[02, Menceritakan Luka Lama]
"Setelah itu terjadi, aku menjadi sangat benci pada diriku sendiri. Semua ini salahku, aku begitu bodoh sampai sampai aku kehilanganmu, wanita cantikku." -Rigel Bintang Cakrawala.***
Hembusan angin dari jendela kamar Rigel membuatnya tenggelam dengan angan angan hangat bersama keluarga kecilnya. Dari meja belajarnya Rigel setia melihat langit sambil menopang dagu dengan tangannya, larut dalam lamunan imajinasi.
Rigel sangat bosan menunggu sang Kakak pulang sambil menonton konten konten video belajar di ponselnya. Tapi setelah dipikir-pikir, Rigel sedikit bebas karena tidak ada Kakaknya disini, jika ada pasti dia akan dijahili habis habisan.
"Adek belajar?" Suara lembut Bunda dari pintu berhasil membuat Rigel tertoleh untuk melihat sumber suara. Terlihat bunda berjalan menghampiri Rigel dan mengelus punggung anak bungsunya.
"Weekend loh ini, kok gak ikut keluar sama Abang?"
"Abang lagi ada pertemuan Osis katanya, entahlah ngapain."
"Kok gak ngajak temen temen Rigel kesini? Jean, Sekala? Kemana?"
"Jean latihan Taekwondo, Sekala katanya mager mau kesini." Jawaban Rigel membuat bunda tertawa kecil menanggapi hal itu, bunda kembali bertanya.
"Kan kalian sering main bertujuh, Jaya, Jeki sama Satrio kemana?"
"Mereka tim paling sibuk bun, yang satu punya kebiasaan datengin kerumah nenek setiap minggu, sisanya ikut ekskul tambahan."
"Hmm.." Bunda tampak berpikir mencari ide untuk keluar rumah bersama Rigel.
"Gimana kalo bunda ajak ke timezone?" Mendengar itu, Rigel sangat bersemangat seperti ada listrik yang mengalir di tubuhnya, responnya begitu berlebihan.
"ASIIKK! AYOK!" Bunda geleng geleng kepala melihat Rigel bersemangat seperti ini. Senyum tulus yang selalu terpancar membuat Rigel semakin sayang dengan sosok ibunda tercintanya.
"Kalo gitu, Rigel mau beres beres badan dulu nih."
"Semangat banget kalo disuruh main. Yaudah, bunda juga mau siap siap."
***
Rigel mengetikkan pesan pada Mahesa untuk memanas manasi kakaknya saat ini. Apalagi kalau tidak pamer jika diajak Bunda untuk jalan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Fanfiction[Local au Enhypen] on going "Kita harus tetap bertujuh, jangan ada yang pergi, janji?" "Janji!!" sahut mereka dengan kompak. "Pokoknya apapun yang terjadi, gak ada yg bisa mecahin kita. Kita pelangi, kalo salah satu warna redup, warna yang lain haru...