Flashback 1
Kalung gembok cinta.
Semua murid saling bergembira, tertawa riang penuh suka cita. Suasana haru menyelimuti acara kelulusan Sekolah Menengah Atas.
Setelah melaksanakan graduation, mereka saling berpelukan dan mengucapkan kata perpisahan masing-masing. Jeong Jimin segera merangkul tangan Ariana dan membawanya berlari sampai ke belakang taman sekolah.
"Jimin, berhenti! Mengapa kau mengajakku berlari seperti ini?" Ariana terengah mengatur napasnya.
"Hah ... Ari, aku tidak menyangka bahwa waktu akan cepat berlalu. Akhirnya kita telah tumbuh menjadi dewasa." Jimin terengah mengatur napasnya.
"Mengapa kau mengatakan bahwa kita sudah dewasa? Kita ini masih remaja," ucap Ariana.
"Hm, tetapi aku ingin cepat menjadi dewasa." Jimin merangkul pundak Ariana.
"Memangnya apa enaknya menjadi orang dewasa? Bukankah itu sangat melelahkan?" Ariana menatapnya.
"Karena dengan menjadi orang dewasa, kita bisa melakukan banyak hal," ucap Jimin.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan? Walaupun belum dewasa, kita juga bisa melakukan banyak hal." Ariana masih bertanya-tanya.
Jeong Jimin mendekatkan wajahnya sampai hidungnya menyentuh hidung Ariana.
"Aku ingin melakukannya denganmu. Untuk itulah, aku ingin menjadi orang dewasa," ungkapnya.
Ariana terpaku mendengar penuturannya, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia cukup mengerti oleh apa yang Jeong Jimin ucapkan saat itu. Kedua maniknya saling bertautan. Ariana hampir tenggelam dalam tatapan lembut Jeong Jimin yang begitu memabukkan.
"Hm, ayo kita pergi!" Ariana melepaskan rangkulannya lalu melangkah lebih dulu.
"Ari." Jimin menahan salah satu lengannya.
Ariana pun menoleh dan terdiam di hadapannya.
Jimin kembali mendekat ke hadapannya. "Apakah remaja seperti kita bisa melakukannya? Bukankah kita sudah cukup dewasa untuk hal semacam itu? Apakah kita bisa melakukannya?"
Ariana tercengang sedang memikirkan ke mana arah pembicaraan Jeong Jimin saat ini.
"Kau bilang bahwa kita juga bisa melakukan banyak hal, kalau begitu ayo kita lakukan itu malam ini!" Ajak Jimin semakin mendekatkan wajahnya.
Ariana mendorong wajahnya dan menjauh darinya. "Bermimpilah dengan indah!" ketusnya lalu pergi meninggalkan Jeong Jimin.
"Ariana, mengapa kau pergi begitu saja? Kau bilang kita juga bisa melakukan banyak hal," seru Jimin yang masih berdiam diri di tempatnya.
"Diamlah, Jimin! Aku tidak ingin mendengarkanmu." Ariana berlalu sambil menutup kedua telinganya.
"Hahaha ... kita bisa mencobanya!" seru Jimin dengan dibarengi tawanya yang khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
Fanfiction⚠18+⚠ Tidak mudah menjalani hubungan jarak jauh. Rindu dan prasangka senantiasa menjadi bumbu di setiap harinya. Namun, Ariana Go dan Jeong Jimin mampu melalui semua itu meski tak luput aral yang melintang di setiap alurnya. Atas dasar cinta dan ke...