Semua mata memandangnya. Mulut berbisik satu sama lain, membicarakan wanita ini. Sudah lama sekali Eunbi tidak mengunjungi kantor suaminya. Banyak yang berubah selama satu tahun ini termasuk karyawan yang semakin berkurang akibat perusahaan yang terus mundur.
Eunbi tersenyum dan menyapa beberapa orang yang ia kenal. Memasuki lift, menekan angka sebelas. Tepat dimana ruangan CEO berada. Ia bersandar pada dinding lift. Menghela nafas, mengingat semua kata yang ingin dia sampaikan pada suaminya nanti. Pintu lift terbuka tepat didepannya Seungcheol berdiri dengan ekspresi wajah terkejut.
"Eunbi, ada apa?"
"Kamu sibuk?"
Pertanyaan dibalas dengan pertanyaan. Seungcheol menggeleng, "Mau ketemuan sama Jihoon tadi tapi bisa ditunda kok. Ada yang mau kamu bicarakan?"
Eunbi mengangguk. Mereka berdua masuk ke ruangan Seungcheol yang lumayan besar dengan sofa ditengah-tengah.
"Mau ngomongin apa?"
"Soal surrogate mother." Perasaannya gelisah. Ia ingin memberitahukan semua kegelisahannya tapi dia takut akan di anggap orang yang egois.
Seungcheol duduk disampingnya, mengusap rambutnya. "Gak suka ya?"
"Bukan, tapi Cheol aku gak mau kamu berhubungan badan dengan wanita lain. Kamu punyaku, Cheol. Aku..aku gak bisa berbagi kamu dengan orang lain. Apa aku terlihat egois?!!" Eunbi menangis.
Suaminya menggeleng, memeluknya, mengusap rambutnya dengan pelan. Menepuk pundaknya perlahan membuat Eunbi sedikit tenang. "Yasudah, kamu pengennya apa?"
Eunbi menjauh dari pelukan Seungcheol. "Gestational carrier, kita pake cara itu dulu."
⋆┈┈。゚❃ུ۪ ❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪ ❀ུ۪ ゚。┈┈⋆
Pria berambut pirang itu menghempaskan tubuhnya di bangsal pasien. Dia sangat lelah dengan semua kertas-kertas hasil pemeriksaan calon surrogate mother. Ada banyak hasil yang negatif misalnya, kesehatan yang buruk, baru-baru ini melakukan hubungan badan, merokok, kecanduan pada obat-obatan, terlalu sering minum alkohol, penyakit bawaan dan lain-lainnya. Ada satu calon surrogate mother yang hasilnya sehat namun saat dihubungi dia tidak mau melakukannya. Jeonghan bangkit lalu mengacak-acak rambutnya. Frustasi karena seorang surrogate mother harus benar-benar siap dan dalam keadaan sehat.
Seseorang mengetuk pintu ruangannya. Ia merasa tak ada janji temu dengan siapapun. Bahkan satu Minggu ini dia nggak bertugas melakukan pemeriksaan kandungan karena Seungcheol menyuruhnya untuk fokus pada surrogate mother.
"Siapa?"
"Pasien."
Heran, "masuk."
Pintu terbuka memperlihatkan gadis imut mengenakan jaket hitam dan topi merah. "Permisi dokter, aku ingin..." kalimatnya terhenti ketika melihat sosok dokter tersebut.
"Yewon?"
Melihat Jeonghan, ia langsung putar balik dan berlari secepat mungkin. Jeonghan tak mengejarnya namun ia mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang.
"Ada pasien kabur, jaga pintu depan rumah sakit. Dia perempuan berjaket hitam dan bertopi merah."
Nggak lama kemudian Yewon dengan dua satpam di kiri dan kanannya membawanya keruangan Jeonghan. Lantas pria itu tersenyum sambil melambaikan tangannya menyuruh gadis itu masuk ke dalam.
Wajah Yewon cemberut. Ia ingin kabur lagi tapi satpam berjaga diluar ruangan.
"Kenapa kabur gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE
Fanfiction𝐒𝐮𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐭𝐞-𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫; 𝐢𝐛𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐭𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦...