Chapter 9 : Fanmeeting

222 217 60
                                    

・*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・*:..・ [ Selamat membaca ] ・..:*・

Sudah berjalan 8 bulan sejak kembali ke masa lalu. Ini lah hari yang Lavi tunggu-tunggu. Acara tanda tangan novel ketiganya.

Setelah terbit 2 minggu lalu, kini pihak penerbit membuatkan Lavi acara sekaligus menyapa para pembaca setia untuk pertama kalinya. Tentu saja hal tersebut membuat dirinya nervous tak karuan. Ia berharap dirinya tidak akan mengecewakan atau membuat kesalahan tak terduga di dalam rangkaian acara kelak. Semoga saja.

Lavi melirik layar handphonenya yang menyala karena notif yang terus berdatangan. Nama Arutala tertera di sana dengan hampir 15 notifikasi yang memberitahukan bahwa ia sudah di lokasi acara. Lavi ingin membalas pesan tersebut. Hanya saja dirinya tidak bisa leluasa lantaran tengah di rias. Mau tak mau ia harus mengabaikan pesan tersebut.

5 menit kemudian, ia telah selesai. Dirinya sudah siap untuk tampil di depan umum. Lavi tidak tahu siapa saja yang datang. Yang ia tahu, sahabatnya akan datang untuk mendukung dari bangku penonton.

"Ready kak?" tanya salah satu staff.

Lavi mengangguk sambil mengangkat jempol kanannya. Kemudian ia diarahkan menuju belakang panggung.

Saat ini acara benar-benar sudah dimulai. Ia bisa mendengar suara MC yang membuka acara di ikuti sorak tepuk tangan.

"Ayolah, Lavi. Dulu, kamu udah sering tampil depan umum. Gak perlu nervous kayak ga pernah tampil deh," monolognya di tengah kegelisahan.

Ia terus mengambil nafas dalam-dalam, berusaha konsentrasi serta mengatur degup jantungnya yang berpacu dua kali lebih cepat. Mungkin tiga kali.

"Baiklah, mari kita sambut penulis kesayangan kita! Mistlock!!!"

Mendengar nama penanya yang di panggil di iringi dengan tepuk tangan serta teriakan dari bangku penonton, Lavi naik keatas panggung. Menampakkan diri pada dunia, tersenyum lebar sembari melambai pada penonton yang hadir.

"Wow, penulisnya cantik sekali ya seperti tulisannya di novel yang kalian pegang!"

Lavi tersipu malu mendengar pujian dari sang MC. Terlebih, teriakan penuh semangat yang terus di lemparkan padanya membuatnya seakan-akan hanya ada kebahagiaan di dunia.

Perasaan ini, yang kesekian kalinya ia rasakan dan ia sangat bersyukur di beri kesempatan sehebat ini.

Sang MC mempersilakan Lavi untuk duduk di bangku yang sudah di sediakan. Lavi duduk memposisikan diri dengan nyaman untuk satu jam ke depan.

ʜᴀᴘᴘɪᴇʀ ᴛʜᴀɴ ᴇᴠᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang