[14, Ada apa dengan Satrio]
"Masalah hidup yang tidak ada habisnya, seakan menuntut diri untuk tetap tersenyum menyembunyikan hal yang tak seharusnya disembunyikan. Perihal cinta kasih dan sayang yang terukir kecil namun indah yang tak bisa lagi dirasakan. Bisakah aku seperti yang lain? Bukankah dunia tidak adil jika membiarkan ku seperti ini? Ketidaksempurnaan yang tidak bisa dilihat, masalah hati yang selalu saja menyakitkan, terbeban pikiran dimasa muda. Bolehkah aku bahagia seperti yang lainnya? Tuhan, aku menunggu jawabanmu."
***
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Satrio tidak ikut dengan teman temannya ke kantin, katanya ingin sendiri dulu. Meskipun beda kelas, Jeki dan Jaya selalu menjemput Satrio jika istirahat, kelasnya searah dengan kantin. Berbeda dengan Mahesa yang masih harus naik tangga untuk ke kelasnya.
Kelas nya begitu sepi, hanya dia sendiri dengan angin sepoi-sepoi dari jendela kelas, Satrio merasa lemas seperti tak bertenaga, pagi pagi biasanya ke sekolah bersama Rahayu, sekarang tidak lagi. Satrio jadinya malas bersekolah.
Satrio bosan hanya sendirian, lipatan tangan yang dijadikan tumpuan kepala membuat tangannya pegal. Satrio menghela napas berat. Semenit kemudian ia bangun dari posisinya, duduk tegak lurus menghadap Rahayu yang tiba tiba berada di depan bangkunya. Satrio mengerucutkan dahi.
"Ngapain kesini?" tanya Satrio pada Rahayu, nada bicaranya tetap lembut, seperti biasanya.
"Satrio.. aku, mau minta maaf.." Rahayu menunduk, enggan menatap Satrio yang duduk ditempatnya.
"Lo gak salah, Ra. Gak ada yang perlu dimaafin." Rahayu sedikit kaget mendengar Satrio dengan sebutan 'lo-gue', Rahayu pikir dia akan kembali berteman baik dengan Satrio, ternyata dia terlalu banyak berharap.
"Gimana kabar kamu?"
"Gue biasa aja."
Rahayu terdiam, jawaban Satrio yang ketus sudah menyadarkan dirinya. Satrio membuang muka ketika Rahayu menatap wajahnya.
"Satrio, kita masih bisa temenan kan? Aku gak mau asing sama kamu." Satrio menoleh, apakah dia gila? Bukannya kemarin dia ingin dekat dengan Naren? Kenapa sekarang tiba tiba datang dan berkata seperti itu?
"Aku gak mau kita bertengkar dan ngejauh, aku suka kamu.." Satrio menoleh tak bisa berkata-kata dengan apa yang diucapkan gadis didepannya ini. Sebenarnya apa maunya?
"Kita masih temenan, Ra. Tapi kalo kita deket kayak dulu lagi, maaf gue gak bisa."
"Kenapa gitu, Sat? Bukannya ini yang kamu mau dari aku? ungkapan rasa suka aku kan?" Rahayu berbicara sedikit meninggi. Tidak, dia tak bisa melepaskan salah satu dari mereka. Rahayu masih punya perasaan pada Satrio, tapi dia tetap masih menyukai Naren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Fanfiction[Local au Enhypen] on going "Kita harus tetap bertujuh, jangan ada yang pergi, janji?" "Janji!!" sahut mereka dengan kompak. "Pokoknya apapun yang terjadi, gak ada yg bisa mecahin kita. Kita pelangi, kalo salah satu warna redup, warna yang lain haru...