Chapter 7 : An unchangeable future

234 221 79
                                    

・*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・*:..・ [ Selamat membaca ] ・..:*・

"Tadinya aku mau tunggu kamu aja buat cerita semuanya dari awal, tapi aku udah gak bisa nahan lagi. Aku penasaran, Vi." Arutala membenarkan rambut Lavi.

"Apa yang terjadi diantara kamu sama kak Sahila?"

Lavi bimbang di tengah tangisnya. Apa sudah saatnya ia harus memberitahu Arutala apa yang di laluinya?

Terus berulang-ulang kali Lavi berpikir, sepertinya Arutala perlu tahu. Namun, Lavi tak yakin jika sahabatnya itu percaya dengan apa yang akan ia katakan.

Lavi menghapus jejak air matanya dan juga menenangkan diri beberapa detik. Di rasa sudah lebih baik, ia baru buka suara kembali. "Kita bahas di rumah aja."

Arutala mengangguk. Sebelum kembali berjalan, Arutala membenarkan penampilan Lavi yang menyedihkan. Setelah itu barulah mereka berdua berjalan tanpa membuka obrolan bahkan sampai di rumah Lavi.

"Kalo aku bilang bahwa aku dari masa depan kamu percaya?" Lavi langsung melempar pertanyaan begitu mereka berdua duduk di sofa.

Dahi Arutala mengernyit dalam, dari cara Arutala menatap Lavi pun terlihat bahwa ia bingung dengan ucapan Lavi barusan. "Lavi, kalo kamu gak mau cerita, gak apa-apa kok. Jadi, jangan buat alasan gak masuk akal gini."

Lavi sudah menduganya, Arutala tidak akan percaya semudah itu. "Tapi, kamu harus percaya kalo mau tau alasan aku berbuat sejauh itu sama Sahila."

Arutala diam sejenak, berpikir, sebelum pada akhirnya ia mengangguk. Pertanda bahwa ia akan percaya pada apa yang akan di ucapkan Lavi.

"Aku dari masa depan," ungkap Lavi. "Entah aku yang ini mimpi tentang masa depan sampai akhir atau pikiran ku yang dari masa depan balik ke masa lalu."

Arutala menyimak penjelasan Lavi yang masih sulit di cerna dengan akal sehat. "Kayak drama 365 repeat year?"

"Ya kurang lebih gitu, aku tahu ini gak masuk akal, aku juga sempat mikir kayak gitu, tapi ... ." Lavi sengaja menjeda kalimatnya untuk menarik nafas. " ... it's real Aru! Aku yang ngalamin sendiri!"

"Seriously?" Arutala memastikan kembali.

"Yes!" jawab Lavi diikuti dengan anggukan.

Arutala mengubah posisi duduknya menghadap depan dan bersandar. "Emang sih, akhir-akhir ini kamu kayak aneh gitu. Kayak banyak pikiran."

ʜᴀᴘᴘɪᴇʀ ᴛʜᴀɴ ᴇᴠᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang