Jumat sore di bulan Februari, ketika semuanya masih baik-baik saja...
"Alysa! Heh! Tunggu dulu kenapa sih?" Jeffrey berhasil menjegat lengan kurus itu.
Si gadis hanya diam dengan bibir memberengut kecil, pertanda suasana hatinya sedang buruk. Lain dengan sang adam yang malah mengulas kekehan gemas melihatnya.
"Iya iya, habis ini beli seblak, oke? Jangan ngambek dong." rayu Jeffrey seraya menekan-nekan kecil pipi gadisnya.
"Aku nggak mau seblak dan jangan pegang-pegang!"
"Hahaha..." Jeffrey gemas bukan main. Lantas diacaknya pelan puncak kepala Alysa yang mana makin membuat gadis itu dongkol.
"Kak Je—"
cup
Manik cokelat itu praktis melebar saat bibirnya dibungkam paksa dengan ranum milik Jeffrey. Alysa tersipu, namun buru-buru menyadarkan diri mengingat posisi mereka yang masih terjebak di pelataran parkir radio tempat magang Jeffrey.
"Iya, habis ini jajan. Tapi tunggu bentar aku ada urusan. Sebentaaaar doang, janji nggak sampai setengah jam. Kalau bohong, kamu boleh deh cium ak—aduh! Kok nyubit?"
"Bisa nggak sih kalau ngomong tuh jangan keras-keras?" delik Alysa was-was sendiri.
"Emang kenapa?"
"Kakak tuh suka ngomong yang enggak-enggak. Nanti didenger orang!"
"Nggak ada siapa-siapa kan sekarang? Mau peluk..." Jeffrey serta merta melebarkan lengan sambil mempoutkan bibir dengan lucu.
Alysa yang melihat itu sudah bersiap akan meledak, namun kalah cepat dengan gerakan tangan Jeffrey. Pemuda itu sigap membalut tubuh kecil Alysa dengan kedua lengan besarnya lalu menjatuhkan kepala berbalut surai hitam kecoklatan itu tepat di atas dadanya.
"Emang harus diginiin kamu tuh, biar diem—awh!"
"Ishhh!"
"Hahaha..."
"Hotel murah, mas!" teriak seseorang merusak suasana.
Alysa spontan akan melepaskan diri namun tidak Jeffrey biarkan. "Kak!"
"Ah, ganggu aja lo! Pulang sana!" usir Jeffrey, masih mempertahankan posisi.
"Dih, galak banget lo kalau lagi mesum."
"Kak Yesi, bantuin..." rengek Alysa pada gadis itu.
"Jef, udah Jef. Kasihan cewek lo belum apa-apa udah lemes." lanjut Yesi sambil terbahak.
"Yesi sialan!"
Alysa lantas mencubit pinggang Jeffrey dan berhasil meloloskan diri.
"Buruan udah ditunggu bang Hasan tuh. Gue duluan deh ya? Dah Sasa!" ujar Yesi sambil melenggang cepat menuju motornya.
"Hati-hati, kak!"
"Yaudah, yuk!"
Alysa mengekor saja, sampai kemudian masuk di gedung radio dan bertemu dengan seseorang lain.
"Kamu tunggu sini ya? Nggak lama kok. Jen, titip cewek gue."
"Bawa balik boleh berarti bang?" gurau seorang lelaki bertubuh tegap di balik meja resepsionis.
"Motor lo yang gue balik nanti." sahut Jeffrey mengundang gelak tawa lelaki itu.
Sepeninggal Jeffrey, Alysa mendadak bingung harus berbasa-basi apa dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] NUMB : The Link (Forget Me Not)
General FictionBook 2 of NUMB Don't forget, somewhere between 'hello' and 'goodbye', there was love, so much love.. from far, faraway. (from Jeffrey n Alysa universe)