Aku masuk ke dalam diriku, ketika tanggal itu diucapkan. Sebuah tragedi tak terlupakan yang mengubah hidupku untuk selamanya. –13 September 2017
Yewon namaku, Kim Yewon. Remaja berusia 15 tahun dan sebentar lagi akan menghadapi ujian. Senyumku pudar, badanku berdiri tak bergerak. Tangan yang ingin memegang kenop pintu terasa ragu untuk menariknya. Suara piring yang pecah dan teriakan sumpah serapah terdengar dari luar. Setelah beberapa saat suaranya menghilang. Seperti tak tahu apapun aku keluar dengan senyum. Memasang kaos yang sudah bolong dibagian bawahnya lalu sepatu.
“Ibu aku pergi dulu.”
Tak ada sautan, karena aku tau ibuku sedang menahan tangis sambil membersihkan pecahan kaca itu. Beberapa bulan terakhir keluargaku memang sedang mengalami kekacauan. Orang tuaku sering berkelahi karena uang. Ayah tertipu dengan investasi bodong lalu rentenir selalu datang dan merusak sesuatu dari rumah sewa. Pemilik rumah sewa selalu menagih biaya rusak dan membuat keadaan rumah semakin rumit.
“Nggak usah sarapan, aku makan nanti dikelas,” ucapku lagi sambil mendekati meja–meja yang kosong.
Ibuku berdiri, “jika ingin makan cari uang sendiri. Kenapa aku harus susah susah menyiapkan makanan untuk anak yang bukan lahir dari kandunganku.”
“Apa maksud ibu?” tanyaku, keheranan.
Pada saat itu aku memang heran, tak pernah didengar telingaku selama 15 tahun ini. Lalu tanggal itu aku mengetahui kalau aku bukanlah anak kandung ibuku.
“Tanyakan pada ayahmu! Dia berselingkuh dengan siapa malam itu!” tanpa penjelasan ia pergi begitu saja.
Aku tahu dibelakang ku ada Sunoo yang tengah mendengarkan percakapan kami.
Walau saat itu aku berpikir kalau ibu hanya sedang pusing dan tidak sengaja melampiaskan semuanya padaku.
...
Aku terlalu memikirkan ucapan ibu sampai lupa kalau hari ini ada kunjungan dokter dan perawat dari rumah sakit. Pria berambut blonde dengan wanita disampingnya adalah orang yang ditunjuk datang ke sekolah kami.
Pria berambut blonde dengan bibir tipis dan ketampanan yang luar biasa itu memegang micnya. Suara dengungan terdengar–ia memejamkan matanya sebelah.
“Ah tes tes tes. Oke sudah baik,” ia membenarkan bajunya lalu berhitung dengan bisikan bibir. “Hallo adik adik, perkenalkan nama kakak Yoon Jeonghan dan disebelah kakak ada...”
“Kim Sojeong, saya sebagai psikiater akan membantu sebisa mungkin tentang masalah kalian semua, ” sahut gadis disampingnya.
“Seperti yang diberitahukan pihak sekolah, tugas kami disini adalah untuk membantu generasi muda memiliki keinginan untuk mempunyai keturunan.”
“Negara kita telah mengalami penurunan angka kelahiran dan tingginya angka kematian akibat bunuh diri. Oleh sebab itu pemerintah menetapkan peraturan bagi siapapun yang memiliki anak akan diberi dana bantuan untuk keperluan bayi.”
Yoon Jeonghan menjelaskan secara terperinci. Dibantu Sojeong yang menjawab pertanyaan seputar kekhawatiran mereka.
Aku mengangkat tanganku. “Yaa gadis disana ingin bertanya sesuatu? Sebutkan nama dan dari kelas mana.”
“Kim Yewon dari kelas 3. Saya ingin bertanya apakah pemerintah menyiapkan dana bantuan sampai anak itu bisa menghasilkan pekerjaan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE
Fanfiction𝐒𝐮𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐭𝐞-𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫; 𝐢𝐛𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐭𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦...