24. Maju Satu Langkah

933 128 30
                                    

Holaaaaa~ apa kabar? Apakah ada yang rindu dengan lapak ini? 🤣🤣

Sebelumnya maaf, ya, gaes, karena berbulan-bulan tidak menampakkan diri di sini. Sebenarnya diriku tidak ke mana-mana, masih bernapas di bumi pertiwi ini.

Tapi ya begitulah, sebagai makhluk hidup aku juga punya beberapa/banyak "urusan" yang perlu di prioritaskan. Jadi, mau nggak mau, hobinya digeser bentar. Hihihihi.

Makasih buat yang setia nungguin updatenya dan nanyain kabar yang punya lapak ini karena hampir setengah tahun lamanya tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Nggak bisa janjiin apa-apa untuk update selanjutnya. Tapi satu hal pasti, cerita ini akan diselesaikan sampai akhir. Meskipun mungkin butuh waktu yang sangat, sangat, sangat, sangat amat lama.

Happy reading~

***

Jisoo terbangun dari pingsannya setelah beberapa jam. Wanita itu merasa tubuhnya agak lelah setelah sebelumnya berlatih bertarung dengan Sehun.

"Aku akui kemampuannya, tapi aku tidak akan membiarkannya mengambil hakku untuk membunuh Tiger." Jisoo berceloteh ketika dia mengedarkan pandangan dan mendapati Hae-in yang sedang merokok di pinggir jendela.

"Itulah kenapa dia diberi julukan Anjing Gila." Hae-in menyahut seraya mematikan bara rokoknya yang dia tekan pada bingkai jendela. "Dia akan benar-benar gila saat bertarung. Dan yang tadi itu tidak seberapa dari kegilaannya yang sebenarnya." Hae-in menambahkan sambil melangkah mendekati Jisoo di tempat tidur.

Jisoo menggeram tertahan ketika dia mencoba untuk bangun. Hae-in yang melihatnya segera membantu mendudukkan wanita itu.

"Jadi, berapa lama aku pingsan?" tanya Jisoo seraya memijat pelipisnya, ketika dia sudah mendapatkan posisi yang nyaman untuk duduk.

Hae-in berdesis sambil melirik arlojinya. "Sekitar 3 jam 20 menit."

Wajah Jisoo tampak menunjukkan rasa tidak senangnya karena Sehun benar-benar mengalahkannya hari ini, hanya dalam waktu kurang dari 15 menit saja. Dia menyembunyikan rasa malunya dengan menutupi wajah menggunakan sebelah tangan.

"Alasanku meminta Sehun yang mengajarimu adalah karena dia akan benar-benar mengajarimu cara bertarung." Hae-in membuka suara ketika Jisoo masih malu atas kekalahannya tadi.

Jisoo mengembuskan napas kasar dan menatap Hae-in setengah jengkel. "Kau yakin kalau dia tidak memiliki niat untuk membunuhku? Karena sepertinya dia masih dendam padaku atas apa yang kulakukan pada Lisa."

Hae-in mengangkat bahu. Dia tidak tahu apakah adiknya benar-benar menyimpan dendam pada Jisoo atau yang tadi itu memang benar-benar sesi latihan dari Sehun.

"Ayo, aku akan mengantarmu ke ruang pemulihan," kata Hae-in setelah Jisoo hanya memberikan tatapan datar padanya dan membuang pandangan. "Kau pasti butuh untuk menghilangkan rasa sakit di sekujur tubuhmu, kan?"

Jisoo benci harus mengakui ini. Namun, dia memang benar-benar merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya saat ini. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak.

Sekarang, pengetahuan Jisoo tentang detail markas Chimera jauh lebih banyak. Wanita itu tahu di mana ruang pemulihan, tahu di mana ruang bawah tanah untuk mengurung seseorang, tahu di mana arena menembak, dan tahu juga di mana tempat mereka sparing.

Jadi, adalah hal yang mudah kalau Jisoo berkhianat lagi setelah banyaknya detail yang dia tahu tentang Chimera.

"Apa kau akan berendam dengan pakaian lengkap?" tanya Hae-in ketika kaki kanan Jisoo hendak masuk ke bak yang sudah berisikan air.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adorable J [Haesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang