・*:..・ [ Selamat membaca ] ・..:*・
⏳
"Javin kurang ajar!" kesal Arutala. "Abunya terbang ke sini!!!"
Javin berhenti. Ia mendekati Arutala yang membersihkan wajahnya. "Sorry sorry, lagian kamu kenapa di situ?"
Arutala memukul lengan Javin cukup keras. Laki-laki itu bahkan sampai meringis kesakitan. "Eh, jadi perempuan tuh jangan kasar-kasar!"
"Kalian itu disuruh nyalain api buat bakar ayam bukan api emosi," celetuk Raka. Suami Adhisti ini datang sembari membawa mentega.
Mendengar itu, Javin dan Arutala mereda. Mereka kembali ke posisi semula. "Javin tuh kak, ngipasin api nya kekencengan!"
Javin terbelalak. "Si bocah kalo ngomong kagak pernah di cerna dulu, tai aja diproses."
Mereka kembali ribut saling menyalahkan. Diam-diam Raka pasrah. Kemudian pergi dari sana setelah menaruh mentega. Membiarkan dua orang itu ribut. Raka tak mau capek-capek melerainya.
"Kalian berisik!" teriak Nata dari kejauhan.
"Kamu tuh berisik! Hana lagi tidur!" Arutala balas berteriak.
"Lah kok jadi aku yang salah?" gumam Nata. "Kalian udh nyalain api blm?"
Javin dan Arutala tidak menyahut. Mereka masih asyik adu mulut lalu kejar-kejaran. Nata sampai geleng kepala melihatnya.
"Nata." Adhisti berjalan mendekat ke arah Nata, ia bisa melihat ada Hana yang di peluk erat tengah tertidur. "Mending kamu deh yang nyalain api. Kalo Ayah sama Ibu liat, bisa di amuk mereka berdua nanti."
Nata menghela nafasnya. Mau tak mau ia yang harus melakukannya. Padahal baru saja ia selesai membantu membersihkan Ayam. Ia mengangguk pasrah pada Adhisti.
"Kak Adhisti mau kemana?" tanya Nata.
"Ini, mau taruh Hana di kamar sama Lavi," jawab Adhisti.
"Oh, oke kak!" Nata langsung pergi menuju Javin dan Arutala yang sudah kelelahan.
Begitu pula dengan Adhisti yang sudah menggendong Hana sedari tadi. Angin malam tidak baik untuk anaknya. Sebab itu ia berusaha membuat Hana tidur.
Adhisti masuk ke Villa menuju kamar Lavi. Tak perlu waktu lama, ia sampai di depan kamar sang adik. Adhisti sedikit kesulitan membuka kamar tersebut sehingga ia harus memanggil Lavi agar di bukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴀᴘᴘɪᴇʀ ᴛʜᴀɴ ᴇᴠᴇʀ
Fanfiction『 Book One 』 Percayakah kamu bahwa ada keajaiban yang bisa membawa mu ke masa lalu setelah kematian? Lavia percaya akan hal itu, karena dia sendiri yang mengalami keajaiban tersebut. Setelah terbunuh oleh suaminya sendiri yang gila harta itu, ia ke...