꧁🅢︎🅐︎🅤︎🅓︎🅐︎🅡︎🅐︎꧂
❗Ada sedikit adegan kekerasan❗
Cklek
“doyoung pul—
BRAK!
Tubuh lemas itu tiba-tiba menegang saat vas bunga melayang tepat disamping dirinya.
“masuk”
Doyoung menatap was-was kedua orangtuanya yang menatapnya tajam dan menusuk. Dengan langkah gentar anak itu melangkah kearah kedua manusia gila kerja itu sambil menenteng piala miliknya.
“kau lupa apa yang saya bilang doyoung?” tanya Adira pelan sembari berjalan mendekati sang anak.
“maaf ma—
“juara satu Kim doyoung! JUARA SATU! LALU KENAPA KAU DATANG DENGAN JUARA DUA!! SAMPAH!” Adira membara, wanita gila kerja itu mulai menjambak rambut anaknya dengan kuat, tangan wanita beranak 2 itu menghempaskan piala dari tangan doyoung.
“ma.. maaf—
Plak!
“maaf? MAAF? LALU JIKA KAU BILANG MAAF APAKAH KAU AKAN MENDAPAT JUARA SATU?” Adira semakin memperkuat jambakannya, tak ada belas kasihan dimatanya.
Doyoung menahan tangan mamanya sembari terus memohon meminta agar jambakan itu dilepaskan saat dia rasa beberapa helai rambut tercabut dari kulit kepalanya.
Mata berkaca-kaca itu bergilir menatap sang papa yang duduk memangku kaki sembari menatap datar kekerasan yang tengah diperbuat sang istri kepada anak bungsu mereka itu.
“doyoung minta maaf ma.. pa..” lirih doyoung mulai lemah.
Jambakan dilepas lalu Adira melangkah keluar dari rumah entah kemana membuat doyoung menangis tersedu-sedu di lantai.
Yandra, papa doyoung. Lelaki itu berdiri lalu berjalan mendekat anak lelakinya.
Doyoung menatap sang papa dengan berderai air mata serta tangisan pilunya yang menyayat hati.
“payah! Saya tak menginginkan anak payah, lemah dan bodoh sepertimu!” perkataan kejam Yandra berhasil membuat doyoung kembali mengeluarkan tangisnya.
“DIAM! telinga saya sakit” Yandra menarik kasar tangan anaknya lalu membawa anak itu kekamar.
Pintu kamar dibuka kasar lalu punggung doyoung ditendang kuat membuat lelaki kelas 1 SMA itu tersungkur di lantai kamarnya yang dingin. Terlihat lebih menyedihkan dari saat dirinya dikata-katai oleh junkyu di tempat lomba tadi.
Yandra turut masuk kamar lalu mengunci pintu. Lelaki yang sama gila kerjanya dengan Adira sang istri mulai membuka ikat pinggang miliknya.
Tanpa ba-bi-bu Yandra langsung menyerang si bungsu tanpa ampun membuat anak itu dengan histeris berteriak saat punggungnya terasa perih karena di cambuk sang papa.
“AARGHH PA—S,SAKIT PAA” suara doyoung melengking bergetar dari mulut doyoung tak membuat aksi gila sang papa berhenti.
“apa? sakit? SAKIT HA? PAYAH!”
cambukan itu semakin membabi buta, apalagi saat sesekali sang papa menjambak serta menendang punggung darah dagingnya sendiri.
Setelah puas mencambuk Yandra mengambil silet lalu mengarahkannya pada pergelangan tangan anaknya.
“en—engga pa! Doyoung minta maaf, jangan pake sile—ARGHHHG hiks s,sakit. Jangan siks-
“DIAM!”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊☘︎
Fiksi Penggemar"gue benci sama lo, dan gue gak akan nyesel pernah benci sama lo" -Jᴜɴᴋʏᴜ "aku sayang kakak, tapi kenapa kakak kayak gini ke aku?" -Dᴏʏᴏᴜɴɢ Karena perlakuan orang tua mereka membuat keduanya menjadi asing. Entah junkyu yang selalu benci melihat Doy...