•🦋-19

1K 108 24
                                    

Reygan memasuki ruangan yang ditempati oleh kekasihnya. Diikuti oleh yg lainnya.

Terlihat di sana sosok gadis mungil yang tengah terbaring lemah di atas Hospital bed dengan selang infus yang tertancap ditangan kirinya. Dia adalah Queen. Gadisnya Reygan. Ratunya The Devil.

Reygan menghampiri gadis mungil yang masih terlelap karena efek obat yang telah diberikan oleh Dokter William. Mereka mengelilingi Hospital bed Queen dengan Reygan yang duduk tepat disamping gadisnya.

Reygan menundukkan badannya, seraya menggenggam tangan mungil gadisnya ia mengecup kening Queen dengan lembut.

"Get well soon baby." Bisiknya rendah

Dengan tangan yang mengelus lembut kening sang gadis, Reygan berucap dengan suara yang berubah dingin nan tajam.

"Kalian tau kan apa yang harus kalian lakukan."

Serentak Ethan Kenzo juga Edgar yang paham maksud dari laki-laki yang memiliki gelar King The Devil itu pun menjawab dengan tegas.

"Iya! Know the king"

Sedangkan El yang tidak paham hanya diam kaku didekat Edgar, dengan menatap sang sahabat yang masih setia memejamkan matanya.

Reygan mengangguk singkat. Masih dengan menatap lembut wajah damai gadisnya dengan tangan yang senantiasa mengelus lembut keningnya.

Tiba-tiba Reygan menoleh menatap mereka, masih dengan wajah dinginnya. Sedikit menyerngit saat sadar tidak adanya keberadaan Vano di ruangan ini.

"Vano kemana?" Tanya Reygan menatap satu persatu mereka.

Ethan yang tau pun langsung menjawab.
"Tadi katanya mau bokek dulu bos sebentar. Eh pas gue udh mau nyampek kesini, dia tiba-tiba ngechat bilang kalo mau pulang duluan soalnya gak enak badan." Jelasnya.

Reygan mengangguk singkat mendengar penjelasannya.

"Kalian boleh pergi. Lakukan apa yang seharusnya kalian lakukan." Perintahnya dengan tegas nan dingin.

Mereka bertiga mengangguk serentak.

"Tapi sebelum itu, kalian cek keadaan Vano dulu. Takut dia kenapa-kenapa." Ujar Reygan

Lagi-lagi mereka mengangguk serentak.

"Ed antar El sampai kerumahnya dengan selamat. Jangan sampai lecet. Karena gue gak mau cewe gue khawatir." Perintahnya lagi.

Edgar hanya mengangguk singkat mengiyakan.

Sedangkan Kenzo sedari tadi hanya diam entah kenapa.

Ethan berucap untuk pamit mewakili Kenzo juga Edgar.

"Kalo gitu kita pamit dulu bos."

Reygan mengangguk singkat.
"Ingat. Kalian boleh siksa mereka sepuasnya, tapi jangan sampai mati. Karena gue ingin mereka mati ditangan gue sendiri." Suara rendah Reygan terdengar sangat menyeramkan membuat mereka meneguk saliva kaku kecuali Edgar yang sudah biasa akan hal itu.

"Ntar malem gue nyusul." Akhirnya dari percakapan itu.

Tanpa kata lagi, mereka bertiga keluar dari ruangan itu. Berjalan menuju parkiran rumah sakit untuk mengambil motor masing-masing. Dengan El yang sudah pasti boncengan dengan Edgar.

Tak ada yang menyadari jika sedari tadi Kenzo terdiam dengan wajah muram seperti sedang menahan kesal atau cemburu? Mungkin? Author pun tatau lah ada apa dengan bayi jumbo itu.

Skip biar gak lama.

Setelah mengantar El ke rumahnya dengan selamat, merekapun kembali menjalankan motornya menuju rumah Vano. Untuk memastikan keadaan laki-laki itu.

QueenRey [TIDAK DITERUSKAN!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang