11.2. Gerhana Matahari

128 15 1
                                    








VOTE??



Sejak matahari berada di atas kepala hingga hampir terbenam, Putra Mahkota tak bisa duduk tenang. Bahkan Ia menolak untuk menghadiri kelas Seni hari ini. Seperti saat ini, tak henti-hentinya Ia mengitari ruangannya sambil menggigit ujung kukunya cemas. Para kasim juga mau tak mau tak henti mengawasi pergerakannya yang kesana kemari. Berulang kali Ia membuang napas dan menggerutu tak jelas.

Indera pendengarannya menajam, saat ini Ia bisa merasakan langkah kaki tergesa menuju ke arahnya membuat Ia dengan tergesa pula melangkah ke depan ruangannya.

"Yang Mulia Putra Mahkotaaaa!!" Itu dia. Kasim yang Ia perintahkan untuk berjaga di lokasi pemilihan.

Jantungnya berdebar begitu cepat hingga Ia kesulitan bernapas seperti Kasim itu yang juga sedang mengatur napasnya karena berlari dengan begitu jenjangnya membawa kabar ini.

"Hasilnya! Hasilnya sudah keluar?!" Putra Mahkota mencengkeram bahu Kasim tadi dan mengguncangnya dengan cepat.

"Haahhh... hahhh...." semakin banyak napas yang dibutuhkan Kasim itu, semakin rasa penasaran Putra Mahkota meluap.

"Kasim Zhou! Cepat katakan sesuatu"

"Ya! Ya, Yang Mulia! Pemilihan telah usai, hasilnya telah ditetapkan, dan surat keputusan telah dikeluarkan!"

Akhirnya. Setelah semua perjalanan dan perjuangan yang begitu panjang dan melelahkan ini, Haoxiang akan mendengar semuanya.
"Beritahu aku!"

"Putra dari Menteri Ma.... Ma Chengxin yang terpilih sebagai calon permaisuri. Selamat, Yang Mulia Putra Mahkota!"

"Hahhhhh" Putra Mahkota terhuyung ke belakang.

Haoxiang terhuyung ke belakang. Ini tidak mungkin. Terasa begitu tak nyata. Langkah awalnya untuk menegakkan keadilan di negri ini berjalan lancar. Ratu dan calon dari Keluarga He bahkan dipukul mundur. Ia tak tahu seperti apa sosok yang akan menjadi permaisurinya itu, tapi Ia menjadi begitu lega setelah mendengarnya. Jika itu bukan dari Keluarga He, maka artinya pemilihan yang adil ini benar-benar telah berhasil. Langkah pertama Haoxiang dalam dunia politik ini telah berhasil. Apa yang dia upayakan untuk menegaskan suara dan kekuasaannya telah berhasil.

Itulah yang sungguh Ia inginkan.

Mungkin setelah ini orang-orang akan mengerti bahwa Ia juga mampu berkuasa. Mungkin setelah ini mereka akan berhenti memandangnya sebagai boneka Sang Ratu. Mungkin setelah ini Ia bisa meyakinkan semua orang bahwa dia akan menjadi penerus Ayahnya yang layak.

Putra Mahkota yang haus akan pengakuan itu tak mengerti bahwa dengan hal ini, takdir yang lebih besar akan segera mengikatnya.














***















"Kau yakin beritanya benar?

"Y-ya, Tuan Muda. Surat keputusan telah dikeluarkan. Dan setelah ini mungkin Keluarga Kerajaan akan menyiapkan arak-arakan dan... lalu ... lalu Tuan Muda dan Pangeran Yaowen harus menghadiri-"

"Cukup. Aku tak ingin dengar apapun itu. Tutup semua pintu. Aku ingin istirahat" Yaxuan memotong kalimat pelayan itu. Ia berjalan memasuki ruang pribadinya dengan tatapan kosong dan tanpa daya.

Ini gila. Chengxin menjadi seorang permaisuri? Yang artinya setelah ini bahkan Yaxuan harus menundukkan kepala dan menurunkan nada bicaranya kepada orang itu. Bukan hanya itu, kemungkinan besar Chengxin akan mengungkapkan semua amarahnya pada Yaxuan, bukan? Bagaimana jika Chengxin menyebar cerita buruk soal dirinya di tengah anggota keluarga kerajaan? Yaxuan tahu, dirinya pun akan menikahi Pangeran Yaowen dan menjadi anggota keluarga kerajaan. Tapi bagaimanapun status Chengxin akan jauh lebih tinggi daripada dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

不忘 - Can't Forget (QiXin - WenXuan - WenXin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang