04. Pintu dibalik Dinding

127 23 1
                                    

Jeonghan memberikan banyak obat dan vitamin pada Yewon. Menjelaskan berapa kali minum obatnya dalam sehari termasuk tujuannya.

“Agar kau cepat hamil minum obat ini satu kali sehari dan ini seminggu dua kali. Lalu minum vitamin ini tiap hari terserah saja mau minum di jam berapa karena tidak akan mempengaruhi. Sudah paham kan?”

Yewon mengangguk, “apa Seungcheol memberitahumu sesuatu?”

Sorot matanya yang dalam memandang Yewon. “Kita tahu ini adalah rahasia yang hanya kita bertiga saja yang tahu. Jadi, cukup sampai sini saja pembahasannya.” Jeonghan menenteng tasnya dan pulang.

...

5 jam yang lalu...

Seungcheol datang ke rumah sakit tepatnya ruangan Jeonghan bekerja. Dokter yang satu ini jarang pulang ke apartemen dan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sakit. Julukannya adalah penunggu rumah sakit.

Pikiran tentang Jeonghan yang sekarang dan dulu berubah sangat jauh. Jeonghan dulu orang yang malas dan tidak suka jauh-jauh dari ranjang empuknya. Lalu sekarang...tidak bisa dikomentari. Entah kenapa dia jadi berlebihan dalam bekerja.

“Seungcheol?” tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu si pemilik ruangan melipat tangannya di atas perut. “Gua tau kita temenan tapi lo gak bisa sesuka hati mau masuk keruangan gua.”

Seungcheol mengabaikan Jeonghan, ia duduk dikursi seperti bos Jeonghan. Mau tak mau pria blonde itu duduk didepannya. Ia rasa ada sesuatu yang terjadi. Buruk? Mungkin saja.

“Gua khianatin Eunbi.”

“Maksudnya gimana? Lo jatuh cinta sama Yewon terus diam-diam nikahin dia gitu? Ah atau ada-”

"Gua berhubungan intim dengannya."

Jeonghan menghembuskan napasnya berat. “Bukannya dari awal kalian mau makai cara itu, kok sekarang lo merasa bersalah gini? Gua jadi bingung sama kalian bertiga ini.”

Seungcheol menceritakan segalanya. Alasan kenapa mereka tidak jadi memakai metode kedua dan bersabar dengan metode pertama.

Jeonghan memijat pelipisnya, “jadi lo sex dengan Yewon karena gak bisa lihat Eunbi yang hampir kehilangan harapan?” Seungcheol mengangguk. “Cheol, lo lupa ya di perjanjian kontrak kalau metode pertama tak kunjung berhasil dan pihak penyewa ingin memakai metode kedua itu boleh boleh saja.”

"Gua lupa, tapi-"

"Gini aja, kalau lo gak mau Eunbi kecewa karena lo berhubungan badan dengan Yewon rahasiakan ini. Lagipula gua baru mau ngasih tau kalau benihnya mati lagi."

Seungcheol mengusap wajahnya. Frustasi tentu saja. Keputusannya malam tadi memang tidak salah tapi hatinya mengatakan tindakannya salah.

"Lo harus bisa memutuskan Cheol."

"Ayo lakukan."

...

Keputusan yang Seungcheol buat tidak salah. Namun menyembunyikannya agar tidak mengecewakan Eunbi lah yang salah. Jeonghan tau pasti sebesar apa rasa sayang Seungcheol pada istrinya. Rasa sayangnya mampu membuatnya menjadi musuh Mingyu-lebih tepatnya menjadi rival hidup.

Jeonghan membuka apartemennya, memasuki ruang baca yang penuh dengan buku tentang ilmu kedokteran. Di atas mejanya juga penuh buku, ada satu buku yang terbuka. Buku yang belum habis ia baca karena sibuk dirumah sakit. Jeonghan lanjut membaca beberapa halaman terakhir buku itu. Kepalanya tiba-tiba sakit lagi, ia menyenderkan kepalanya pada senderan kursi.

SURROGATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang