7

0 0 0
                                    

Matahari pagi tak dapat membuat Lala bersemangat seperti biasanya. Sejak kemarin Lala tidak bangkit dari tempat tidurnya bahkan semalaman Lala tidak dapat memejamkan matanya hingga pagi. Pikirannya terus memikirkan Reno yang kemarin mendapatinya kambuh dari penyakit kanker hati yang dideritanya sejak kecil. Lala mengutuki penyakit yang betah bersemayam dalam tubuhnya sehingga ia tidak dapat mempunyai kehidupan layaknya orang lain. Telat makan obat dapat membuatnya sesak dan kesakitan seperti kemarin.

"Sayang kamu gak pergi ke kampus." Tanya Lastri yang melihat Lala masih meringkuk diatas kasur.

Biasanya Lala paling semangat untuk pergi ke kampus. Mandi dan mengenakan baju yang ia mix and match karena Lala seorang mahasiswa desain pakaian. Membuat sarapan dan membantu mamanya menata meja makan tapi sekarang Lastri baru pertama melihat anak kesayangannya murung bahkan saat ia menahan rasa sakit tidak akan tetap tersenyum.

"Kamu kenapa?"
"Kamu sakit?"
"Kita ke rumah sakit yah." Lastri benar-benar khawatir melihat wajah Lala yang terdapat mata panda dan tampak kusam.

Lala menggeleng kepala karena ia tidak merasakan sakit apapun hanya saja sekarang perasaannya sedang kacau mengingat Reno.

"Karena pria itu yah?" Tebak Lastri.

Lala mengangguk pelan.
"Dia pasti gak mau ketemu Lala lagi mah."
"Padahal baru sekarang Lala punya teman baru tapi pasti sekarang Reno udah gamau ketemu aku lagi karena tahu aku sakit!" Lala menahan air matanya.

Lala tidak mempunyai teman seperti Lala karena mamanya khawatir jika Lala mempunyai teman maka akan mengganggu kesehatan Lala yang harus dijaga ketat. Baru pertama Lala mendapatkan orang yang mau menemani dan mengobrol dengannya, rasanya senang dan membuat Lala mendapatkan udara segar mengingat Lulu yang bahkan saudara kembarnya tidak dekat sejak tragedi saat usianya sepuluh tahun.

"Engga kok sayang!"
"Dia pasti nemuin kamu lagi." Hibur Lastri seraya mengusap rambutnya.

"Gak mungkin mah, kemarin Reno langsung pergi ketakutan." Lala mengingat jelas bagaimana Reno panik dan pergi begitu saja.

Lastri memeluk Lala menguatkan sang anak. Memberi dekapan hangat agar Lala lebih tenang kalau Lastri akan selalu ada untuk anak tercintanya.

Lulu bergegas keluar kamar setelah mengenakan pakaian serba hitamnya tak lupa kalung hitam yang mencekik lehernya sebagai ciri khas agar lebih garang. Pintu kamar Lala terbuka lebar dan tampak seorang ibu memeluk anaknya seraya membelai rambutnya. Lala terlihat hangat dalam dekapan Lastri membuat sekujur tubuh Lulu merasa panas dan mengepalkan tangannya.

Lulu berlalu melewati meja makan yang biasanya ia duduki sebelum berangkat ke kampus namun sekarang rasanya Lulu tidak ingin berlama-lama di rumahnya.

Lulu menuruni tangga dengan cepat menuju tokonya yang harus ia lewati kalau ia ingin keluar rumah. Seorang karyawan toko sedang menata roti-roti yang baru mereka panggang.

"Toy minta roti coklat satu." Tangan Lulu menodong roti yang sedang Otoy susun.

"Tumben makan roti kak?" Tanya laki-laki gemulai yang umurnya hampir sama dengan Lulu hanya saja Otoy tidak melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi dan bekerja di toko roti mamanya.

Lulu hampir tidak pernah menyentuh roti coklat yang dijual ditokonya karena roti coklat itu adalah makanan favorit Lulu sejak kecil resep dari papanya Lulu. Ketika memakannya Lulu selalu merindukan papanya yang selalu mengerti Lulu dan sekarang entah Lulu karena lapar ingin sarapan atau memang sedang membutuhkan papanya ada karena Lulu hampir sudah tidak sanggup menghadapi mamanya yang pilih kasih bahkan Lulu merasa tidak diinginkan oleh Lastri.

Lulu memasukan roti coklat kedalam tasnya dan segera pergi dengan motor tua milik papanya. Padahal sudah sering Lulu melihat dekapan hangat Lastri pada saudara kembarnya itu namun mengapa hatinya masih tetap sakit kala melihat kehangat itu. Kehangatan yang Lulu juga dambakan dari Lastri namun sepertinya hanya menjadi harapan semu. Lulu menarik gas dengan kencang karena menurutnya yang dapat melupakan kesedihannya adalah tabrakan angin pada tubuhnya akan membawa kesedihan terbang menjauh walau kesedihan itu datang kembali setiap saat.

LaLu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang