Halo, sebelum membaca cerita ini harap follow sebagai bentuk apresiasi pada author. Jangan lupa vote dan komen. Happy Reading.
~~~
Keluarga utuh itu seperti apa?
Kehangatan orang tua kepada anak nya itu bagaimana?
Setiap kali bertemu, Ayah hanya menjanjikan ku dengan ribuan janji yang belum Ayah tepati.
Apakah Ayah masih mengingat janji itu?
Apakah Ayah sudah melupakannya?
Bagaimana bisa Ayah melupakan itu semua?
Kami juga ingin melupakan janji manis Ayah belasan tahun yang lalu..
Umur ke 15 tahun Jean.
"Nenekk!!"
Jean menangis memanggil sang Nenek yang sudah tak bernyawa. Nenek Jannah akan dikebumikan. Jean memberontak dikala tanah kuburan menutupi seluruh tubuh sang Nenek.
"N-nenekk.."
"Maafin Jeaann nek.. Tolongg balik.. Jean sama siapaaa!!"
"NENEKK!!"
Erangan Jean yang pilu membuat siapapun yang mendengarnya ikut menangis. Sekala yang sedari memeluk Jean, tak ada hentinya membisikkan Jean.
"Je, jeaann.. Hushh.. jangan nangis terus ya? Lo kuat! Ikhlasin nek Jannah.."
Seakan akan tuli, Jean tetap memanggil nenek seolah nenek mendengarnya. Bermonolog sendiri.
"Nek.. nanti Jean sama siapa nekk. Nenek tega ninggalin Jean? Jean gak punya siapa siapaa nek. Jean sendiriaann! Nenek ayoo pulangg!"
Sekala ikut menangis, terlalu sakit. Luka Jean terlalu sakit hingga siapapun yang bersamanya juga ikut merasakannya. Jean tak terima. Ini terlalu mendadak, Jean terlalu menyayangi nenek Jannah hingga tak sadar jika nenek Jannah bisa kapapun di panggil Tuhan.
"Jean.. nenek udah pulang, udah tenang disanaa, lo istighfar ya.."
"Kal.. nenek kal.. gue sama siapa kalo gak ada nenek.. Tolong panggil nenek kal.."
"Ada gue Je, ada gue yang bakal terus sama lo.."
***
Rigel berumur 4 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Fanfiction[Local au Enhypen] on going "Kita harus tetap bertujuh, jangan ada yang pergi, janji?" "Janji!!" sahut mereka dengan kompak. "Pokoknya apapun yang terjadi, gak ada yg bisa mecahin kita. Kita pelangi, kalo salah satu warna redup, warna yang lain haru...