11. Dandelion

102 15 1
                                    

Mingyu meraih kotak harta karun yang tergembok. Diraihnya rantai yang melingkar di lehernya. Sebuah kunci terikat disitu. Gembok terbuka, Mingyu balik kotak harta karun berjatuhanlah lembaran lembaran kertas.

Namun bukan kertas kosong melainkan foto-foto lama dirinya yang masih sangat muda. Mingyu yang mengenakan seragam sekolah berfoto dengan teman ceweknya, Mingyu dengan tim sepak bola, Mingyu latihan boxing dengan Seungcheol, Mingyu kecil yang makan es krim dengan Jihoon, dan Mingyu yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Kwon Eunbi.

Semua kenangan lama tersimpan dalam kotak itu. Sudah lama sejak insiden wisuda ia tak pernah melihat ke dalam isi kotak ini.

Sebuah memori lama yang terputar kembali layaknya drama menampilkan flashback. Begitupula diotak Mingyu. Sebuah kenangan yang membuat retakan di antara mereka.

Kala itu musim panas, Jihoon yang baru pulang dari kampus dipanggil kehadapan kepala keluarga Lee, kakeknya.

“Lee Jihoon, kakek ingin kamu menempuh pendidikan di Amerika agar bisa mewarisi seluruh aset perusahaan kakek.”

“Bisnis lagi??”

Wajahnya mungkin sudah tua, namun intimidasi itu tak akan pernah hilang darinya.

“Apa ada yang salah dengan itu?”

“Ada hal lain yang aku suka.”

Satu alisnya terangkat, “Apa itu?”

“Musik.”

Prankk

Kepala keluarga Lee melempar cangkir kopi tepat di depan Jihoon. Kepingan kepingin kaca berserakan didepan Jihoon.

“Musik tidak akan membuatmu mendapatkan banyak uang. Lupakan itu dan turuti kakek!”

“Kakek selalu begini! Tidak pernah mendengarkan kemauan orang lain dan hanya memaksakan kehendaknya sendiri!! Kakek orang paling egois!”

Jihoon membanting pintu, berlari menjauh. Tak pulang selama beberapa hari. Kakeknya sangat marah, ia masuk ke kamar Jihoon membakar gitar dan yang berbau musik lainnya.

Mingyu yang melihat itu langsung melapor pada Jihoon.

Jelas Jihoon sangat marah, ia bahkan berani memukul kakeknya hanya saja dicegah oleh pengawal kepala keluarga Lee. Pada akhirnya Jihoon lah yang babak belur.

“Jika ingin hidup nyaman datanglah padaku, aku masih bisa memaafkan sikap burukmu ini.”

Kesal, ia bahkan menggigit bibir bawahnya sampai berdarah. Jika sudah diperlakukan seperti ini orang tidak akan mau menjadi kawan namun lawan.

Setelah dirawat dirumah sakit selama tiga hari, ia mendatangi Seungcheol. Pewaris sah perusahaan Choi yang merupakan perusahaan besar dibanding milik keluarganya.

“Choi Seungcheol izinkan gua bergabung dengan perusahaan lo!”

Seungcheol tentunya kebingungan, tiba-tiba kedatangan tamu dengan celana rumah sakit dan hoodie lalu rambut urak urakan.

“Tcih! Bukannya lo pewaris perusahaan keluarga Lee? Kenapa tiba-tiba minta bergabung ke perusahaan milik papa gua?”

“Ceritanya panjang. Mungkin saja sekarang gua udah dicoret dari daftar warisan keluarga Lee.”

“Baiklah, tapi gua ada satu syarat.”

“Apa?”

“Jadi mata gua.”

•••

Dubrak

Kepala keluarga Lee yang sangat marah mendengar cucu yang menjadi kebanggaannya bergabung dengan perusahaan saingan.

SURROGATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang