07. Jika Dia Tau, Maka Dia Juga Tau

105 22 1
                                    

Suara ambulan yang melaju dijalan membuat beberapa pengendara meminggirkan alat transportasi mereka.

“Rumah sakit?”

Seungcheol tiba-tiba membelokkan arah mobilnya ketika ambulan itu melaluinya. Dia mengikuti ambulan dengan kecepatan yang sama. Berharap sesuatu yang buruk tak terjadi lagi.

Begitu sampai ia langsung keluar dari mobilnya dan membantu mengantarkan Yewon ke ruangan IGD. Perawat melarangnya untuk masuk dan menyuruh dirinya menunggu diluar. Dari saku celananya ponselnya bergetar. Dilihatnya layar bertuliskan My Wife dengan foto wajah cantik Eunbi.

“Ah...mereka baru akan memeriksanya. Jangan terlalu khawatir, Yewon pasti bisa melaluinya,” ucapnya padahal dia sendiri juga khawatir dengan keadaan janin dalam rahim Yewon. Anaknya, satu-satunya cahaya kehidupan bagi Eunbi.

“Eunbi, kalau gak kuat jangan kemari. Tidak perlu memaksakan diri, aku bisa menemaninya di sini.” Seungcheol tau betul mengenai istrinya itu. Trauma dengan tragedi satu tahun lalu membuatnya ogah pergi kerumah sakit kecuali masalah yang sangat penting.

“Sudah dulu yaa, i love you darling.”

Tak lama Jeonghan datang lalu duduk disamping Seungcheol. Bagaikan rekaman video yang terulang kembali. Ia terus berdoa dalam keheningan. Jeonghan menepuk pundaknya.

“Kenapa kesini?”

“Eunbi meminta gua kemari. Karena gua dokter yang menangani surrogate mother jadi dia pikir gua lebih tau keadaan Yewon padahal bayinya dibuat secara alami hheh.” Entah kenapa kalimatnya terdengar sarkas bagi Seungcheol sampai ia berdiri dan menarik kerah baju Jeonghan.

“Jaga ucapan lo Yoon Jeonghan!!”

“Kenapa? Gua gak salah omong kok!”

“Gak ada yang salah dari ucapan lo tapi tempatnya gak tepat untuk ngomongin itu! Jika Eunbi mengetahuinya orang yang pertama gua habisin adalah lo, Yoon Jeonghan!”

“Apa yang gak harus diketahui Eunbi?” pria dengan badan besar itu tiba-tiba muncul. Keberadaannya sangat tak diinginkan keduanya. Mingyu tersenyum setelah memandangi kedua pria yang dilanda konflik. “Ah gak usah tanya kenapa gua ada di sini. Istri pak Choi meminta gua datang kemari untuk mengecek keadaan Yewon takutnya si suami sibuk. Ternyata dia ada disini sedang berkelahi dengan seorang dokter.”

Seungcheol melepas kerah kemeja Jeonghan lalu menatap Mingyu dengan sinis. “Kalian bersama?”

“Gak sengaja bertemu di mall. Lo tau kan Carat mall yang dinobatkan sebagai mall terbaik itu milik gua.” Senyuman mengambang diwajahnya. Tentu saja ia merasa tinggi dengan itu.

“Congratulations Kim Mingyu! Kalau bukan karena keluarga Lee lo juga cuman seorang pecundang atau bahkan pemuas tante dengan gigi emas.” Jeonghan sarkas. Dibanding dengan Seungcheol ia lebih benci Mingyu.

Tapi apa yang membuatnya kesal hingga menyinggung pria bermarga Choi tadi? Entahlah suasana hatinya gampang berubah.

“YOON JEONGHAN!—”

“Pak tolong pelankan suara anda. Jika tidak kami akan memanggil sekuriti untuk mengeluarkan kalian bertiga.”

Tiga pria dewasa itu menjadi sorotan dirumah sakit. Bahkan jadi gunjingan semua orang terlebih Mingyu. Dia sangat terkenal, wajahnya selalu muncul di televisi, majalah, Billboard, Megatron bahkan di tranding. Bahkan setidaknya satu orang pernah melihatnya sekali.

Mingyu mendekatkan dirinya pada Jeonghan. Bibir menemui telinga. Ia membisikkan sesuatu pada Jeonghan sampai pria berambut pirang itu tidak bisa berkata-kata lagi.

SURROGATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang