LDR 2.
Enam bulan telah berlalu.
Setiap hari menyibukkan diri itulah yang Jeong Jimin lakukan. Mau bagaimana lagi? Jika tidak seperti itu, ia hanya akan terpuruk, merana karena merindukan sosok Ariana. Si wanita egois.
Jimin selalu berusaha untuk tidak menghubunginya. Sudah hampir genap enam bulan lamanya. Jujur saja, sebenarnya ia merasa hampir mati tanpa berkomunikasi dengan Ariana. Wanita yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengannya.
Jeong Jimin sedang memandangi cincin berlian di dalam kotak perhiasan yang ia beli enam bulan yang lalu. Rasa rindunya kian menggebu. Dalam hati Jeong Jimin, ia masih menyimpan banyak harapan bahwa wanita egois itu akan menjadi istrinya. Inginnya masih tetap sama dan tidak pernah berubah. Hanya Ariana yang akan ia nikahi. Pilihan hati untuk menjadi teman hidupnya.
Besok Ariana akan kembali. Biasanya itu akan menjadi hari spesial untuk Jeong Jimin. Pria tampan itu akan banyak menghabiskan waktu untuk menyiapkan segala hal dalam menyambut kedatangannya. Namun tidak untuk kali ini, karena ia memang sudah memutuskan hubungan keduanya.
Jimin meraih ponselnya, ingin menghubungi Ariana saat itu juga. Namun, ia terdiam sesaat untuk memikirkan bagaimana reaksi wanita egois itu nantinya. Walaupun sedikit ragu, pada akhirnya ia menghubungi Ariana yang kini sudah menjadi mantan baginya.
Hah, seperti biasa. Ariana Go sedang sibuk dan tidak bisa dihubungi.
Jeong Jimin menutup panggilannya dan menyimpan kembali ponselnya ke atas meja. Ia menghela napas yang terasa sukar. Menyimpan satu kotak cincin ke dalam saku jas. Harapannya hampir pudar karena wanita egois itu selalu mementingkan karir dibandingkan untuk hidup bersanding dirinya.
Ariana yang super sibuk akhirnya dapat beristirahat untuk meregangkan otot-otot yang kaku. Karena banyak hal yang harus ia lakukan untuk pekerjaannya.
Status baru dan jabatan baru akan semakin menyibukkan hari seorang Ariana. Namun untuk saat ini, ia hanya ingin bersantai saja. Setidaknya untuk beberapa hari ke depan sampai setelah ia pulang ke Korea Selatan.
Ariana sedang duduk termenung di dalam kamarnya. Besok ia akan bertolak ke Negara asal. Ia pun meraih ponselnya, tanpa ragu segera menghubungi Jeong Jimin. Sayangnya, nomor Jimin sedang tidak bisa dihubungi.
Andai keduanya tahu, bahwa mereka sedang dalam keadaan yang ingin saling menghubungi.
Bibirnya mengatup rapat, menggenggam erat ponsel di tangan. Ariana ingin menangis karena tak tahan dalam kondisi lost contact seperti itu. Walaupun begitu, hatinya masih tetap bertanya-tanya, apakah benar hubungannya dengan Jimin telah berakhir?
Jika boleh jujur, kalau sebenarnya Ariana tidak bisa merelakannya sedikit pun.
Ariana akhirnya menangis seorang diri sampai tersedu-sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
Fanfiction⚠18+⚠ Tidak mudah menjalani hubungan jarak jauh. Rindu dan prasangka senantiasa menjadi bumbu di setiap harinya. Namun, Ariana Go dan Jeong Jimin mampu melalui semua itu meski tak luput aral yang melintang di setiap alurnya. Atas dasar cinta dan ke...