****
Berlian sungguh tidak tahu kalau akan ada pengangkatan jabatan bagi seorang Office Girl. Mungkin ada, tapi seharusnya menjadi ketua kebersihan, atau pengawas kebersihan bukan? Atau mentok-mentok Office Girl senior. Tapi mengapa jabatan itu bisa naik menjadi Personal Assistant. Maksudnya, Asisten Pribadi Bos?
Sejak kapan Office Girl bisa menjadi Asisten Pribadi?
"Ini serius, Bu?"
Mungkin sudah sepuluh kali Berlian bertanya demikian, pasalnya Ibu Nani-Kepala HRD di sana baru saja mengatakan kalau mulai besok Berlian akan diangkat menjadi Personal Assistant untuk Direktur Utama yang baru.
Tentu Berlian merasa bingung, kemampuan apa yang ia miliki hingga bisa membuatnya terpilih menjadi Asisten Pribadi Pimpinan tertinggi di perusahaan itu. Bahkan sebelumnya ia hanya bekerja membersihkan ruangan, tidak melayani Pimpinan secara langsung. Berlian tentu merasa bingung.
"Ini untuk seterusnya kan, Bu?" tanyanya lagi masih dengan tampang bingung. "Saya bener-bener naik jabatan gitu, selamanya?"
"Iya, memang kamu gak mau?"
"Mau lah, Bu," jawab Berlian cepat. Tidak mungkin ia menolak tawaran itu, ini adalah kabar terbaik yang pernah ia dengar sejak tiba kembali di Jakarta.
Menjadi Asisten Pribadi Bos tentu memiliki gaji yang lebih tinggi dibanding menjadi petugas kebersihan, Berlian yakin uang gajinya itu bisa menutupi biaya kehidupan sehari-harinya, apalagi untuk biaya sekolah Bevan.
"Jadi, saya mulai kerja besok, Bu?"
"Iya, dan sekarang kamu bisa pulang lebih awal untuk mempersiapkan semua keperluan kamu."
"Secepat itu, Bu?"
"Hem. Pak Argan yang minta seperti itu."
Pak Argan? Berlian bergumam bingung, maksudnya Bos baru mereka bukan? Jadi namanya Argan.
"Tapi kenapa saya ya, Bu? Maksudnya, kenapa saya padahal kan saya belum ada sebulan kerja di sini, ada Mbak Susi atau Mbak Indah yang sudah jauh lebih lama bekerja, tapi kenapa bisa saya?"
"Kamu bisa bertanya sendiri nanti," jawab Bu Nani dengan bibir terkulum tipis.
Ya ampun, Berlian tidak pernah menyangka kalau ia akan mendapat promosi secepat ini, lebih-lebih itu sebagai seorang Personal Assitant. Berlian senang sekali, meski masih terasa membingungkan, tapi Berlian menganggap kalau ini adalah rezekinya. Ia benar-benar tidak sabar menantikan pekerjaan barunya itu.
"Makasih ya, Bu. Makasih banyak."
Lantas Berlian pamit pulang, mempersiapkan segalanya. Tidak lupa Berlian membeli seragam kerja baru. Kemeja, rok, dan blazer. Ia bercerita pada Bude, dengan perasaan yang sangat senang, sayang Mas Abi sedang lembur, jadi kakak sepupunya itu tidak bisa mendengar ceritanya secara langsung.
***
Bukan lagi seragam petugas kebersihan, Berlian kini melangkah memasuki gedung besar itu dengan stelan kantor, kemeja putih, rok span, dan juga blazer, tidak lupa high heels yang mempercantik penampilannya. Sekarang tidak ada sapu dan lap pel yang ia genggam, yang ada hanya tas kerja dan juga buku catatan.
Berlian sudah siap sekali dengan pekerjaan barunya itu. Sebelum naik ke lantai sepuluh dimana ruangan semua pimpinan berada, Ibu Nani meminta Berlian untuk menemui beliau terlebih dahulu di ruang HRD. Berlian diberi pelatihan singkat mengenai jobdesknya.
Apa yang harus ia lakukan, apa saja kebiasaan sang atasan, lalu mengenai jam kerjanya dan juga semua kebutuhan yang harus Berlian penuhi untuk sang petinggi perusahaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAWSOME
ЮморHidup tidak akan berubah hanya karena kita menginginkannya *** Katanya, setiap manusia di dunia memiliki tujuh kembaran yang berbeda darah atau setidaknya orang yang benar-benar mirip, dan Beni percaya itu. Ia percaya kalau di luar sana akan ada ora...