4.1. Semerbak Harum Bunga

134 18 19
                                    












VOTE?

"Eh? Chengxin!" Yaxuan menoleh antusias saat dilihatnya Chengxin mendekat ke arahnya dengan nampan di tangannya. Ia menyingkirkan beberapa alat sulam yang baru saja Ia gunakan, agar lebih banyak ruang bagi Chengxin untuk datang.

Chengxin membuang napas, tetapi tetap mendekat ke arah Yaxuan. Ia memposisikan lututnya dan menyusun segala macam mangkuk yang Ia bawa di atas nampan.
"Mereka membawakan makanan ke ruanganmu, tapi kau tidak ada di sana. Ingin makan di sini saja?"

Yaxuan mengangguk antusias,
"Uhum! Duduklah, kita makan bersama."

"Aku sudah makan lebih awal."

Dan hal itu membuat Yaxuan mencebikkan bibirnya,
"Tidak asik kalau selalu tepat waktu. Kau terlalu mirip dengan Kakak."

Mendengar Yaxuan menyinggung soal Jiaqi, Chengxin kembali teringat kejadian semalam yang dia rasa perlu Ia sampaikan kepada Yaxuan,
"Ah, semalam Tuan Muda Ma datang berkunjung. Tapi kau sudah lebih dulu tidur."

Yaxuan tahu itu. Kakaknya memang biasanya datang mengunjunginya setelah menghilang entah kemana. Kadang mengajar ke tempat yang jauh-yang bahkan tidak ada yang menyuruhnya-, atau pergi pertemuan dengan para anak bangsawan hingga harus menginap di Istana, dan beberapa hal lain yang terlalu banyak untuk Yaxuan ingat,
"Benarkah? Tapi hari ini dia justru sangat sibuk."

Dan bahkan hari ini. Kakaknya juga sibuk. Tapi setidaknya kakaknya itu tidak harus meninggalkan kediaman mereka. Ya itu sisi baiknya. Sisi buruknya kediaman mereka jadi begitu sibuk dan ramai. Dan buruknya lagi, jelas Yaxuan akan dikurung seharian di paviliunnya. Kakaknya itu selalu menyembunyikannya setiap ada tamu datang.

"Kedatangan tamu lagi?"

Yaxuan mengedikan bahunya,
"Entahlah. Sepertinya lebih istimewa dari perkumpulan biasanya"

"Tidak heran dapur menjadi sangat sibuk. Siapa yang datang?"

Benar. Dapur menjadi begitu sibuk seolah-olah mereka sedang mendapat tugas dari kuil agung untuk memberi makan semua rakyat.

Yaxuan mengetuk jari telunjuk pada dagunya,
"Jika sudah sesibuk ini, mungkin seseorang dari pemerintahan atau... keluarga kerajaan?"

"Ah..." Chengxin mengangguk lalu mengalihkan pandangannya.

Ia teringat apa yang Tuan Ma ceritakan semalam. Jiaqi juga menyinggung soal Pangeran. Maka kemungkinan besar, Pangeranlah yang datang berkunjung. Tentu saja semua orang harus begitu sibuk. Yang tidak boleh sibuk hanyalah Yaxuan. Chengxin? Tentu saja dia akan tetap sibuk meladeni Yaxuan yang akan terus protes betapa bosannya dia dikurung.

Melihat raut santai Chengxin dan bahkan disertai anggukan itu, Yaxuan menjadi antusias dan mendekatkan dirinya pada Chengxin,
"Kau tahu sesuatu?"

"Tidak" geleng Chengxin.

Lagipula Ia tidak benar-benar tahu. Hanya dugaan sementara darinya. Betapa sombongnya dia jika membagikan pemikiran yang belum pasti. Dan lagi, jika Ia mengatakan pemikirannya pada Yaxuan, Yaxuan tidak akan berhenti di situ. Anak itu akan terus bertanya hingga Chengxin kehabisan tenaganya.

"Lalu kenapa berkata 'ah~', seolah-olah kau tahu?" cibir Yaxuan.

"Hanya tidak sebaiknya mencari tahu lebih dalam apa yang tidak seharusnya aku tahu."

Ia balas dengan sebuah gelengan,
"Tapi ku pikir aku harus tahu. Aku ingin kesana setelah makan"

Tidak. Tolong jangan mulai.

不忘 - Can't Forget (QiXin - WenXuan - WenXin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang