JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌
•••
"Sudah bertemu dengan Haechan ?" Tanya Jaemin yang saat ini sedang bersiap-siap untuk tidur."Sudah, tadi dia datang menemui ku ke sini"
"Masalahnya sudah selesai ?"
Minjeong mengangguk. "Aku sudah bicara dengannya. Dan ya, mau tak mau aku harus membiarkannya pergi"
"Tidak apa, dia hanya pergi ke luar kota kok. Kita juga bisa menemuinya nanti"
"Iya"
"Oh iya, sebelum tidur aku harus menunjukkan dulu foto-foto di apartemen itu, sini" kata Jaemin yang langsung duduk di sisi ranjang dan menepuk tempat kosong disisinya.
Minjeong pun segera mendekat dan memperhatikan Jaemin yang sedang mencari-cari fotonya.
"Wahhh...itu terlihat sangat bagus" gumam Minjeong saat Jaemin menunjukkan foto-foto itu.
"Benar kan ? Kau suka ?"
Minjeong mengangguk. "Iya, aku suka"
"Bagaimana kalau kita coba untuk pergi ke sana secara langsung ? Jika benar-benar cocok, maka kita harus tinggal di sana"
"Boleh, kapan ?"
"Aku akan membicarakannya dulu dengan teman ku. Karena sebenarnya ini sudah di kosongkan sejak minggu lalu"
Minjeong mengangguk lagi. "Iya, oppa atur saja waktunya"
"Kau tau ? Semoga saja ini akan benar-benar tepat untuk kita. Karena aku ingin segera pindah"
"Kok oppa jadi tidak sabaran begini ?" Kata Minjeong yang langsung bangkit dari duduknya dan segera mematikan lampu kemudian menyusul Jaemin yang sudah berbaring di ranjang.
"Aku kan memang begini"
"Yah...sepertinya semua lelaki sama saja"
"Namanya juga pria sudah beristri, tentu akan seperti itu, sayang"
"Oh iya, sebelum tidur, bermain sebentar yuk ?""Eoh ? B-bermain ?"
Jaemin mengangguk kemudian mulai memeluk Minjeong dan menggesek-gesekkan hidungnya pada tengkuk leher istrinya itu.
Minjeong, saat ini nafasnya tercekat. Walaupun dirinya dan Jaemin sudah sering melakukan itu, tapi dia masih tetap malu dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Setiap Jaemin mendekatinya seperti itu, nafasnya jadi tak beraturan begitu juga dengan degup jantungnya.
"Kau bilang ingin punya putri kecil yang lucu kan ? Jadi, kita harus berusaha lebih keras agar keinginan itu cepat tercapai" gumam Jaemin.
"T-tapi besok oppa harus bekerja"
"Tidak apa-apa. Bermain sebentar tidak akan mengganggu waktu tidur ku. Bahkan kalau kau mau bermain sampai pagi pun tak masalah. Aku bisa melakukannya"
"Mulai kan mulai"
Jaemin pun terkekeh. Kemudian memundurkan wajahnya agar bisa menatap Minjeong. "Mau kan ?"
"Memangnya kalau menolak bisa ?"
"Tidak sih, aku tidak menerima penolakan" jawab Jaemin kemudian mengunci tubuh Minjeong dengan kedua tangan yang ia tumpu di kedua sisi tubuhnya.
Dengan malu-malu, Minjeong mengalungkan kedua tangannya pada leher Jaemin. "Kalau begitu lakukan saja"
"Bagaimana kalau kau yang mulai duluan untuk malam ini ?"
"Huh ? Aku ?"
Jaemin mengangguk. "Aku ingin tau bagaimana jika istri ku mulai agresif. Sepertinya akan sangat menarik jika kau yang mengendalikan permainan malam ini. Dan ya...kau tau ? Kau terlihat sangat cantik jika dilihat dari bawah"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Fanfiction[Sequel dari cerita "Pembawa Sial"] Di dunia ini tidak ada kebahagiaan yang abadi.