8. Awan yang Menuntun Bayangan

118 12 22
                                    





















VOTE?

"Chengxin, kau sudah bangun?"

Jiaqi baru saja memasuki ruangan yang ditempati Chengxin dan dia sudah melihat sosok indah itu berdiri di sudut ruangan dengan surainya yang masih terurai, bahkan pakaiannya belum diikat dan hanya dibiarkan menjuntai hingga ke ujung kaki polosnya.

"Ah... ya. Beberapa saat yang lalu" Chengxin menyisir beberapa helai rambutnya ke belakang dan tersenyum menatap Jiaqi.

Semburat merah tipis terlukis di wajahnya saat Ia melihat sosok itu. Mengingatkannya pada beberapa adegan luar biasa sebelumnya. Hanya dengan itu, jantungnya kembali berpacu dengan cepat. Tapi Ia mengalihkannya dengan kembali fokus pada botol keramik di hadapannya.

"Apa yang kau lakukan?" Jiaqi berjalan ke arah Chengxin dan berdiri tepat di sampingnya. Ia menatap sosok itu penuh kasih, dengan senyuman lebar, seolah tak ada hari esok untuk mengagumi keindahan polos di hadapannya.

"Ini... apa ini?" Chengxin menunjuk lima botol yang berjajar di hadapannya.

"Hanya botol biasa. Disusun berdasarkan ukurannya. Apa ada yang aneh?"

"Aku tidak berpikir begitu"

"Lalu?"

Diangkatnya salah satu yang berukuran sedang,
"Aroma di dalamnya berbeda-beda. Digunakan untuk apa sebelumnya?"

Jiaqi mengedik,
"Entahlah. Aku tidak terlalu ingat. Aku jarang mengunjungi tempat ini. Sebelumnya selalu terkunci"

"Semua botol memiliki aroma yang berbeda. Hanya dua botol terakhir yang tidak memiliki aroma apapun. Dua yang paling kecil"

Jenis botol keramik seperti ini, jika digunakan berulang kali untuk menyimpan cairan yang sama maka aromanya akan tertinggal dalam waktu lama. Chengxin bisa menebak tiga dari mereka memiliki aroma yang berbeda tetapi begitu khas seperti aroma arak. Tapi dua yang tersisa, Chengxin tak bisa tahu apa itu karena bau yang tersisa sama sekali tak ada. Dan ukurannya begitu kecil, tidak mungkin menyimpan sesuatu untuk diminum ke dalam ukuran itu.

"Ini...." Jiaqi mengangkat salah satunya. Ia membaca satu aksara yang tertulis di sana. Aksara yang memberinya petunjuk untuk mengidentifikasi untuk apa botol itu digunakan sebelumnya. Ia teringat sesuatu dan memang botol ini tidak punya aroma apapun. Sepertinya memang betul benda itu.

"Shangu li de baihe. Pernah mendengarnya?"

Chengxin memutar kepalanya. Ia pernah mendengar nama itu. Seperti nama sebuah bunga. Salah satu jenis bunga bakung. Tapi tak mungkin untuk menyimpan bunga ke dalam sana. Maka satu-satunya kemungkinan adalah olahan dari bunga itu.

"Seingat ku itu sebuah racun. Racun tanpa bau dan tanpa warna"

"Kau sungguh pintar. Tidak semua orang tahu itu" Jiaqi menepuk puncak kepala Chengxin untuk memujinya.

"Itu karena tidak ada dari Keluarga Wen yang tersisa. Dan tidak ada yang bisa membuatnya lagi. Mereka membawa semua ilmu yang mereka miliki ke makam mereka"

Keluarga Wen adalah keluarga besar yang begitu disegani semua orang. Bahkan Sang Kaisar. Keluarga Wen datang dari pulau lain dan mereka membawa banyak penemuan untuk negri ini. Itu sebabnya mereka bak seorang pahlawan bagi negri ini. Tidak hanya soal obat-obatan. Bahkan dalam bidang pertanian, persenjataan, mereka begitu luar biasa. Hanya saja mereka cukup tertutup dan tak pernah bersedia memberi rahasia setiap penemuan mereka kepada siapapun itu. Setelah kematian seluruh anggota keluarganya, pihak pemerintah memang bisa memecahkan rahasianya satu persatu. Tapi tidak semuanya.

Salah satunya racun shangu li de baihe. Racun tanpa bau, rasa, dan warna. Bagaimana mungkin menghasilkan racun dari bunga bakung namun tanpa bau, rasa, dan warna? Sampai sekarang siapapun belum bisa memecahkannya.

不忘 - Can't Forget (QiXin - WenXuan - WenXin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang