DHSD 6

265 7 0
                                    

"Kenapa mukanya ditekuk seperti itu?"

"Pizza ini nggak enak, lebih enak peluk ayang." Cheryl mengoceh dengan pipi menggembung mulut penuh pizza.

Aarav hanya tersenyum menatap penuh cinta gadis cantik di depannya. Alasan melabuhkan hatinya pada gadis berisik ini selain karena fisiknya sempurna, tapi dia tidak takut pada apa pun jadi dia tidak akan khawatir meninggalkan Cheryl saat sedang off dari hubungan rahasia ini.

"Kamu semakin cantik, Mon Cheri."

"Ayangg...... jangan gitu. Dinding rahim aku bergetar," rengek Cheryl. Rasanya dia ingin meloncat dari atas kursi dan memangsa ayah sahabatnya, tapi dia selalu mengingatkan agar jadi gadis manja di depan kekasihnya bukan Cheryl yang bar-bar.

"Keguguran? Dinding rahim bergetar," goda Aarav.

"Ih! Ayang! Pokoknya aku makin cinta sampai seribu tahun. Ayang jangan mati dulu, ya."

"Meski ayang udah tua kakek-kakek juga aku akan tetap cinta, aku akan mencintai kuburan ayang, mencintai tulang belulang ayang."

"Nanti ayang mati dikremasi aja biar abunya bisa aku peluk."

Cheryl terus mengoceh banyak hal membuat Aarav bangkit dari tempatnya mengelilingi meja, mendekat dan mengangkat tubuh Cheryl ke atas meja membuat mata gadis itu melotot.

Memeluk pinggangnya dan menahan jangan sampai jatuh dan mengagumi fitur wajahnya yang begitu sempurna ciptaan Tuhan tanpa cela.

"God... kenapa kamu begitu cantik?" bisik Aarav dan mencium pipi Cheryl. Gadis itu tertawa karena kembali merasa geli dengan bulu-bulu di wajah kekasihnya.

"Terima kasih telah lahir ke dunia," tambah pria itu lagi.

"Siapa suruh ayang lahir kecepatan! Tahu gitu pas masih jadi zigot aku udah lahir duluan," sungut Cheryl. Sebenarnya dia sering sekali memikirkan tentang rentang jarak usia keduanya yang begitu jauh.

"Tetap aja kamu masih anak-anak," jawab Aarav gemas sambil merapikan rambut perak Cheryl.

"Tidak! Pas masih zigot dan lahir aku udah jadi cantik jelita seperti sekarang dan ayang langsung jatuh cinta." Cheryl tak mau kalah menjawab membuat Aarav lagi-lagi terkekeh gemas.

Hanya gadis berisik ini dengan segala keasbunannya membuat dia melupakan segala beban yang dipikul di pundaknya sendirian.

Tangan nakalnya mulai merayap dari belakang merasakan kulit mulus dan begitu lembut seperti sutra, dan mencium leher Cheryl merasakan wanginya.

"I can't get enough of you," bisik Aarav dan menjilati leher jenjang tersebut membuat Cheryl mendongak dan memberi akses agar sang dosen leluasa mencicipi lehernya.

Cheryl kewalahan mengatur napasnya yang ngos-ngosan karena seragan dari kekasihnya yang super hot ini, sekarang dia tahu kenapa para gadis di kampus tergila-gila pada Aarav karena service pria ini bisa bikin melahirkan segera.

Aarav tersenyum jahil membuat Cheryl menelan ludah kasar dan menatap penuh pertanyaan ketika Aarav berjalan menuju sofa.

"Apa?"

Ketika berbalik senyum penuh ejakan tercetak di bibir seksi tersebut membuat Cheryl ingin meloncat dan mencium kekasihnya sampai lemas, tapi dia yang tewas duluan nanti.

"Apakah kamu ingin mencoba ini?" goda Aarav sambil membuka kotak yang berisi kondom dan sempak yang dia beri beberapa hari lalu.

"Ayang!" pekik Cheryl langsung meloncat dari atas meja dan meloncat sambil merampas kotak tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOSENKU HOT SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang