Dream Uniform

889 97 15
                                    

Gue menggeser posisi tidur gue. Di luar rumah terdengar seperti sedang hujan. Karena butuh selimut hidup, gue menarik Tanner.
Bukannya langsung memeluk gue seperti biasa, dia hanya berbaring menghadap ke gue.

"Peluk ih..."

Dan akhirnya dia meluk.

"What time is... it?"

"9 PM."

Kok suaranya lain? ._. Berat suaranya ga sama kayak suara laki gue. Dan gue baru sadar kalo tangannya berat.
Gue pun membuka mata dan menoleh ke atas.

"Eh? Uncle Scott?"

"Hi," sapanya sambil senyum.

"When did you get here?? I didn't hear you coming, I'm sorry (•́-̯•̀)"

"Who says I came to your house?"

"Hah? ( ˙_˙ )"

"Look around."

Gue melihat ke sekeliling. Dan yang gue dapati adalah beberapa bagian dinding kamar yang ditutupi cover piringan hitam alias vinyl. Bukan cuma itu. Di atas tempat tidur ada lirik Fix You dari Coldplay.

Greyson's room.

"How did I get--" kalimat gue berhenti ketika gue mengingat ulah Tanner yang memaksa gue tidur tadi.

"I miss you, hehe."

Dia mengacak rambut gue lalu tertawa.
"I miss my asian daughter too."

Senyum gue mengembang mendengar perkataannya.

"So where's the others?"

"Mom, Lexa, and Tanner are in the living room. Daffa is in your room with his uncle. He's trying to make him sleep."

"Why there's nobody wake me up?"

"Well... you know the answer."

( ˙_˙ ) gue kalo tidur emang susah dibangunin. Apalagi kalo yang ngebangunin gue itu suaranya ga menusuk pasti gue kaga bakal bangun. Dan gue tau kalo seisi rumah ini paling ga tega ngebangunin orang yang lagi tidur. Terlalu baaaik.

"You wanna meet them or go back to sleep?"

"Meet them of course," jawab gue lalu tersenyum.

Om Scott keluar dari kamar dan gue ngekor di belakang. Kalo gue jalan di samping dia pas di koridor, yang ada kita nyangkut atau kejepit ._. Gede banget coy.

"Is she still sleeping?" Tanya tante Lisa.

"Ciluukbaa! Hehhe "

"God! Come here, sweetie."

Tadi gue nongol dari belakang om Scott. Ga perlu sembunyi, berdiri di belakang dia aja gue udah ga keliatan.

"Did you sleep well?"

"Mm, kinda."

"Kinda?? What happened?"

Gue melirik Tanner lalu balik lagi ke tante Lisa.

"I was sleeping too early. I felt weird."

Tante Lisa menarik memeluk gue lalu meletakkan dagunya di kepala gue. Gue melambaikan tangan ke Alexa yang duduk jauhan dari kita.

Dia membalas lambaian gue.
"I got good movies from my friends. Wanna see it tonight?"

"No horror, please (•́-̯•̀)"

"You know that we have the same taste on movies ( ˙_˙ ). It's like a girly movie and there's magic story on it."

"Sounds cool. Is that in your laptop?"

"Yep."

Ga lama kemudian Greyson duduk di samping gue dengan Daffa di pelukannya. Daffa sendiri masih bangun memakai baju kaos yang lumayan besar di badannya. Dan ga pake celana ( ̄_ ̄) cuma popok. Kasian kan kalo pantatnya dingin. Ntar buttcheeksnya mengkerut ._.

"Is that your shirt?"

"Yeah. I changed his clothes to mine because he threw up on me when he---"

"Threw up??!"

Gue memegang dahi dan pipinya. Badannya adem dan ga ada tanda-tanda kalo dia lagi sakit.

"He didn't throw up actually. Just trying to spit the frozen yogurt out from his mouth, but it fell on his shirt."

"Don't, make, me, panic ( ̄___ ̄)"

"Hahha, I'm sorry."

Setelah ngobrol sebentar, gue dan tiga bersaudara masuk ke kamar Lexa. Mumpung ada tante Lisa yang semangat bobo bareng cucunya, jadi malam ini gue free.

Tanner dan Greyson duduk di lantai. Sedangkan gue dan Lexa tengkurap di atas tempat tidur. Sesekali gue berbaring lagi. Dada gue jadi sakit efek tengkurap kelamaan.

"I think he's not going to kiss her," ucap Greyson. Dari awal nonton kayaknya dia nyari mesumnya doang ( ̄__ ̄)
"Can we just watch Fifty Shades of Grey?"

Anjir to the point amat ( ˙_˙ )

"I don't have it. Even if I had it I won't let you to watch."

Greyson membuat duck face ke Lexa. Emang rada-rada ni anak ( ̄__ ̄)

Beberapa menit berselang, akhirnya adegan yang Greyson tunggu-tunggu muncul juga. Gue yang udah ngubah posisi jadi duduk sambil dipeluk Tanner anteng-anteng aja nontonnya. Pas ciumannya makin ekstrim, Tanner malah menutup mata gue (-_-)
Gue mengintip Greyson di sela-sela jari Tanner. Ternyata Lexa berusaha nutupin mata Greyson tapi tu anak malah nahan tangan kakaknya.

"Mau liat..." bisik gue.

Tanner cuma nyium pipi gue tanpa melepas tangannya.

"Please, they're just kissing...!"

"And grabbing ass."

Gue menghela napas. Percuma udah cukup umur tapi begini ( ̄__ ̄)

Menuju akhir film, mereka putus dan cowonya sekolah ke luar negeri. Di sana dia ketemu cewe lain dan akhirnya gantung. Entah dia pacaran sama cewe itu atau kena friendzone. Mereka keliatan sama-sama bahagia.

"What if I do the same?" Tanya Greyson lalu melihat ke kita.

"You mean school in another country?"

"Ya. It sounds cool. Just imagine, me, wearing uniform. I think it would be great."

Greyson menutup program pemutar film di laptop Lexa lalu mematikannya.

"If it's real, what country it would be?"

Dia memandang kedua saudaranya lalu berhenti di gue.

"How about Indonesia? (:"


__________________________

VOTE, RETWEET MY LINK STORY on @9reyson, AND SHARE PLEASE (з'Д'ε) thank you *love love*

Tiang Listrik, I'm in Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang