Malam itu gue duduk di ruang tengah. Ga malam-malam amat sih, sekitaran abis maghrib gitu lah. Gue memasukkan 3 jari di sarung jari warna-warni yang ujungnya diberi mata, mulut, hidung, telinga, dan kumis kucing. Itu loh, bagian atas buku cerita "Three Little Cats" yang mirip punya Agnes di film Despicable Me."Do you want to keep a cat?" Tanya gue ke Daffa. Dia hanya mengemut dotnya sambil menatap gue.
"I guess no. Daddy hates cat. He doesn't like their fur..."
Gue menutup buku cerita itu dan mengambil ponsel gue.
"I want that red velvet, I want that sugar sweet. Don't let nobody touch unless that somebody's me... I gotta be a man, there is no other way...-"
Gue mendengar Tanner main gitar di luar rumah. Sambil menikmati lantunan pengamen ganteng, gue sama Daffa sibuk ngestalk akun instagram Greyson.
"Ni anak banyak duit tapi tetep aja ceking -_- emang bener-bener tumbuh ke atas.""Down on me~" Tanner berjalan sambil masih memainkan bagian akhir Sugar dengan gitarnya. "Stop doing that."
"Doing what?" Tanya gue tanpa menatapnya.
"Stalking someone who was your crush," dia menarik hp gue lalu melemparnya di sofa.
"Cieee yang cemburuu (=゚ω゚)ノ( ̄__ ̄)"
"I am not."
"Of course you are. Hahha. Mmm... I think I miss your family. Can we see them soon?"
Tanner masih bete kayaknya. Dia cuma ngelirik sambil megang-megang tangan Daffa di pangkuan gue.
"Denger enggaaa? Yaudah kalo engga nanti aku pergi sendiri dehhh~~"
"Okay I heard that," jawabnya ketus. "But when?"
"Terserah '-') "
"Kamu tau kan kalau lelaki don't like that word."
"Lelaki... wkwk. Gimana mau dibawa ke Indonesia kalo ngomongnya masih ucul gini haaah??" Tanya gue sambil mencubit bibir bawahnya.
"I can do anything for you, but not that fast."
Gue tersenyum melihat ekspresinya yang polos.
"Aku ga suka aja liat kamu dibego-begoin ama abang aku."
Gue kadang pake kata "aku" atau "gue" ya sesuai mood. Asal dia ngerti."He's kinda crazy. Maybe because he's still a 'jones', isn't he?"
Iya juga sih. Abang gue yang botak itu demen banget bego-begoin Tanner pake bahasa Indo. Untung bukan di socmed. Kalo iya langsung aja gue garuk pake pacul -_-
"But I want you to be honest."
"About what?" Tanya gue bingung.
"Who do you actually really miss? My family or my brother?"
Gue memutar bola mata.
"The whole family, Tanner ganteeeng... he's just my brother-in-law."
"From scale 1 to 10, how much do you miss them?"
"Out of the scale. Okay? It's been more than a month."
Tanner merespon gue dengan senyuman aneh. Saking anehnya, anak gue sampe berhenti kenyotin dotnya."Serem ih."
"What?" Tanyanya dengan ekspresi yang sama.
"Engga enak perasaan gue."
"Whaaat...?"
"What are you trying to hide?"
"Nothing. Nothing, sweetheart."
Gue masih menunggunya berbicara. Tapi dia tetep gamau ngomong. Ngeselin emang -_- dasar ibu gorilla. Wkwk
"Don't you feel sleepy?"
"Who? Me or Daffa?"
"Both of you."
"Not really."
"Go to bed, now."
"Hah? Bobo sekarang? Cepet amat."
"Just go. Do I have to carry you both?"
Tiba-tiba dia langsung aja main gendong gue ama Daffa dari sofa. Untung Daffanya lagi gue peluk. Mentang-mentang badannya gede, dengan entengnya gue udah nyampe dalem kamar.
"Masih jam tujuh ih -_- masa tidur jam segini?"
"Tidak mau tidur?"
"Enggak -_-"
"Mau ditidurin?"
"Eh bukan itu pe'a .____."
Dia ikut berbaring di tempat tidur dan berhasil membuat gue dan Daffa "merosot" ke arahnya. Maklum, kasurnya bakal tenggelam kalo dinaikin ama dia.
"Now sleep," ucap Tanner lalu menyisir rambut gue dengan jarinya. Gue tuh paling ga tahan diginiin T.T pasti langsung ngantuk. Yahilah... ini orang mau ngapain sih? Pake nyuruh tidur segala.
"Mau ngapain emangnya?"
"Nothing. You've been working so hard today, right?"
"Gue? Working so hard? Cuma nyapu, masak, cuci piring dikata working so hard? Mabok kali lu ._."
Lama kelamaan mata gue makin sayu. Karena mata gue masih kuat, gue berusaha tetep sadar. Gue pengen tau ntar ni orang mau ngapain selama gue tidur. Jangan sampe pas gue bangun, kompor udah meleduk gara-gara dia -_-
"Why won't you sleep, huh? I didn't do it right?"
Dia keluar dari kamar dan mengambil kipas angin. Tanner mengaturnya biar anginnya bisa rata ke seluruh ruangan. Anjir gimana ga ngantuk -_-
"Buset deh, bang. Niat amat bikin gue tidur ._."
"Tidak boleh ya?"
"Bukan gitu... aneh aja kan."
As the last strategy, dia nepok-nepokin pantat gue kaya bayi dan ini bener-bener udah gabisa gue tahan. Dan akhirnya gue pun tertidur.
---------
Okay. I know we haven't seen Greyson here but keep enjoy the story. Ini quick update abis ngepost part 1 barusan. Masih pemanasan coooyyy haha. Dan skalian tweet yg tadi (di @9reyson) diretweet atau kalo boleh part ini dishare di socmed mana aja terserah elu biar yg baca banyak plus dan hp gue ga sepi notif lagi :') thanks before. AND THANK YOU FOR THOSE WHO EXITED ABOUT THIS BOOK. I LOVE YOU MWAH. Wish me luck on my exams tomorrow (you know I always write stories in a wrong time... blame my mood lol) bye :*