6

0 0 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat mendukung untuk membalas senyuman mentari pagi yang bersinar lebih awal di banding biasanya, Lulu hampir tidak bisa tidur menantikan pagi hari dengan segudang pikiran sejak kemarin membuat janji dengan Reno yang akan mengantarnya ke kampus. Ini kali pertama ia di antar pria selain Leon atau Restu, membuat Lulu tidak dapat mengartikan perasaannya saat ini.

Bahkan pagi ini tidak ada teriakan mamanya yang ia dengar karena sebelum mama dan Lala bangun ia sudah lebih dulu mandi.
Memilah baju terbaik yang akan di kenakannya walaupun semua yang ia coba adalah kaos hitam berbagai corak, parfum pemberian Shila yang tidak pernah tersentuh olehnya akhirnya ia kenakan karena lulu tidak terlalu suka wangi parfum namun hari ini seakan pengecualian, ia akan merombak semuanya yang biasanya ia tidak pakai.

Di meja makan Lulu tidak fokus pada sarapannya melainkan matanya terus tertuju pada ponsel yang belum juga ada panggilan.

Apakah dia lupa janjinya pagi ini? Apakah dia belum bangun? Apakah terjadi sesuatu di jalan seperti saat pertama kali mereka bertemu?
Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya.

Saat ini jam menunjukan pukul tujuh lebih lima belas menit. Biasanya Lulu sudah berangkat ke kampus, bukan telat kuliah yang ia khawatirkan namun Reno yang tak kunjung datang yang ia pikirkan.

“Hai.” Sapa Reno.

“Kamu.” Lala terkejut melihat Reno yang tiba-tiba ada di hadapannya.

“Hallo tante?” Sapa Reno pada Lastri yang sedang asyik mengelap meja tempat pelanggan.

“Hallo.” Telisik Lastri menatap Reno dari atas sampai bawah mengingat kembali sosok laki-laki yang ada di mobil tempo hari mengantarkan Lala pulang.

“Saya Reno, tante.”Dengan sopan Reno memperkenalkan diri membuat Lala kagum dengan sosok Reno yang santun namun dalam benaknya timbul pertanyaan untuk apa Reno datang sepagi ini?

“Reno yang kemarin antar Lala?” Lastri pura-pura tidak mengetahui apapun padahal saat itu Lala panjang lebar curhat mengenai Reno padanya.

“Iyah tante.” Reno tampak bingung karena saat mengantar Lala tidak menyapa mamanya.

“Ayo kita ke atas sarapan dulu, Ren.” Ajak Lastri.

“Gak usah tante, aku kesini mau antar ke kampus.” Reno menunjuk Lala yang mengenakan baju sabrina dipadukan dengan rok putih.

Lala kebingungan. Ia tidak pernah mempunyai janji untuk di antar ke kampus oleh laki-laki dihadapannya. Sungguh pria yang misterius bagi Lala namun ia menyukainya, entah mengapa!

“Yuk.” Ajak Reno mengangguk memberi isyarat pada Lala.

“Sana kamu siap-siap sayang.” Kata Lastri seakan pengganti persetujuan untuk mengantarkan anaknya ke kampus yang entah mengapa Lastri menyukai Reno dipertemuan pertamanya.

“Aku ambil tas dulu yah ke atas.” Lala segera berlari untuk mengambil tas sekaligus sedikit memoles wajahnya.

"Pelan-pelan sayang." Ucap Lastri saat Lala terbirit-birit lari menuju kamarnya membuat Lastri dan Reno terkekeh.

Padahal jika tahu Reno akan mengantarnya ke kampus mungkin Lala akan mengenakan pakaian yang lebih anggun dan mengenakan make up yang lebih menonjol.

Lulu terlihat gundah dengan ponselnya namun Lala seakan tidak punya waktu untuk menanyakan kegundahan Lulu di meja makan. ingin sekali Lala menanyakan ada apa dengan Lulu karena baru saja kemarin Lala melihat Lulu tampak bahagia namun sekarang wajahnya tersirat penuh kekhawatiran.

“Mah aku berangkat yah.” Pamit Lala tidak lupa mencium tangan mamanya.

“Iya kalian hati-hati yah.” Pesan Lastri di balas dengan anggukan keduanya.

LaLu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang