ㅤㅤㅤㅤRuang berukuran 4 × 4 berwarna putih dengan cahaya di tengah-tengahnya yang berpindar dari bola lampu berukuran 8 watt. Lemari dengan kaca di sisi kiri pintu menampilkan sesosok wanita yang hampir menyentuh usia seperempat abad. Ruangan itu berantakan, sisi kanan kasur nampak sebuah meja kotak yang di atasnya terdapat banyak barang, beberapa bantal berserakan di lantai, kantong-kantong bekas makanan berada di pojok ruangan dan selimut yang bergelung di ujung kasur hampir terjatuh.
ㅤㅤㅤㅤPerempuan dengan kantung mata cukup tebal dan lebam hitam menyelubungi daerah mata menandakan ia kurang tidur akibat menangis. Bola mata oranye kemerahan itu menatap dirinya dari pantulan kaca. Pipi yang sebelumnya berisi cukup bulat kini tirus dan menonjolkan tulang pipinya, bibir kering nan pucat seperti orang sakit, rambut yang terurai berantakan tidak terurus, juga beberapa anak jerawat yang muncul akibat stress.
Sudah berapa lama ia begini? Entahlah. Ia tak ingat.
ㅤㅤㅤㅤIni adalah hari kelima ia mengunci dirinya di kamar. Ah.. ini bukan kamarnya. Ann hampir keliru ketika menatap sekelilingnya melalui kaca yang memantulkan beberapa barang di ruangan tersebut. Menghela napas sekali lagi, Ann merapikan rambutnya dan menuju kamar mandi di ruangan yang sama.
Ann menyelesaikan kegiatan bersih-bersih tubuhnya. Ia sedikit banyak merasa segar. Sisa waktu di tempat ini adalah 2 hari. Pikirannya kembali melalang buana. Tatapannya kembali kosong dan ia menjatuhkan dirinya lagi pada ranjang berselimut putih yang sudah ia rapikan sebelumnya. Setitik air mata jatuh dari sudut matanya. Anneliese menangis untuk kesekian kalinya. Pikirannya kacau lagi. Ia berguling ke sisi kiri dan memejamkan mata dengan sesekali sesenggukan. Anneliese ingat mengapa ia berada di sini, jauh dari rumah orang tuanya. Berkedok melakukan observasi untuk cerita barunya, Anneliese meminta salah satu orang kepercayaannya untuk mencari tempat terpencil. Dan, ujung Halmahera menjadi tujuannya.
Apa yang terjadi? Anneliese menghapus air matanya lagi. Lidahnya merasakan setitik asin ketika cairan tersebut melewati bilah bibirnya. Annelies sudah lelah menangis, tetapi sang tirta bening tanpa warna itu terus melaju keluar dari bola matanya. Ann ingat ia sedang patah hati, namun patah hati kali ini sangatlah menyakitkan sampai ia memutuskan untuk meninggalkan kota tercintanya dan pergi ke daerah terpencil ini.
Ia adalah wanita mandiri, laki-laki itu tidak seharusnya membuat ia berantakan seperti ini. Namun, kenapa ia merasakan sakit yang sangat menyiksa ini? Ann mengusap pipi kanannya yang biasa diusap oleh laki-laki berusia kurang dua tahun dari umurnya. Anneliese Maryam Heidi sedang mengenang pria tersebut. Sakit hatinya tidak hilang. Ia tidak diselingkuhi, namun kenapa Ann kehilangannya?
Ann tahu dirinya tidak layak untuk dicintai, tetapi apakah pria tersebut harus mematahkan dirinya sedemikian rupa? Ia tahu, ia tidak memiliki keluarga yang sesempurna pria tersebut. Ah, Anneliese bukan dari keluarga berantakan, tentu saja orang tuanya lengkap dan masih bersama. Ia bahkan memiliki adik laki-laki yang menjadi kebanggaannya. Ann sudah bekerja, pekerjaannya sempurna untuknya yang hanya memiliki satu gelar pendidikan. Anneliese bukan wanita manja yang hanya bisa meminta dan memaksa. Namun, Kala, nama pria tersebut berkata kalau ia kehabisan cinta untuk mereka. Anneliese tidak mengerti.
—
ㅤㅤㅤㅤPria tersebut datang karena ajakan Lilyana saat pesta ulang tahun Azrikha tahun lalu. Pria yang diminta gadis yang menyandang teman sekaligus adiknya tersebut untuk melukiskan mereka. Juga membuat potrait Azrikha yang hari itu sangatlah manis. Anneliese ingat ketika Azrikha menariknya mendekati pria 22 tahun dan mengajaknya berbicara. Senyum laki-laki yang ia tangkap cukup manis, lesung pipi pada sisi kanan, gigi rapih dan lengkungan bibir yang nampak sempurna membuat Anneliese goyah melihatnya. Mata hitam abu-abu nampak silau hari itu. Ia telah mengenal banyak laki-laki di luar sana, namun hanya Kala yang berhasil menarik perhatiannya. Oh, Ann bahkan ingat, kakak kembar Iloria juga menawan, namun Kala.. ia tidak mengerti, ada sesuatu dari pria tersebut.
ㅤㅤㅤㅤMelalui Lily, ia pun meminta Kala datang lagi untuk melukis di rumahnya. Anneliese tak pernah memiliki foto bersama keluarganya. Ia ingin Kala membuatkannya satu. Anneliese hanya bisa tersenyum tipis dan meringis ketika Kala bertanya mengapa ia tak punya foto keluarga.
ㅤㅤㅤㅤBanyak waktu yang dihabiskan sampai lukisan itu selesai. Di sela waktu itu, Anneliese mengenal Kala lebih dalam. Dengan nama lengkap Anak Agung Setya Nugraha, atau Kala. Ann ingat alasan kenapa nama panggilannya tidak berhubungan dengan nama lengkapnya, “Karena.. tidak ada. Ibuku dan seluruh keluargaku sudah memanggilku begitu. Mungkin tradisi?” Katanya.
—
ㅤㅤㅤㅤPelan-pelan Anneliese mendudukkan dirinya di kasur. Suara tawa Kala tiba-tiba berdengung di telinganya. Suara Kala yang sering kali bersenandung asal, Kala yang kerap mengacak rambutnya seketika.. Kala yang ini, Kala yang itu. Anneliese melempar bantal ke dinding di depannya. Dadanya bergemuruh hebat, ia bergetar seketika. Ann.. ingin lenyap.
ㅤㅤㅤㅤIa hanyalah gadis tanpa kasih sayang yang berusaha mencoba romansa. Namun, patah ketika Kala tiba-tiba menarik diri. Kalimat hari itu bersuara di kepalanya.
—
ㅤㅤㅤㅤHari itu, sebelum semuanya dimulai, Kala berbisik bahwa ia ingin pergi. Entah apa yang terjadi dalam hidupnya, namun Anneliese hanya bisa mematung hari itu. Kenyataannya, meski mereka dekat, Kala tak pernah menceritakan dirinya lebih dari cukup, ia seperti memiliki batas kepada Ann, dan Ann pun melakukan hal yang sama. Mereka bersama namun juga tidak. Kemudian setelah hari itu, Kala menghilang tanpa jejak.
ㅤㅤㅤㅤ Setelah beberapa hari berlalu Ann nyari frustasi mencari Kala, pria itu datang kembali dan menjadi seperti biasa. Ann pun berpikir kalau ia hanya bermimpi saat itu karena setelahnya mereka baik-baik saja. Sampai beberapa waktu kemudian, Kala melarikan diri lagi. Anneliese mencarinya seminggu, dan pria tersebut datang tanpa rasa bersalah dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Terus berulang sampai titik dimana Anneliese merasa lelah dengan sikap Kala yang itu. Puncaknya adalah Oktober 2021 kemarin.
ㅤㅤㅤㅤIa menyerah mencari Kala. Lagi. Pria dengan lesung pipi di sebelah kanan itu datang lagi setelah sepuluh hari menghilang. Dengan dirinya yang berupaya tenang, Ann berbicara, “Hei, Kala, let's break up dari entah apa hubungan kamu dan saya ini. Mari akhiri ketidakjelasan ini.”
ㅤㅤㅤㅤLama tanggapan Kala. Anneliese tidak berani menatap wajah pria tersebut. Ia hanya menunduk dan mengamati sepatu kets berwarna coklat milik Kala dan flat shoes hitam miliknya. Helaan napas singkat terdengar dari sang lawan bicara, “Oke.” Kemudian kakinya berbalik dan meninggalkan Anneliese yang masih tertunduk.
ㅤㅤㅤㅤBulir air mata turun perlahan, Ann membalikkan tubuhnya juga dan berjalan berlawanan arah.
ㅤㅤㅤㅤDan setelahnya, Anneliese menghubungi Nadya, salah satu karibnya. Menumpang di rumah kosannya, Anneliese menangis sepanjang malam. Ia tidak mengerti alasan Kala melakukan semua itu. Ann mencoba mencari tahu dan yang ia temukan justru tidak bisa diterima akal sehatnya. Kehabisan cinta, katanya. Nadya dengan senang hati membantunya berbicara pada Kala, dan Kala menjawab seperti itu.
—
ㅤㅤㅤㅤHari itu Anneliese berpikir banyak, pakah ia terlalu terlalu tidak pantas untuk merasakan romansa? Apakah sebegitu rendahnya ia ketika menyukai seseorang sehingga Kala bisa melakukan hal seperti ini?! Anneliese merasa marah dan jengkel dengan pria yang pernah menghabiskan 10 bulan bersamanya. Dengan kekesalan itu, Ann menghubungi Sagara dan memintanya mencari tempat untuk menenangkan diri.
ㅤㅤㅤㅤSekarang, disinilah ia berada. Sudah lima hari. Dengan mata sembab yang terus mengalirkan air mata. Tatanan hatinya tidaklah semakin baik, ia justru semakin menyedihkan. Kerap kali Sagara menghubunginya untuk memastikan dirinya masih hidup dan tidak melakukan hal lain. Pria dengan usia 28 tahun tersebut menutupi keberadaannya bahkan dari sang kekasih. Anneliese beruntung mengenal Sagara saat ini.
ㅤㅤㅤㅤDua hari lagi Ann harus kembali, respon tubuhnya masih tidaklah bagus, namun ia tidak bisa terus seperti ini. Kala hanyalah kerikil kecil yang membuatnya berantakan. Ann masih memiliki banyak hal untuk hidupnya, tidak seharusnya ia patah karena cinta yang tidak berakhir baik. Anneliese Maryam Heidi membulatkan tekadnya dan menata diri kembali. Sudah cukup ia seperti ini. Anneliese berjanji, esok ia akan baik-baik saja. Ia harus baik-baik saja.—
[ Lyn, 29 Desember 2022. ]
YOU ARE READING
Illusion
Cerita PendekTangan itu bergerak lamat, menuliskan bait-bait kata yang tersusun menjadi kalimat. Ia hanya menginginkan ketenangan. Pikirannya kacau, jadi dia memutuskan untuk menulis semua isi kepalanya. Di dalamnya terdapat bermacam-macam cerita. Penuh deskrip...