Ulang Tahun

5 2 0
                                    

Hari ini umurnya bertambah.

Dua puluh tahun. Ia duduk di tengah malam menunggu ulang tahunnya sendiri. Tak ada teman, tak ada saudara, tak ada kejutan seperti di media sosial yang ia lihat, dan tak ada apapun, sekalian kegelapan yang menemaninya. Menghela nafas, ia tahu jawabannya. Selalu begini sepanjang hidupnya.

Tak apa, sudah biasa kan. Bisiknya pelan.

Hanya saja, ia berharap tahun ini mereka berhenti bertengkar. Azrikha tidak mengerti, kenapa setiap ulang tahunnya selalu menjadi hari yang buruk. Entah di pagi hari orang tuanya ribut, siangnya mereka memarahinya dan malamnya cambuk besi itu mengenai punggungnya. Azrikha tidak mengerti kesalahan apa yang ia perbuat dalam ulang tahunnya. Karena itu, ia berharap kalau tahun ini tidak terjadi apa-apa.

Tapi ternyata tidak.

Keduanya bertengkar lagi. Sang ibu meneriakkan perceraian, sedang sang ayah mendorong wanita tua itu agar tidak memakinya. Suara mereka beradu di ruangan tengah, beberapa orang lewat menyaksikannya. Azrikha tidak malu, hanya saja kenapa hari ini?

Sejak dulu ia dituntut sempurna. Sebagai anak pertama, dirinya adalah bahan percobaan. Sekolah dasar agama yang keras, lalu karena gagal mendapatkan SMP terbaik, ia dibuang begitu saja ke sekolah belakang. Azrikha menerimanya, bahkan nilainya mumpuni. Peringkat pertama di sekolah dan peringkat 7 antar kabupaten. Dirinya adalah sempurna. Tetapi, kemudian dihancurkan oleh orang tuanya.

Pertengkaran mereka selalu sama. Masalah uang dan cinta. Kalau keduanya tidak mencinta kenapa mereka menikah dan melahirkan dirinya? Kenapa? Ibunya keras, ayahnya juga. Ia hanya gadis kecil yang harus melindungi adik barunya.

Tiap beberapa hari sekali, keduanya bertengkar. Azrikha hanya bisa menutup pintu kamar dan menemani sang adik. Ia sudah melakukan itu sejak bangku menengah pertama. Berlanjut masa-masa atas, ia harus pasrah ketika mereka menyebutnya gila belajar. Satu-satunya cara agar dirinya dilihat adalah dengan nilai. Ia mabuk dalam mendapatkan nilai yang sempurna di atas secarik kertas. Ia bangga ketika akhirnya sang ibu memujinya, tetapi harus patah di tahun berikutnya karena mereka memaki Azrikha yang mengalami sedikit penurunan.

Tahun ini usianya 20 tahun. Ia tidak meminta banyak. Tapi, bolehkah mereka bercerai saja? Azrikha tau, perceraian adalah hal tak baik, tapi jika terus begini— apakah ia sanggup? Bentengnya tak setebal itu. Fisiknya sudah babak belur dengan sabetan setiap kali nilainya menurun. Ia sudah lelah mengurus urusan rumah tangga dan perkuliahan bersamaan.

*****

Karena hubungan yang nyata, ternyata menyakitkan.
Karena hubungan yang tampak megah dan sempurna, adalah kegagalan yang tersembunyi.
Karena hubungan yang terlihat baik, adalah sebuah kesalahan.

Nyatanya, aku ketakutan untuk memulai.
Sebab, kesalahan datang dari yang terdekat.
Sangat dekat, sampai aku ragu, apa aku adalah kesalahan awal?

Illusion Where stories live. Discover now