Di sebuah kamar yang megah dengan nuansa eropa terlihat sosok mungil yang masih terlelap di kasur king size yang ada disana.
'Eunghhh'
Mata itu mengerjap pelan, menyesuaikan pandangannya, melihat tak ada siapapun ia lantas bangun.
"Si Arion kemana sih, kan aku gatau jalan di Mansionnya"
Sosok manis itu terus menggerutu sebal. Ia lalu beranjak bangun dan mendekati pintu keluar.
'Klek, klek'
Nihil, pintu terkunci.
"Ishhh, dasar kaya daddy aja, sukanya ngunci pintu"
Ia lalu memperhatikan sekelilingnya dan melihat balkon, Jovi melangkah pergi ke sana tetapi ia menyadari jika jendela pembatas menuju balkon juga di kunci.
Yang benar saja. Ia bisa mati bosan bahkan tidak ada satupun benda elektronik di sana.
'Apakah Arion miskin'
Dengan perasaan yang marah ia menghempaskan dirinya ke kasur dan memukul mukuli bantalnya sembari terus menggerutu.
"Awas aja ya kalo ketemu, nanti ku gajul titidnya"
Jovi terlihat sangat bosan, bahkan ia terus berguling guling tak jelas. Kadang bahkan ia terkikik sendiri entah apa yang ia pikirkan.
Sementara Arion?
Ia jelas mengamati setiap gerak gerik yang Jovi lakukan, ia sudah memasang begitu banyak kamera disana, bahkan juga di kamar mandi. Untuk kesenangan tentunya.
Ia tak akan mungkin membiarkan sang pujaan hati lepas dari pengamatanya sedikitpun, seakan jika ia berpaling sedikit saja mungkin ia akan kehilangan obsesinya.
"Mengemaskan"-Arion
Melirik arlojinya sekilas, ia lantas pergi menuju kamar dimana ada sosok manis yang ia rindukan.
Rasanya ia merindukannya setiap waktu, Arion benar benar jatuh ke dalam pesonanya.
'Ceklek'
Terlihat sebuah gundukan di atas kasur, Arion lantas mendekat dan.
Grep
Ia memeluk sosok manis itu ke dalam dekapanya sangat erat.
"Eunghh sesaaakh!lepas! Jangan sentuh sentuh aku!"
"Kkkkkk, saatnya minum obat babe, kau ingin aku meminumkannya seperti saat itu"
Jovi menyembulkan wajahnya, ia langsung menatap garang Arion.
"tunda dulu, aku ingin jalan jalan keluar".
Arion mengangkat sebelah alisnya, ia menatap wajah sang pujaan hati dengan intens.
"keluar ya?".
Jovi lantas mengangguk anggukan kepalanya.
"Baiklah sesuai ke inginanmu babe"
Mata itu terlihat berbinar bahagia, ah rasanya Arion jadi tak tega, tapi itu hanya sebuah kebohongan ia tak akan pernah membiarkan sang pujaan hatinya pergi sejengkal pun dari kamarnya karna Jovi adalah candunya.
Melihat Arion yang menyeringai membuat jovi merasakan aura yang tak menyenangkan.
'tak' Arion memukul tengkuk makhluk munyil tersebut.
Arion berfikir untuk menyewa seorang profesor untuk mencuci otak kecil sang pujaan hatinya, mungkin itu bukan ide yang buruk.
"sampai kapanpun kau hanya akan bergantung padaku babe".
mungkin.
__________________________________
"bagaimana?"
"sebentar lagi operasi plastiknya akan selesai Tuan".
sosok itu lalu mematikan sambungan telepon dari salah satu bodyguardnya.
"mungkin ini akan menjadi sedikit rumit,HAHAHAHA...kau hanya akan menjadi miliku, dan akan ku hancurkan siapapun orang yang akan merebutmu, ya... akan kupastikan".
setelahnya sosok itu memandang sebuah foto yang tak lain adalah anaknya.Malvin
"Ahh...Malvin yang malang".
lalu setelahnya ia tertawa dengan sangat puas.
______________________________
tbc.besok atau besoknya lagi bakal double up
kayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Daddy And Husband
AcakTentang Joviar dan segala kekangan yang ia dapat dari daddynya, ditambah obsesi dari suaminya 🔞🔞🔞