08

8.7K 451 9
                                    

'BUGHH'

'BUGHH'

Begitu banyak pukulan yang diterima oleh Arion dari seseorang yang tak lain adalah Alex.

"Ku berikan anakku dan kubiarkan kau membawanya tapi bukan untuk kau hilangkan semua ingatannya! jika seperti ini caranya aku akan membawa anakku pergi."

terlihat jelas urat wajah Alex yang menandakan ia sangat sangat marah sekarang, jelas ia marah itu semua karna ke egoisan seorang Arion yang menginginkan Joviar hanya untuk dirinya.

membayangkan semua kenangan yang telah ia buat dengan sang putra tercintanya hilang begitu saja lagi lagi membuat Alex menggerakkan giginya.

Arion yang ditatap tajam oleh Alex tak merasa gentar, karna baginya ia harus melakukan itu semua supaya rencanya berjalan dengan lancar.

"kenapa kau terlihat sangat marah dad, kkkk, bukankah itu Bagus untuk kita?." Arion menatap dalam mata Alex.

Sekarang Alex paham apa yang ada dipikiran sang calon menantunya, mungkin kali ini ia harus memanfaatkan kesempatan itu juga sama seperti Arion.

"berapa lama?"

"1 tahun." jawab Arion tanpa ragu

"baiklah."

Alex lalu pergi meninggalkan Arion, di tatapnya sebuah obat yang begitu banyak di dalam sebuah koper mini, Arion tersenyum bahkan tertawa begitu kencang, ia sangat senang, senang karna sebentar lagi semua yang ia impikan akan terwujud, tentu saja bersama Joviarnya tersayang.






_____________________

kini Arion sedang memperhatikan sang pujaan hatinya yang masih terlelap dalam tidurnya.

ia mengelus, mengecup, bahkan sesekali melumat bibir sang submissive, rasanya sangat candu.

"eunghhh..."

Mata bulat dan jernih itu perlahan lahan terbuka dengan pasti.

melirik ke samping, mulutnya terbuka, terlihat seolah akan mengatakan sesuatu tapi sangat sulit, dan kemudian menutup mulutnya kembali, setelah beberapa detik Jovi kembali membuka mulutnya lagi

semua itu tak luput dari pandangan Arion, semua ekspresi yang dikeluarkan oleh kekasihnya benar benar sangat menggemaskan, rasanya ia ingin melahap pipi joviar yang terlihat seperti bakpau lembut.

"s-siapa?"

suara lembut yang mendayu itu meluncur begitu saja dari mulut Indah joviar.

"aku suamimu sayang."

"huh" terlihat jelas kerutan heran di dahi sang sub, ia terbangun tanpa mengingat apapun dan sudah ada orang disampingnya yang mengatakan bahwa ia adalah suaminya.

benar benar sangat membuat lelaki manis itu pusing.

"aku tak mengingat apapun, n-namaku siapa?"

Arion memperlihatkan wajahnya yang terlihat sedih, itu adalah wajah tersedihnya selama ia hidup.

"kenpa kau melupakanku babe? aahh aku sangat sedih, bisa bisanya kau melupakan semua kenangan kita berdua, kau pasti tidak ingat kita berjalan di altar dan mengucap janji suci kita, ini semua karna musuhku yang menyerangmu saat kau berjalan jalan di taman, dunia luar begitu kejam untukmu babe, aku tak mau kau pergi dariku sedikitpun."

benar benar sebuah kata terpanjang yang Arion ucapkan selama hidupnya juga, sekarang ia harusnya sudh menjadi aktor terkenal.

Joviar yang melihat pria tampan didepannya seperti akan menangis, ia ikut sedih matanya kini berkaca kaca

"a-aku tidak bermaksud, aku hanya tidak ingat apapun hikss aku tidak bisa mengingat hiks."

Arion yang melihat sang pujaan hati menangis lantas mendekapnya, ia lantas membisikan kata kata penenang

"tak apa jika kau melupakanku, sekarang hanya ada kita berdua, aku akan selalu menjagamu, dan ingat jangan pernah sekalipun kau pergi dariku."

Joviar yang merasa nyaman di peluk itupun hanya menganggukan kepalanya.

"namamu adalah Joviar babe."

Joviar lalu menoleh kesamping dan menatap wajah Arion, ia mengerti sekarang jika namanya adalah Joviar.

Joviar merasakan perasaan yang aneh setiap ia mengucapkan nama Joviar di dalam hatinya.

malam itu mereka habiskan untuk cudle bersama.


ke esokan harinya, Joviar terbangun terlebih dahulu, ia lalu menoleh ke samping dan melihat Arion yang masih menutup matanya.

sebenarnya Arion sudah terbangun sejak tadi, ia hanya ingin memeluk sang pujaan hati lebih lama.

Joviar lalu sedikit melepaskan pelukan Arion, ia mengangkat tangannya terlihat sebuah cincin terpasang apik di jari manisnya.

ia lalu berfikir kembali, apakah benar ia sudah menikah.

"kenapa kau terus memandanginya babe, kita bisa mengulang pernikahan kita"

cup

Arion lalu mengecup bibir sang sub, terlihat sekali rona merah menjalar di pipi Joviar.

"t-tidak, aku hanya tidak menyangka bahwa sudah menikah, aku masih sedikit merasa aneh, karna tidak tau asal usulku."

"shutttt, kita bisa memulainya dari awal lagi babe."

dua insan itu saling bertatapan, mungkin menerima takdir untuk saat ini adalah hal yang terbaik.

kini Joviar akan meyakinkan hatinya untuk menerima semuanya secara perlahn.

Joviar akan menjalani hidup keduanya bersama sang suami.


sebenarnya Arion tak benar benar menikahi sang pujaan hatinya secara wajar, ia menikahi Joviar saat pemuda manis itu tertidur.

seminggu terasa lama bagi Arion untuk segera mengikat sang pujaan hati, maka ia melakukan hal gila tersebut.





___________________

Disisi lain.

"Aku rasa kau terlihat sangat sedih belakangan ini, apakah karna kau mengganti wajahmu pfttt HAHAHAHA."

"diam. atau akan ku robek wajah menjijikanmu."

"baik baiklah, sekarang kau sudh bisa membuka perban yang ada di wajahmu, ingat kau masih blm bisa untuk melakukan ekspresi berlebihan."

"ck. jangan mengangguku, pergilah!"

"ya  ya ya, aku akan pergi, hati hati saat membukanya."

tak ada jawaban dari pemuda yang sedang duduk di ranjang.

pemuda itu lalu menghadap kaca, ia perlahan membuka seluruh perban yang ada di wajahnya.

glek.

ia menelan ludah, tak ada sedikitpun sisa wajahnya yang dulu, kini wajahnya benar benar telah berganti.

"kini aku adalah Maxvin, bukan Malvin lagi."

"maafkan aku jov."

....









tbc.

see u

Posesif Daddy And HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang