Part 11: Jisoo

2.3K 286 46
                                    

Jisoo adalah sahabat Lisa. Belum banyak yang tahu siapa dirinya dan mengapa ia bisa mengenal Lisa dengan baik, terlepas dari bagaimana sifat keduanya saling bertolak belakang.

Jisoo adalah anak dari konglomerat di Seoul, dirinya dan Lisa bertemu saat Lisa sedang menjadi anak magang di perusahaan entertainment milik orangtua Jisoo. Lisa yang memiliki background dibidang desain grafis, diminta untuk juga menjadi fotografer pada satu kesempatan, dan modelnya tak lain ialah Jisoo.

Tidak butuh waktu lama bagi Jisoo untuk dapat membuat Lisa nyaman berada di dekatnya. Pribadi yang pandai, ramai, mudah berkawan membuat koneksi dirinya dengan Lisa segera terjalin, tanpa kendala.

Kendati demikian, Jisoo mengakui, ia tidak memiliki banyak teman dekat. Banyak dari mereka yang ia kenal hanya memanfaatkan dirinya, hanya karna Jisoo adalah seseorang yang berpengaruh.

Ia seringkali merasa kesepian namun dengan uang yang berlimpah, ia mampu melampiaskan kesepiannya dengan belanja dan belanja—membeli barang yang mungkin esok ia lupakan.

Selama ini, Lisa menjadi tempat segala emosinya. Sedih, senang, marah atau kesal, semua ia ungkapkan. Lisa selalu dengan sabar menghadapi Jisoo karena Lisa mengerti bagaimana tidak enaknya merasa kesepian.


Sudah hampir sebulan Lisa meninggalkan dirinya di kota Seoul, sudah hampir sebulan mereka tidak bertemu. Biasanya Jisoo akan menghampiri Lisa dan membuat Lisa keluar dari kamarnya, tetapi sekarang, justru kesepian itu datang lagi, meski Lisa seringkali memeriksa keadaannya dan menelpon Jisoo. Karena itu, Jisoo memiliki ide untuk menghampiri Lisa di sana. Ia ingin memberi Lisa kejutan.

Dirinya sudah tiba di Bandara Jeju. Menggeret koper yang tidak terlalu besar ke tempat parkir untuk bertemu driver yang sudah ia sewa sebelumnya.

Setelah sampau di hotelnya, Jisoo hanya menaruh kopernya, lalu segera pergi meninggalkan kamar hotelnya, menuju villa di mana Lisa tinggal. Jisoo belum menelpon Lisa, jadi ia berharap Lisa tidak pergi ke mana-mana.
———


Lisa sedang duduk melamun di bangku depan kamarnya, sejak kejadian malam itu, Jennie dan dirinya semakin dekat—meski keduanya masih menutupi dan tidak ingin banyak teman-temannya yang tahu, kecuali Rosie, Jisoo dan Irene. Keduanya memang belum memiliki status yang jelas, namun mereka tahu perasaan masing-masing dan memutuskan untuk mencoba mengenal satu sama lain lebih baik.

Untuk urusan Kai, Irene menepati pernyataannya dan memberikan Kai surat teguran karena telah membuat rekan kerjanya tidak nyaman. Tetapi hal itu tidak membuat Kai menyerah untuk mendapatkan hati Jennie. Ia masih sering mengirimkan Jennie pesan singkat, namun tidak pernah Jennie tanggapi. Begitupun saat sedang bekerja, Kai mungkin sudah tidak terlalu 'agresif', tetapi ia masih sesekali mencoba untuk mendekati Jennie.

Seperti pagi ini, setelah daily stand-up, Kai terus mengajak Jennie bicara—memang sih mereka membicarakan pekerjaan, karena divisi Jennie dan Kai seringkali memiliki project yang harus dikerjakan beriringan, sehingga tidak ada alasan bagi Jennie untuk menjauhinya. Jujur saja Lisa sedikit terganggu dan cemburu, tetapi atas nama profesionalitas, ia bersikap tenang dan berusaha untuk tidak memperdulikan mereka.


Dering telepon genggam Lisa memecahkan kesunyian. Dipandangnya layar telepon genggam yang menampilkan nama 'Jisoo', Lisa pun segera mengangkat telepon dari sahabatnya.

"Hei." Sapa Lisa.

"Lisa, kau di mana?"

"Di villa." Jawab Lisa sedikit bingung.

"Maksudku, kamarmu di mana? Aku sudah sampai di depan Villa"

"Hah?"

Lisa semakin dibuat bingung. Ia kemudian melongok dari balkonnya dan melihat wajah familiar sedang berdiri di pintu masuk Villa. Mengenakan kaus beige dan rok burberry khas seorang Jisoo yang tidak terlalu suka berpakaian heboh, namun sudah cukup untuk membuat orang-orang terpana dengannya.

Lucky We Met [JENLISA] [GXG] [BAHASA INDONESIA / ID]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang