Aku seneng banget ada yang mengapresiasi ceritakuu. Love banyak pokoknya. Terima kasih juga buat yang udah vote dan ninggalin jejaknya.
Happy Reading, Cintaku.
★★ Taruhan
Arena balapan sudah sangat ramai dengan penonton, Shabira merasa sangat bahagia karena sudah lama sekali sebelum papanya mengunci ia di kamar dan keluar saat sekolah saja, ia selalu mengikuti balapan-balapan liar seperti ini. Dan itu selalu jadi pelampiasnya dikala sedang setres.
"Wih si bos bawa siapa nih?" goda teman segengnya karena memakai jaket yang sama.
Tenggara menunjuk teman-temannya dengan dagu, mengisyaratkan Shabira untuk berkenalan. Untung saja gadis itu mengerti dengan segala kode yang Tenggara berikan, laki-laki pelit kosakata itu sangat menyebalkan.
"Gua Aarav," ucap laki-laki yang 11 12 sangarnya seperti Tenggara. Dia adalah Aarav Caiden Akarsana, wakil ketua Askala yang dipimpin oleh Tenggara sendiri.
"Shabira," jawab Shabira seraya menjabat tangan Aarav.
"Gua Galen, people call me Gaga kalo buat bu bos call me to night aja, ahay!" Shabira hanya tersenyum canggung apalagi ketika Galen menciut saat ditatap tajam oleh Tenggara.
Galen Dhananjaya a.k.a Gaga, laki-laki yang selalu disebut banyak mulut karena terlalu banyak bicara. Jika dia diam mungkin dia tidak baik-baik saja, sariawan misalnya.
"Gua kale." Laki-laki dengan gelang hitam melingkar di lengan kirinya menimpali, dia Kairav Leonard a.k.a Kale. Jangan berbicara dengan Kale kalo lo masih mental yupi, karena ia mempunyai gelar 'cowok paling julit se-SMANES'.
"Adnan," ucap laki-laki yang wajahnya paling ramah setelah Galen. Dia Hagan Adnan Pandya, si paling pintar dan genius di Askala.
"Aduh aduh, gua kira seorang Tenggara adalah homo!" teriak laki-laki yang sedang duduk di atas motor hijaunya, disusul tawa penonton yang mendengarnya.
Tenggara sudah sangat sangat kebal disebut tidak normal atau dengan bahasa kasarnya adalah homo, semua orang tahu bahwa Tenggara tak pernah berdekatan dengan perempuan, bahkan jika didekati pun ia pasti menghindar.
Tenggara tak menanggapi, ia bersiap siap ke arena. Lawannya memang jago memancing emosi, dan Tenggara harus tetap tenang.
"Taruhan, gimana bro?" tanya Erwin dengan smirknya.
"Heh Wiwin! Gegayaan lu ngajak taruhan, udah berapa mobil lu tuh di garasi si bos!" timpal Galen membuat semua tawa orang mengudara. Bukan rahasia lagi bahwa Erwin tidak pernah menang melawan Tenggara.
Tenggara hanya tersenyum miring mendengarnya, apalagi melihat tangan Erwin yang mengepal, "taruhan apa?"
"Kalo lo menang, gua sama temen-temen gua ga akan ganggu geng lo lagi, tapi kalo gua yang menang, cewek lo buat gua." Erwin menatap Shabira dengan tatapan nakalnya.
"Anjing lo!"
Bugh, Tenggara membogem rahang Erwin repleks, ia bahkan menatap tangannya sendiri. Kenapa ia semarah itu? Ia saja tidak tahu.
"Abis mobil lo sampe ngejadiin cewek gua taruhan?" ucap Tenggara dengan smirknya, yang membuat ia terlihat sangat menawan
Cewek gua, kata-kata itu terus terngiang dipikiran Shabira. Atas hak apa cowok itu mengklaim bahwa dirinya adalah pacarnya. Bahkan anggota askala menganga lebar mendengar pernyataan Tenggara.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Caffein
Teen Fiction"B-biya udah rusak, Ma." Ketika gadis dengan trauma mental dipertemukan dengan laki-laki yang tak di kenalnya di sebuah kamar villa dengan keadaan tak sadar karena pengaruh obat dan alkohol. Laki-laki dingin, pelit ekspresi yang menyimpan sejuta luk...