Dan akhirnya gue frustasi sendiri. Gimana kalo kita beneran pindah? Gue bakalan ninggalin negara segala musim ini? Hadehhh... sayang banget.
Gue berjongkok menumpahkan makanan kucing di mangkuk Oreo. Kalo gue liat, kucing ini ga beda jauh ama kucing kampung piaraan gue dulu. Mereka juga sama-sama bilang 'meong?' bukannya 'how are you?' atau 'kumaha damang?'
"Pagi, sweetheart," Tanner menggendong gue yang masih jongkok di lantai.
"Pagi. Put me down ( ̄_ ̄) I feel so small."
Dia mendudukkan gue di meja makan.
"Serius mau beneran pindah? Udah yakin seratus persen? Skala satu sampe sepuluh, persiapannya udah skala berapa?"
"Kalo gamau pindah bilang lah... jangan serang pake pertanyaan gini," ucapnya bete. Bete aja ganteng.
"Bukan gitu, Tan. I just... can't leave everything here."
"Come on, baby. It won't be that bad."
Greyson masuk ke dapur sambil menggendong Daffa. Daffa sendiri udah melek dan udah mandi--
"Waaaahh, udah harum kamu yaaa," Daffa langsung ketawa ngeliat gue. Wkwk. "Dimandiin siapa, anak ganteng?"
"Om ganteng dong," ucap Greyson. "Eh? Do I bother you two?" Dia melirik gue dan Tanner. "If I do, I'll just--"
"No! We're done," gue mencium Daffa lalu keluar.
Gue mengambil jaket dan boots (bukan boots yg mirip punya abang jual ikan ye) lalu keluar. Gue lupa kaga pamit ama laki gue ._.
*bruk!*
Gue nubruk abang ganteng.
"Eh? Kok ikut?"
"Udah ga pamit, ga bawa duit lagi," Tanner ngasih gue beberapa lembar uang. Tau aja gue mau minta :v
"Makasih, om."
"Om? ( ̄__ ̄) by the way kita mau kemana?"
"Ke tempat anak scout yang jualan cookies."
"You know them?"
"Just Kayleigh and Tina."
"Those twins?"
"You know them too?"
"Ya, I attended to their first birthday party. Long time ago."
"I see..."
Gue mengayun-ayunkan tangan Tanner. Dia sama sekali ga kedinginan walaupun angin musim gugur berhembus kencang. Buktinya tangan dia hangat. Mata gue aja ampe perih kalo ga kedip. Hidung gue juga udah menghembuskan uap kaya godzilla gini.
"Dhani! Are you going to help us today??" Tanya Kayleigh semangat.
"I'm sorry but not today."
"Oh... we are going to bankrupt without you (•́-̯•̀)"
"Are you serious??"
"Mm-hm. They always come to us and steal some customers," dia menunjuk sekumpulan anak laki-laki yang juga anak pramuka di sana.
Andai anak di indo kreatif kayak mereka. Bukan soal nyuri pelanggan ya -_- cara mereka cari duit tuh emang mulai dari kecil. Bener-bener diajarin soal sosialisasi. Coba di indo. Yang jualan gini pasti udah anak gede semua. Ya bagus kalo jualan. Kalo cuma modal door to door? Sama aja ga kreatif.
"You said you're going to bankrupt today?" Tanya Tanner.
"If she can't help, I think we are."
"What if I buy them all?"