11

4.8K 286 5
                                    

Mata indah itu masih setia tertutup, mungkin berada dalam kegelapan lebih mengasikan daripada harus melihat dunia dengan kata "menyeramkan" yang selalu ia dengar dari orang orang yang berada di sekitarnya.

Arion kini sedang duduk di samping berangkar sang pujaan hati, dari satu jam yang lalu ia tak mengalihkan pandangannya dari makhluk mungil tersebut.

Bagi Arion rasanya lebih baik melihat Jovi tak berdaya seperti ini daripada terus mendengarnya mengatakan ingin pergi keluar dan bebas.

"Baiklah mungkin belum saatnya, selamat malam sayang." Arion pergi dari sana tanpa lupa memberikan kecupan pada dahi Jovi.

Terhitung sudah 1 hari Joviar tak sadarkan diri sejak insiden yang bisa dikatakan "pemerkosaan" itu.

______________________

"Jadi namanya Maxvin cray? Dia sangat berbakat dalam memainkan piano benar?"

"Yes sir.."

"Asalkan datanya bersih mungkin aku akan mempertimbangkannya"

"Dia tidak memiliki riwayat kriminal apapun sir, dan akhir akhir ini juga ia membuka less piano yang banyak diminati kalangan remaja, bisa dibilang sekarang menjadi populer"

"Walau begitu, tetap cari semua datanya bahkan mengenai keluarganya"

"Baik akan saya kerjakan, saya akan memberi berkasnya besok pagi sir"

"Hnn, pergilah"

Setelah kepergian salah satu bawahannya, Richard menghela nafas panjang, ia adalah asisten terpercaya milik Arion untuk mengurus segala sesuatu yang terjadi di perusahannya disaat Arion berhalangan hadir.

Dan baru baru ini ia mendapatkan tugas mencari seseorang yang memiki bakat bermain piano untuk istri bossnya itu. Ia bahkan tidak pernah bertemu dengan istri bosnya jika dipikir pikir, benar benar posesif.

Richard mengambil telepon genggamnya dan mulai mencari kontak yang bertulisakan "Arion" ia harus mengabarinya jika sudah menemukan guru less privat untuk istrinya.

'Menghuhungkan'

"Aku sudah menemukan guru privat untuk istrimu, dan bisakah sekarang aku mengambil cutii, akhh pinggangku rasanya mau patah"

"Hnn, jika sampai dia bermasalah kau tau konsekuensinya"

"Aku sudah memeriksanya, besok pagi aku akan mengirimkan datanya juga padamu"

Selanjutnya terdengar suara deheman dan sambungan telepon itu diputus sepihak oleh Arion.

Arion sangat tau dengan apa yang ia lakukan, merusak mental Jovi dengan pemerkosaan pasti membuat trauma yang besar pada sang istri, setidaknya ia harus berbaik hati untuk saat ini kepada pujaan hatinya dengan memberinya less privat bermain piano, karna ia tau bermain piano adalah kesukaan sang istri.

Setidaknya itu membuatnya lebih baik untuk kedepannya. Mungkin.

_______________

"Enghh,"

Mata bulat itu menggerjap pelan menyesuaikan pencahayaan, Jovi merasa linglung sesaat, tapi setelah ia ingat apa yang terjadi padanya sebelum ia pingsan membuat tubuhnya bergetar hebat.

"TIDAKKKK!!! hiksss TOLONGGGG!! ARION!!! hikss.... Bawa aku pulang hikss"

Jovi terus meronta dan melepaskan semua alat alat yang ada pada tubuhnya, pikirannya sekarang hanya satu, yaitu melarikan diri.

'Ceklek'

Mendengar suara pintu yang terbuka membuar Jovi menutup seluruh telinganya dan matanya terpejam erat, ia merasa benar benar takut.

"Hey sayang, aku disini, jangan takut" Arion datang dan langsung mendekap hangat sang istri.

"TIDAKK!!! LEPASKANN hikss..."

"Heyy hey ini aku suamimu, sekarang kau aman, aku tidak akan membiarkanmu mengalami hal buruk itu lagi"

Arion mengecup seluruh permukaan sang istri, dan terus memberinya kalimat penenang.

Joviar masih terisak, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia alami.

"Ayo buka matamu, kau tidak ingin melihat suamimu hm?"

Arion dengan telaten membersihkan air mata yang terus menetes dari mata indah itu. Perlahan Jovi mulai merasa tenang, sedikit demi sedikit ia mulai membuka matanya.

"Arion??.."

"Ya ini aku sayang"

"Hiksss" Joviar langsung mengeratkan dekapannya, ia tidak ingin jauh jauh dari sang suami.

"Hikss...jangan pergii kumohon...a-ku takutt hikss..."

"Itu tidak akan pernah terjadi lagi, percayalah padaku, aku akan terus melindungimu, apa kau tau, aku baru saja mendapatkan guru less untukmu bermain piano, dulu aku sempat melarangmu memainkannya lagi, tapi sekarang aku ingin kau semakin menjadi professional kkkkk"

Joviar yang mendengar hal itu lantas tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya, tapi wajahnya masih terlihat sangat ketakutan.

"A-aku mau, tapi aku takut bertemu orang baru" Mata bulat itu menatap memelas pada sang suami.

'Gotcha' inilah yang ia nanti nantikan, dimana istrinya itu takut dengan orang orang asing, dan untuk dunia luar ia akan sedikit mempengaruhinya dengan membawa bawa rasa takutnya akibat penculikan, dengan ini Joviar tak lagi merengek ingin pergi dari Mansionnya lagi.

Benar benar sebuah rencana yang berhasil walau harus mengorbankan mental seseorang.

"Tenanglah, ada aku yang akan terus disisimu, sekarang apa yang kau inginkan,"

Joviar menggeleng pelan, karna jam masih menunjukkan jam 11 malam, ia memilih untuk kembali tertidur.

"Jangan pergi, terus dekap aku saja"

Arion tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya, walau tak ada ekspresi yang ia tunjukan.

'Cup'

"Oke mari kita tidur bersama dengan aku yang akan terus mendekapmu, lupakan apa yang terjadi, kini kau ada bersamaku, dan aku akan terus bersamamu babe"

Mereka berdua tertidur dengan berpelukan, Berharap akan menemuman sebuah mimpi yang sama untuk di singgahi agar terus bersama walau terdengar mustahil.


______________

"Hhhhh...aku merindukanmu my prince, aku berharap semua ini segera berlalu, dan kita akan terus bersama sampai tua kkkkk, bukankah sangat menyenangkan"

Sebuah bayangan yang sangat indah, berbeda dengan isi hatinya yang terus bergemuruh.

"Aku tidak boleh menyerah, aku tidak pernah mendapatkan apa yang ku mau sedari kecil, dan kini aku akan mendapatkannyaa"


Tbc

Posesif Daddy And HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang