10. Serangan

1.5K 261 100
                                    


Holaaaaaaaaaa, apakah penghuninya masih ada? Atau udah kabur semua dan menjadikan lapak ini sarang laba-laba?

Masih kuatkah menunggu atau sudah lelah dan cari lapak baru? 🤣🤣🤣🤣🤣

It's okay. Memang diperlukan banyak kesabaran untuk mencapai puncak di lapak ini. Anggap aja lagi melatih kesabaran sembari menunggu jodoh datang.

Happy reading~

Jisoo terbangun dari tidurnya tanpa berbantalkan apa pun, padahal semalam wanita itu yakin betul kalau dia tidur di atas pangkuan Hae-in

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo terbangun dari tidurnya tanpa berbantalkan apa pun, padahal semalam wanita itu yakin betul kalau dia tidur di atas pangkuan Hae-in. Lalu, ke mana perginya laki-laki itu? Kenapa Jisoo tidak bisa menemukannya di ruangan yang lebarnya tidak seberapa ini?

Panik, Jisoo segera berdiri dan mencari Hae-in. "Mr. J!" teriaknya.

Siapa pun yang berada di posisi Jisoo pasti akan panik juga. Membayangkan ditinggal sendiri di pulau terpencil membuat agen terlatih seperti Jisoo takut juga, terlebih lagi dia memiliki trauma pada laut, membuatnya tidak bisa nekat menyeberang dengan berenang.

"Mr. J, kau di mana?!" Jisoo berlari keluar rumah dan mengedarkan pandangan. Wanita itu benar-benar panik.

Kalau memang dia ditakdirkan untuk mati, setidaknya Jisoo ingin mati dengan terhormat. Bukannya mati di pulau terpencil tanpa ada yang mengetahui jasadnya yang membusuk.

"Mr. J, kau—" Tubuh Jisoo terpental begitu saja ketika dia berbalik dan tidak sengaja menabrak sesuatu yang keras. Wanita itu spontan memeluknya yang tidak lain adalah Hae-in. "Mr. J, kau membuatku takut," rengeknya seraya mengeratkan pelukan pada sang Pimpinan Chimera.

Hei, Jisoo ini seorang agen terlatih. Jadi, bisa dibayangkan betapa kencangnya wanita itu ketika mendekap Hae-in dalam pelukannya, 'kan?

"Yak, Han Jisoo, tulangku bisa remuk semua kalau kau terus memelukku seperti ini." Hae-in melayangkan protes tanpa bisa melepaskan Jisoo darinya karena sedang memegang kelapa di kedua tangannya.

Isakan tangis samar-sama mulai terdengar, membuat Hae-in harus menajamkan pendengarannya. "Hei, kau menangis?" tanyanya dengan nada terkejut, matanya pun ikut membulat. "Yak, Han Jisoo."

"Diamlah," geram Jisoo.

Untuk yang kali ini, Jisoo tidak berpura-pura. Dia sungguh ketakutan saat membayangkan kalau dia ditinggalkan begitu saja. Tubuhnya bahkan sampai bergetar karena menahan rasa takut yang tiba-tiba menusuk kepalanya.

"Aku tidak bisa memelukmu dengan tangan yang memegang kelapa seperti ini," protes Hae-in.

Jisoo dengan cepat melepaskan pelukannya, kemudian membiarkan Hae-in menaruh kelapanya di tanah. Lalu, kembali memeluk sang Pimpinan Chimera ketika laki-laki itu belum siap menerima serangannya.

Adorable J [Haesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang