~Transmigrasi series 3
Rahel merupakan gadis cuek dan juga bar - bar yang selalu membuat onar dimana pun ia berada. Rahel sama sekali tidak perduli dengan keluarga nya. Ia sangat tidak menyukai keluarga nya yang selalu mengutamakan reputasi.
Rahel j...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Enghh "suara erangan mulai terdengar dari bibir seorang gadis yang mulai terbangun.
Ia mengucek mata nya dan merasakan kepala nya yang teramat sakit. "Shhh anjing sakit banget kepala gue "desis gadis itu.
Ia membuka mata nya setelah rasa sakit yang ia rasakan mulai mereda. "Ini gue dimana ? "Gadis itu melihat ke sekeliling yang ternyata gudang.
"Lah ini emang orang tua gue yang brengsek apa gimana kenapa gue di bawa ke gudang bukan ke rumah sakit "ya gadis yang baru saja sadar itu rahel ia masih menatap sekeliling nya dengan bingung.
Cklek.
"Non , non udah di perbolehkan masuk kamar tuan sudah membebaskan non dari hukuman "ucap wanita yang sepertinya Asisten rumah tangga.
Rahel mengernyitkan dahi nya sejak kapan asisten rumah tangga nya berubah wajah seperti ini. "Baiklah antar kan gue ke kamar badan gue sakit berasa perih banget ". Asisten rumah tangga itu terkejut saat mendengat nona nya memakai bahasa gaul seperti itu.
"Heh jangan bengong elah, buruan bantuin gue badan gue perih banget nih "asisten rumah tangga itu membantu rahel sampai di kamar milik nya.
"Bibi boleh pergi "usir rahel.
Cklek.
"What the fuck "gumam rahel menatap tidak percaya kamar nya. Bagaimana bisa kamar nya menjadi jelek seperti ini ia masuk dan melihat sekeliling nya. Kamar yang kecil, kasur yang keras dan juga tidak ada AC atau pun perabotan lain nya seperti lemari dan juga meja rias.
"Anjir ini sebenar nya gue dimana sih ? Kenapa semua nya pada berubah "rahel mengacak rambut nya frustasi. Ia baru menyadari kalau warna rambut nya berbeda.
"Sejak kapan rambut gue warna cokelat dan sejak kapan juga gue di kepang dua ala cupu begini "rahel mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk melihat wajah nya.
"Astagfirullah ini wajah siapa ? Sejak kapan wajah gue berubah jadi begini. Cakep sih tapi kelihatan kagak pernah di rawat "gumam rahel.
"Apa jangan - jangan gue bertransmigrasi ya tapi emang nya ada ya di dunia ini bertransmigrasi jiwa, mau gue sangkal tapi kok nyatanya gue yang mengalami. ".Rahel membongkar semua barang - barang milik tubuh yang ia tempati ia mencari siapa nama pemilik tubuh ini.
Akhirnya rahel menemukan sebuah buku diary milik sang tubuh itu. "Enzy Xavella Maheswari, nama itu kayak gak asing deh "gumam rahel. Rahel berusaha mengingat nama tersebut mata nya membola saat mengingat siapa pemilik tubuh itu.
"Protagonis wanita ini gue masuk ke dalam novel, jadi protagonis wanita yang bego nya gak ketulungan itu ?"rahel sama sekali tidak percaya akan hal itu tapi ia mengecek segala identitas nya dan benar ia adalah sang protagonis wanita.
"Sepertinya tuhan sengaja mempermainkan takdir gue "gumam rahel. Rahel memegang tubuh bagian belakang nya yang berasa perih sepertinya terdapat luka memanjang di tubuh milik Enzy.
Rahel segera masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan dirinya ia melihat bagian tubuh belakang nya yang terdapat banyak sekali luka memanjang. "Bagaimana bisa seorang protagonis begitu menderita seperti ini". Rahel menahan rasa perih di tubuh nya saat luka tersebut terkena air.
Rahel sudah biasa mendapatkan luka seperti ini dari orang tua nya dulu, Orang tua rahel selalu memukul nya dan juga mencambuk nya kalau rahel tidak menurut.
Rahel memilih - milih baju yang ada di kardus tepat di samping tempat tidur nya, sama sekali tidak ada baju yang layak untuk di kenakan. "Bagaimana bisa baju yang penuh jahitan seperti ini di pakai untuk sehari - hari astaga orang macam apa keluarga lo ini. Bisa - bisa nya mereka memperlakukan lo dengan buruk begini ".
Rahel terus membongkar kardus itu sampai menemukan beberapa pakaian yang lumayan bagus. Rahel melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Rahel membaca lagi buku diary milik Enzy ternyata Enzy memiliki tabungan yang akan di gunakan untuk membuat cafe. "Dasar cewek tolol dari pada duit lo di gunakan buat bikin cafe lebih bagus uang nya lo pakai untuk kebutuhan sehari - hari lo. Setidaknya lo beli beberapa baju lah, baju lo itu udah gak layak bego "rahel mengkomentari setiap tulisan kata - kata yang di tulis Enzy.
"Bahkan hp aja lo kagak punya bokap lo kaya tapi kok anak nya kek gembel sih. "Rahel menutup buku itu setelah selesai membaca.
Tok...tok...tok.
Rahel membuka pintu kamar nya dan terlihat wanita tua yang tadi membantu nya. "Non , tuan menyuruh non untuk segera turun mereka sudah menunggu untuk makan malam "ucap wanita tua itu.
"Iya "rahel menutup pintu kamar nya dan segera turun untuk ke bawah. Rahel dapat melihat sekumpulan keluarga Enzy, enzy melirik satu - persatu wajah mereka.
"Lo lama banget sih, gak tahu apa kalau kita udah laper banget "Marvin menatap rahel dengan tajam, rahel membalas menatap Marvin dengan tak kalah tajam.
"Lo pikir gue mau banget apa makan disini, asal lo tahu ya kalau bukan karena bokap lo yang selalu mukul gue karena kesalahan kecil yang gue perbuat. Gue juga ogah kali makan di sini bareng lo dan juga keluarga lo "mereka mampu di buat terkejut atas ucapan rahel.
Rahel sangat tidak suka ada orang yang berlaku seenak nya terhadap dirinya.
Gue rahel bukan Enzy adek lo yang bego itu, mungkin adek lo bakal diam aja saat lo berucap seperti itu tapi enggak buat gue, gue bakal balas setiap ucapan lo. Batin rahel.
"Enzy kamu kenapa berbicara kasar seperti itu "rahel menatap si anak pungut dengan wajah yang kelihatan jijik.
Jadi ini orang nya si benalu itu, cakep sih tapi seperti nya lebih cakepan gue deh. Batin rahel.
"Enzy sejak kapan kamu berbicara kasar seperti itu ?"bentakan dari sanjaya yang merupakan papa Enzy mampu membuat rahel terkekeh sinis.
"Lihat lah, padahal gue hanya berbicara melawan ucapan lo doang tapi kayak nya papa lo suka banget bentak gue."rahel tertawa sinis menatap mereka.
"Enzy kamu bisa gak sih untuk tidak membuat masalah dalam sehari saja ?"tanya mama Enzy , devita.
"Masalah ? Dari dulu kesalahan kecil yang saya buat selalu anda bilang masalah nyonya, padahal tadi anak anda duluan yang mencari masalah dengan saya. Tapi kenapa saya yang disalahkan disini " devita tidak mampu membalas perkataan Enzy.
Mereka cukup terkejut dengan perubahan enzy sejak kapan Enzy berani membangkang dan melawan ucapan mereka.
"Katanya lapar kenapa gak makan dan kenapa kalian justru semakin mencari - cari letak kesalahan saya ?"tanya Enzy. Sanjaya langsung menyuruh mereka untuk segera makan malam.
Gue gak akan biarin kalian semua untuk berlaku seenak nya aja sama gue. Tubuh ini di isi jiwa rahel bukan Enzy. Batin Rahel.
Seperti nya gue harus mengubah nama gue deh, tidak Enzy dan juga tidak Rahel. Aku akan membuat nama panggilan baru yang lebih estetik. Dunia baru, tubuh baru dan juga nama baru. Batin rahel.
Udah dua part nih sampai segini bagus gak nih untuk awalan cerita nya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.