[REPAIR]

2.1K 293 69
                                    

Call me Mpiw!
Request by: babu6L
Semoga suka🙃
6k word. Udah pasti gak akan ada part 2, atau ekstra part ya,  sengaja udh aku satuin jadi satu chapter aja hehe
Kalo ada typo langsung komen aja.


















"Mama temenin Harka gambar!" Bocah laki laki berusia 8 tahun itu menatap penuh binar pada sang mama yang duduk di kursi meja makan dengan laptop yang menemaninya.

"Minta temenin Bibi Tia, mama lagi sibuk." Ucapan datar terlontar begitu saja dari mulut wanita yang melahirkan bocah bernama Harka Gian Pramudya, dia adalah Nalisa Pramudya istri dari pengusaha sukses bernama Jekasa Pramudya.

"Tapi mah, harka--"

"Harka mama sibuk!" Sentaknya seraya menatap sang putra dengan kesal.

Harka menunduk, tak lama dari itu Bibi Tia wanita berusia 40 tahun, yang tak lain adalah pengasuh Harka sejak bayi datang untuk membawa Harka pergi dari sana.

"Mari den biar bibi yang temenin?" Ajaknya.

Mau tak mau Harka menganggukkan kepalanya dengan lesu, ia sedih.

"Permisi nyonya." Bibi Tia pamit undur diri dari sana bersama Harka.

Sedangkan Nalisa menutup laptopnya dengan kasar, fokusnya terhadap pekerjaan kini hilang jika di lanjutkan maka sia sia, pekerjaannya tak akan selesai jika moodnya hancur.

Sedangkan di sisi lain. Harka dengan tubuh terbaring telungkup tengah sibuk menggambar sesosok wanita di dalam buku gambarnya, meski gambarnya tak terlalu bagus tapi bibi Tia mampu menyimpulkan jika putra majikannya tengah menggambar sosok wanita, yang sudah dipastikan jika gambar tersebut adalah sosok ibu dari Harka sendiri.

"Waah den Harka gambar mamanya ya?" Tanya Bibi Tia dengan takjub.

Harka menoleh, setelahnya menggeleng, "Bukan." Jawabnya.

Bibi Tia tentu terkejut mendengarnya, jika bukan lalu siapa sosok yang digambar bocah laki laki itu.

"Ini bibi Tia, kan sekarang Harka lagi di temenin sama bibi Tia jadi Harka gambar bibi." Jawabnya tanpa beban.

Bibi Tia menatap Harka dengan sendu, ia mampu menangkap betapa kesepiannya dan sedihnya Harka.

"Kenapa gak gambar mama sama papa den aja?" Tanya Bibi Tia seraya tersenyum.

Harka menggeleng, "Harka gak bisa gambar mereka, kan mereka ga di Deket Harka, Harka susah gambarnya kalo mereka gak ada." Ucap Harka dengan jujur.

Bibi Tia nyaris menitihkan air matanya, Sejak dulu...sejak kelahiran Harka ke dunia, Nalisa bahkan Jekasa selalu acuh terhadap putra tunggal mereka, semua urusan Harka selalu dirinya yang mengurus, hingga hal yang paling di sukai oleh Harka pun hanya dirinya yang tau, perhatian yang diberikan oleh tuan dan nyonya nya terhadap Harka hanya sebatas perhatian biasa, bukan selayaknya perhatian kedua orang tua terhadap putranya, bibi Tia mungkin tak terlalu heran mengenai itu, karena ia tau pernikahan yang terjalin antara majikannya bukan murni keinginan dua belah pihak, melainkan keinginan pihak lain yaitu kedua orang tua mereka, pun dengan kelahiran Harka ke dunia yang juga hanyalah keinginan kedua orang tua Nalisa dan Jeka.

"Kalo gitu, den Harka lanjut gambar bibi lagi...liat masa bibi belum punya hidung?" Ucap bibi Tia seraya menunjuk bagian wajah yang di gambar oleh Harka, dimana belum ada gambar hidung di bagian wajahnya.

Harka mengangguk dengan antusias, meski tak ada sang mama atau papa di sisinya, masih ada bibi Tia yang senantiasa menemani dirinya, begitupun cukup bagi Harka, cukup untuk saat ini.

Oneshoot LK🐇🐈✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang