Hiiii. Curhat dikit boleh ya boleh dooong... gue capek kuliah men -_- tiap mau final exam rasanya berkali2 lebih serem dari ujian nasional. Apalagi hampir semua final gue itu dlm bentuk praktek, teori cuma sedikit. Belum lagi diphp sama dosen yg bersangkutan. Kalo mau kuliahnya enak, gue saranin bener2 ikut sama cita2 deh. Jangan ikut maunya orang lain. Sekian dari gue. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankan ^-^)v dan. Selamat membaca!
~~~~~~~~~×~~~~~~~~~×~~~~~~~
Di sore hari...
"Dhani cepet."
Gue mendengar Dhani ngedumel dari dalam rumah. Wkwk. Gimana engga? Orang dia baru bangun tidur langsung gue suruh ganti baju.
"Jari gue berapa?" Gue ngacungin 2 jari depan mukanya.
"Dua! Buruan panggil taksi."
"Yee..."
"Cepetan dih."
*otw*
Dhani kembali tidur dalam taksi. Dia sih santai aja, gapake nanya kita mau ke mana. Padahal hari ini gue mau kasih kejutan buat dia.
"Bangun oi. Udah sampai. Mau gue tinggal?"
Matanya menyipit. Antara masih mau tidur sama kesel liat gue. Dhani langsung nyelonong keluar taksi.
*bruk!*
"Aduh! Sorry sorry!"
Orang yang Dhani tabrak tiba-tiba mencium bibirnya di depan umum.
*PLAK!*
"HEH! KURANG--"
"Baby it's me." Orang tadi senyum-senyum sambil masih membekap mulut Dhani. Orang-orang yang lewat memperhatikan tingkah laku mereka berdua. Kebanyakan tatapan sinis bahkan seperti melihat sesuatu yang langka. Apa yang salah?
"EH?! KENAPA GA BILANG MAU DATANG (º̩̩́• ̯•º̩̩̀) jahat..."
"Kejutan. Hehe."
Baru aja Tanner mau menciumnya lagi tapi Dhani menghindar. Wkwk. Baru kali ini gue melihat pemandangan kaya gini.
"Sorry..."
"Jangan cium di sini napa? (¬_¬")"
"Emang kenapa?"
"Kalo di sini ga sopan."
"But we are married... ( ˙_˙ )"
"Duh, pe'a. Maksud gue jangan cium depan umum. Bukan gue ngelarang nyium di sini *nunjuk bibir*"
"Ooh... kirain :3"
"Tunggu. Anak lu mana?!"
"Tadaa," Tanner berbalik dan di punggungnya ada Daffa yang lagi bobo di gendongan bayi.
"Sini sini yaampunnn."
Daffa yang tadinya tidur langsung bangun trus ketawa ngeliat emaknya. Gigi susunya sampe dipamer gitu hihi. Gemes.
"Tiket ga lupa kan?"
"Tenang. Kodenya ada di hp," gue mengacungkan ponsel. Panggilan terakhir untuk pesawat tujuan gue terdengar di seluruh ruangan.
"Maksudnya?" Tanya Dhani.
"Greyson udah mau pulang, sayang."
"Hah? Beneran?"
Gue mengangguk. Dhani merespon gue dengan wajah yang sedikit cemberut.
"I think it's your last call," ucap Tanner sambil melihat ke dalam bandara.