1 bulan yang lalu
Setelah satu tahun berlalu Choi Seungcheol kembali bekerja seperti orang gila. Ada begitu banyak rapat yang harus dihadiri. Walau perusahaan hampir mengalami kebangkrutan tapi dengan kembalinya Choi Seungcheol para pengusaha mulai berinvestasi di perusahaannya. Seungcheol mengecek satu persatu dokumen yang dikirim karyawannya. Banyak ide dan inovasi baru.
Jung Chaeyeon, sekretarisnya mengetuk pintu sebelum masuk keruangan pimpinan. Ia membawa banyak map berisi data calon karyawan.
“Cuman segini?” ada sekitar lima belas map dimana satu map berisi data perorangan.
Chaeyeon mengangguk, “pak Lee sudah menyaring semuanya. Tapi pak saya ingin bertanya.”
Seungcheol, “silahkan.”
Chaeyeon, “bukannya untuk karyawan baru ditugaskan ke pak Lee Jihoon, kenapa anda meminta semua data mereka?”
Seungcheol, “hanya pekerjaan diluar kantor. Jadi aku ingin langsung memilihnya.”
Chaeyeon, “saya mengerti.”
Penasarannya mungkin masih belum hilang tapi tiap pernyataan untuk Choi Seungcheol selalu memiliki batasan. Jika itu diluar dari kantor maka sebagai sekretarisnya ia tak berhak tahu lebih jauh jika atasannya tidak ingin memberi tahu.
Chaeyeon memberikan amplop berwarna coklat dan berukuran besar. “Seseorang mengirimkannya tadi, katanya untuk seseorang yang memimpin perusahaan Choi Group. Jadi saya pikir itu untuk anda.”
Seungcheol menerimanya dengan penuh kecurigaan. Jika itu surat resmi pasti ada nama pengirim dan nama perusahaan tapi tak satupun tertulis. Ia menatap Chaeyeon yang juga penasaran akan isinya.
“Terimakasih Chaeyeon tapi bisa kasih tau pak Wen Junhui untuk menemuiku nanti jam 1 siang.”
“Baik pak.”
Setelah sekretarisnya pergi dia pun membuka amplop itu. Nama yang tak asing terlihat jelas lalu foto berukuran 3×4 terpampang jelas di atas kertas putih itu.
“Yewon?”
Semuanya berisi data tentang Kim Yewon, surrogate mother yang ia bayar. Bahkan tempat dia tinggal yang dulu dan sekarang. Data adiknya juga. Wajahnya semakin serius ketika ia baca lebih banyak lagi.
Latar belakang keluarganya yang rumit bahkan keadaan adiknya yang sekarang terlibat judi. Segera ia tutup amplop tersebut ketika suara ketukan pintu terdengar. Suara ketukan yang tergesa, perasannya yakin bahwa dibalik pintu itu adalah penerima amplop yang sebenarnya.
Tanpa persetujuannya seseorang masuk ke ruangan Seungcheol. Nafasnya terengah-engah, Lee Jihoon mendekati meja Seungcheol. Matanya tak bohong, ia langsung menatap pada amplop yang tergeletak di atas meja Seungcheol.
“Maaf saya kira anda tidak ada diruangan jadi saya langsung masuk setelah tidak ada jawaban dari dalam. Tapi apa hari ini pak Choi menerima sebuah amplop berwarna coklat?”
Seungcheol berpikir sejenak seakan-akan mengingat kejadian beberapa menit lalu. Tangannya mulai mengacak-acak isi meja. “Mmm sebentar ku lihat dulu karena hari ini sekretaris Jung banyak memberiku amplop berwarna coklat.”
Seungcheol yang sibuk mencari kemudian berhenti sejenak. “Tapi Ji apa isi amplopnya? Biar gua bisa bantu carikan.”
Lee Jihoon, “ah, isi amplopnya? Hanya data seseorang yang sedang gua cari. Lo tau sendirikan pekerjaan sampingan gua selain bekerja di perusahaan lo juga jadi bagian informasi.”
Seungcheol menatapnya penuh curiga, “lo gak jual data perusahaankan?”
“Sembarangan! Gini-gini gua juga orangnya setia. Mau gua pukul lo hah?!!” tangannya sudah siap memukul tapi Seungcheol memberikan amplop tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE
Fanfiction𝐒𝐮𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐭𝐞-𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫; 𝐢𝐛𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐭𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦...