4

0 0 0
                                    

Jam menunjukan makan siang telah tiba, Lulu dan ketiga sahabatnya segera berburu makanan ke kantin sebelum penuh oleh mahasiswa lain.

Lulu yang berjalan di depan seperti biasa membuat formasi di depan teman-temannya bak pemimpin geng.

Shila dan Restu asik bercengkrama dengan mesra entah membahas apa, Leon yang berjalan paling belakang sambil membaca buku yang selalu menjadi kebiasaan.

Seketika langkah Lulu terhenti dan membuat Shila yang tepat berada di belakangnya menabrak Lulu, begitupun dengan Leon yang ikut terhenti ketika bukunya yang sedang di bacanya goyang menubruk punggung Restu.

"Aduh Lulu kenapa sih kok berhenti mendadak?" Rengek Shila mengusap kepalanya yang terbentur punggung Lulu di tambah ia memakai bando yang durinya menancap pada kulit kepala.

“Iya kenapa sih lo? Sampe sundul-sundulan gini?”Tanya restu yang kasihan melihat sang pujaan hati kesakitan.

Lulu tidak menghiraukan sahabat-sahabatnya tetapi malah menatap wajah yang serupa dengannya tepat beberapa meter di hadapannya, kedua tangannya sibuk dengan buku-buku yang hampir menutup wajahnya bahkan langkahnya terlihat sulit karena buku itu menutupi penglihatannya.

Mendengar rengekan Shila tiba-tiba muncul ide di benak Lulu, ia melihat kipas tangan berbulu yang di pegang Shila dan seketika merebutnya.
“Sebenernya gue tuh mau ini.” Lulu merebut kipas dari tangan Shila dengan kasar.

“Itukan punya Shila, Lulu!” Shila tidak terima kipas kesayangannya di tangan Lulu dan mencoba merebutnya karena nesar kemungkinan Lulu akan merusak barang kesayangannya.

“Ya sudah kalo di bagi dua aja gimana?” Goda Lulu sambil membentangkan kipas yang akan di belahnya menjadi dua bagian dengan cara merusaknya membuat Shila panik.

“Jangan, Lulu.” Shila mulai ketakutan dan mulai merengek melihat kipas tangan berbulu pink yang ia dapatkan dari luar negri hadiah dari papanya.

“Gak apa-apalah, Shil kan lo punya banyak kipas yang kayak begini.” Lulu mengacungkan kipasnya ke atas hingga Shila sulit untuk merebutnya dari Lulu tetapi Lulu asik menggoda Shila yang kepanikan tak kunjung ia dapatkan kipasnya karena perbedaan tinggi badan Lulu dan Shila yang jauh.

Lulu terus menggoda Shila dengan berjalan mundur agar tubuhnya menghadap Shila. Sedangkan Restu dan Leon hanya tersenyum melihat tingkah mereka karena sudah biasa bagi mereka melihat Lulu yang suka menggoda Shila.

Lulu terus berjalan mundur menghindari Shila yang merengek mencoba menggapainya, dan tiba-tiba.
Bruukk!!

Beberapa buku berserakan di lantai dan pemegangnya pun terjatuh di karena tak kuasa menahan banyak buku du tabrak punggung Lulu.

“Lulu lihat tuh kan jadi nabrak Lala.” Shila terkejut dan memasang wajah sedih  penuh rasa bersalah karena ulahnya bersama Lulu membuat Lala jatuh.

Lulu tidak melakukan apapun dan tidak sepatah kata pun ia ucapkan, dia hanya melihat sekilas Lala yang tersungkur di bantu oleh ketiga sahabatnya memunguti buku-buku yang berserakan.

“Lala gak apa-apa kan?” Tanya Shila yang mulai membantu memunguti buku-buku itu.

“Aku gak apa-apa kok.” Jawab Lala yang tidak bisa dipungkiri kalau ia sedih bukan karena d tabrak oleh Lulu melainkan karena saudara kembarnya hanya diam tanpa membantunya.

“Shila bantu yah.”
“Ini gara-gara Lulu sih ambil kipas Shila jadi aja nabrak Lala deh, Shila bantu ke kelas yah?” Tawar Shila sambil membawa sebagian buku Lala.

“Gak apa-apa kok, aku bisa sendiri.” Tolak Lala merasa tidak enak.

“Nih.” Lulu memberikan kipas Shila pada Restu yang berada di hadapannya dan berlalu begitu saja meninggalkan mereka semua tanpa mengatakan sepatah kata pun.

LaLu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang