sebaik mungkin. Mengingat waktu yang dapat dilalui bersama sang kekasih tidaklah sebanyak pasangan lain di luar sana karena suatu hal.

Maka dari itu, sang pengendara selalu ingin menciptakan momen berkesan di setiap pertemuan mereka agar hubungan mereka tetap harmonis.

Selang beberapa menit berlalu, sosok pria dengan penyamaran lengkap terlihat mengayunkan kaki ke arah pengendara motor yang diketahui bernama Xiao Zhan.

Senyum semakin mengembang ketika jarak semakin menipis. Dalam pelukan hangat, Xiao Zhan menyambut kedatangan pria manis yang telah menjadi teman masa kecil sekaligus kekasihnya---Linyi.

"Ayo kita pergi, Sayang," ajak Zhan riang.

Alih-alih naik seperti biasa, Linyi justru berdiri mematung dengan kepala yang menunduk dalam, seakan-akan tanah di bawah sana nampak lebih bagus untuk dilihat.
Pikiran pria manis itu mulai bergelut dalam kepala. Lidahnya ikut kelu tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.

"Hei, Yiyi ... ada apa, Sayang?" tanya Zhan heran, lantaran tidak biasanya sang kekasih bersikap seperti ini.

Dulu, pria yang dipanggil Yiyi atau pemilik nama asli Liu Linyi itu akan selalu menyambut kedatangannya dengan senyum secerah mentari, tapi apa ini? Apa-apaan dengan wajah muram itu? Apa yang telah terjadi?

"Zhan ... a-aku harus bagimana? Kau tahu ‘kan kalau Albert telah menjagaku selama ini. Di-dia telah berusaha keras hingga akhirnya aku bisa debut sekarang. Ta-tapi dia … hiksss ….”

 Wǒ Bùshì Tā (Zhanyi) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang