"Lu, tunggu!" Ucap salah seorang mahasiswi yang berlari ke arahnya.
Lulu terhenti dan menengok ke belakang, dia sepertinya bukan teman sekelasnya bahkan tidak satu fakultas dengannya karena dia keluar dari koridor yang berbeda.
"Gue boleh minta tolong gak?"
"Minta tolong apa?" Tanya Lulu heran ada orang tidak dikenalnya tiba-tiba minta tolong.
"Gue temen sekelasnya Lala, hari ini Lala gak masuk jadi gue titip tugas kelompoknya ke lo yah soalnya udah telat ngumpulin, harusnya hari ini tapi bagian Lala belum di kerjain."
Rupanya teman Lala, pantas saja Lulu tidak mengenali wanita yang berpakaian anggun tidak jauh beda dengan Lala karena mereka jurusan Desain.
"Besok juga dia masuk."
"Gak perlu di ti-""Nanti Lulu kasihin ke Lala yah." Pungkas Leon sambil membawa buku sketsa itu dari teman Lala.
"Oke, makasih yah Lu." Wanita itu meninggalkan Lala dan kawan-kawan.
"Lo kenapa ambil bukunya sih, Le?"
"Gue gamau ngasihin buku itu!" Kesal Lulu pada Leon yang tiba-tiba berinisiatif mengambil buku sketsa itu untuk di berikan pada Lala."Tinggal ngasihin aja Lu."
"Kasian kan Lala ketinggalan buat ngerjain tugas kelompoknya." Bujuk Leon berharap Lulu mau membantu saudara kembarnya."Iyah Lu tinggal kasih aja."
"Kalau bukan demi Lala seengganya demi temen-temen satu kelompoknya deh, kasihan kan mereka gara-gara Lala gak masuk jadi telat kumpulin tugas kelompoknya." Bantu Restu meyakinkan Lulu."Kalau gitu lo aja yang ngasihin." Lulu masih bersikukuh tidak mau mengambil buku itu dari Leon.
"Sayang katanya mau ke mall kok malah ke rumah Lala sih." Rengek Shila karena Restu berjanji untuk ngedate ke mall siang ini.
"Aduh sayang siapa yang mau ke rumah Lala sih." Timpal Restu.
"Itu kata Lulu mau kasihin buku ke Lala soalnya kamu kasihan sama Lala tugasnya belum di kumpulin." Dea meyakinkan diri kalau Restu yang akan mengatarkannya.
"Engga sayang yang kasihin bukunya itu Lulu bukan aku." Restu menenangkan Shila.
"Gamau gue." Lulu berjalan meninggalkan kawan-kawannya.
"Apa susahnya sih Lu tinggal lo simpen di dalam tas dan begitu sampe rumah tinggal lo kasihin sama Lala, lagian lo kan serumah, Lu." Kejar Leon menyodorkan buku itu.
"Iyah Lu, cuma satu buku ini gak bikin berat." Tambah Restu.
"Oke oke, gak usah bawel."
Akhirnya Lulu menerima buku itu dan menyimpannya di dalam tas walau wajahnya masih menunjukan keterpaksaan karena sesungguhnya Lulu tidak ingin berhubungan dengan Lala.
"Lagian Lala kemana sih Lu kok gak masuk? Sakit yah?" Tanya Shila penasaran.
"Gue balik duluan yah."
Pamit Lulu meninggalkan kawan-kawannya tanpa memjawab pertanyaan Shila karena memang Lulu juga tidak tahu kemana Lala pergi, lebih tepatnya Lulu tidak peduli apapun tang berkaitan dengan Lala.
Pagi tadi memang Lala tidak nampak di meja makan untuk sarapan, biasanya dia heboh menawari Lulu makanan hasil buatannya walau tiap hari yang ia masak hanya nasi goreng.
Lulu juga tidak melihat mamanya pagi tadi dan sudah pasti mamanya dan Lala sedang bersama-sama. Sepertinya yang harusnya jadi saudara kembar itu mereka bukan Lala dan Lulu.
Lulu mengendarai motornya dengan tatapan kesal bahkan lebih kesal dari ia membawa buku tugas Lala karena sebelum pergi Lulu membuka ponselnya.
Sekarang ponsel Lulu ramai dengan panggilan dan chat setiap saat namun tidak pernah sekalipun Lulu angkat dan baca. Pesan dan panggilan yang membuat Lulu semakin geram!
KAMU SEDANG MEMBACA
LaLu Story
General FictionLala dan Lulu saudara kembar yang berbeda dari saudara kembar lainnya karena mereka masing-masing memegang rahasia selama puluhan tahun yang membuat keduanya saling menyakiti dengan dendam membara sebelum semuanya terbongkar di tambah mamanya hanya...