•🦋-18

966 103 27
                                    

"Itu jalur mobil ege" sahut Ethan. Duduk dibangku kelas berhadap-hadapan dengan Vano yg juga ikut duduk dibangku.

"Mane gua tau" ucap Vano

"Mangkanye no jangan nembak lo"

"Gue nembak bareng lo ye" menunjuk Ethan

"Hehehe" Ethan menunjukkan cengirannya.

"Pagi Sinta" sapa Vano kepada Sinta, si bendahara kelas.

Sinta yang duduk dibangku paling depan hanya menyahut singkat. "Iye"

"Udah makan?"

Sinta menoleh, menatap Vano datar.
"Basa basi bangsat lu no, diem."

Vano tidak menggubrisnya.

"Gue udah siap sarungan sin, lu udah siap dasteran?" Lanjutnya

"Gue tiap hari pake daster no" sahutnya malas.

"Alhamdulillah, okeh."

Vano menghadap kembali ke arah Ethan. Mengambil tangan kanannya, bersalaman.

"Saya terima nikah dan kawinnya Sinta Laura binti Adi Putra dengan mas kawin boneka boba dan seperangkat alat sekolah dibayar tunai." Ucap Vano dengan lantang.

"OKEH!" Ethan menyahut dengan semangat.

"Sah?" Tanya Vano

"Sah dong"

Tanpa kata lagi, Vano berjalan menuju Sinta yang masih anteng di tempat duduknya.

"My wife" panggilnya dengan muka tengilnya.

"Mulut sampah lo dijaga ye no." Ucap Sinta menatap Vano malas.

Vano tetap melanjutkan perannya.
"Sayang"

"Lu mikir dong no, seenggaknya ada orgen tunggal nikahin gue "

Kenzo yang sedari tadi diam menatap drama didepan pun spontan menyahut dengan antusias.
"Lah gas?!!"

Selang beberapa menit, terlihat papan kelas sudah tertulis kata ( Wedding, Vano & Sinta) dengan dua kursi didepannya yang diisi oleng Vano juga Sinta tentunya.

"Tolong bapak ibu yang hadir jangan lupa untuk makan bersama dihidangan yang kami siapkan." Ucap Ethan lantang, ia terlihat sangat-sangat mendalami peran didrama itu.

Sedangkan Kenzo, ia sedang berjoget ria.

Ethan menoleh sejenak ke arah Kenzo.
"Udah zo" ucapnya, menyuruh anak itu untuk berhenti berjoget.

"Selanjutnya yang mau menyumbang-

Bukannya berhenti, Kenzo malah semakin gila dengan meliuk-liukkan pinggangnya.

Spontan Ethan dengan sadisnya menggeplak kepala Kenzo.

Untung tidak ada Ed-

Oh tidak.

Layaknya seperti jelangkung, tiba-tiba Edgar terlihat tengah berdiri di samping pintu kelas bersandar di dinding seraya menatap tingkah mereka datar. Ditambah menatap tajam Ethan yang berani menggeplak kepala Kenzo, bayi jumbo kesayangannya.

Ethan menatap kikuk kearah Edgar. "Mau gabung Ed?" ajaknya

Edgar diam beberapa detik tak menjawab.
"Rooftop." Suara Edgar dingin dan datar membuat mereka bertiga serempak langsung mengikuti langkah kakinya yang berjalan lebih dulu.

Saat mereka hendak berbelok ke arah tangga menuju Rooftop, Kenzo tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat yang lain ikut berhenti.

Vano menatap bingung kearah Kenzo yang tampak gelisah.

QueenRey [TIDAK DITERUSKAN!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang