Part 9: Klub

2.2K 261 44
                                    

Suara musik yang keras, diiringi dengan kerumunan orang yang berbicara, berdansa, bahkan sibuk dengan dirinya sendiri, selolah menjadi gambaran jelas ketika kau sedang berada di dalam klub malam. Lisa seperti sedang berada di dalam sebuah film yang pernah ia tonton. Berada di klub malam merupakan pengalaman kali pertama Lisa.

Jujur, ia sedikit cemas. Lisa bukan seseorang yang suka keramaian. Ia bahkan tidak pernah menonton konser musik selama ini. Ia tidak suka dengan dentuman musik yang keras.

Tetapi apa boleh buat? Semua ini adalah permintaan bos besarnya. Bagaimana mungkin ia dapat menolak? Toh Lisa juga belum pernah bertemu dengan bos-nya secara langsung. Hal ini mungkin bisa menjadi cara agar bos Lisa dapat mengenal Lisa, karena dengar-dengar, ia bukan seperti kebanyakkan bos lainnya.
———






Seperti kebanyakkan klub malam, tempat ini minim cahaya. Lisa yang sedang duduk di meja bar, memperhatikan sekitarnya, banyak wajah familiar di sini. Hampir seluruh rekan kerja Lisa berada di sini dan semua orang bisa bersenang-senang. Lisa bahkan berani bertaruh, rekannya Sehun, sudah mabuk berat. Terlihat dari bagaimana Sehun menari di atas lantai dansa dengan beberapa rekan laki-laki yang lainnya.

Kedua mata Lisa terus mencari beberapa wajah familiar, ia kemudian menemukan Jennie yang juga sedang berdansa kecil sambil memegang gelas minumannya. Rosie di samping Jennie pun sibuk berdansa dengan kekasihnya-jarak keduanya sangat dekat, dilihatnya, Jaehyun mendekap Rosie dan mengecup kedua belah bibir merahnya. Lisa segera memalingkan wajahnya.

Mereka semua sudah hilang akal, pikir Lisa dalam benaknya.

"Penny for your thoughts?" Ujar seseorang dari arah samping Lisa yang tak ia sadari kedatangannya.

Lisa menoleh dan memandang wajah Irene yang sudah cengar-cengir.

"Oh, tidak apa. Hanya sedikit culture shock." Aku Lisa.

Irene terkekeh, ia meneguk minumannya yang Lisa berani bertaruh, itu adalah Cola.

"Kali pertama?" Tanya Irene.

Lisa mengangguk.

"Jangan khawatir, kau akan terbiasa"

Lisa terkekeh getir. Ia hendak membuka kedua bibirnya, namun seseorang lainnya mendekati mereka berdua dan memanggil Irene. Keduanya terlihat begitu dekat, hingga Lisa kira mereka adalah pasangan.

"Hei, ini Lisa dari tim Desain." Ucap Irene memperkenalkan Lisa kepada seorang wanita tinggi, berkulit putih namun tidak sepucat Irene. Kedua matanya cokelat pekat dan tatapannya sangat tajam-seperti ingin menelan seseorang.

Namun kemudian, ia tersenyum hingga kedua matanya tenggelam dan membentuk bulan sabit.

"Hallo, salam kenal! Akhirnya kita bertemu ya. Aku Seulgi," ujarnya mengulurkan tangan.

 Aku Seulgi," ujarnya mengulurkan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu Seulgi ini adalah CMO kita." Cetus Irene, "-dan beliau juga yang mengajak kalian ke sini." Tambahnya.

Kedua mata Lisa terbelalak. Ia tidak menyangka kalau bos-nya adalah seorang wanita muda dan sangat berbaur seperti ini. Dirinya, meski terlihat agak menyeramkan di awal, ternyata ramah, terlihat dari bagaimana ia bicara.

Lucky We Met [JENLISA] [GXG] [BAHASA INDONESIA / ID]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang