Sweetie

73 6 8
                                    


Flashback 3.

Jeong Jimin sudah berpakaian rapih. Outfit hitam lengkap dengan topeng di wajahnya, persis seperti yang pernah dijanjikan sebelumnya. Sedang menunggu Ariana di tempat reuni, seperti apa yang ia bicarakan lima tahun yang lalu di bandara sebelum Ariana pergi ke luar negeri.

Di sini, di tempat pesta, ia termenung seorang diri di tengah keramaian, di saat teman-teman sebayanya saling tertawa bahagia, saling menyapa, saling berpelukan bahkan ada juga yang tak segan bermesraan di hadapan banyak orang.

"Jimin." Satu tangan menepuk pundaknya.

Jeong Jimin menoleh. Temannya, Jo Tae Yong datang menghampirinya bersama dengan Jeon Jeka.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Jeka Won pada Jimin.

"Kau pasti sedang menunggunya? Kami tiba bersama. Sepertinya Ariana masih sedang berdandan di rumahnya," ucap Jeka. Pria bertubuh tinggi dan seksi itu adalah sepupu dari Ariana Go.

Jeong Jimin kerap memperhatikannya, menyadari bahwa kriteria pria yang diinginkan oleh Ariana semua ada padanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kadang-kadang semua itu membuatnya sedikit terganggu. Namun, ia tidak akan membiarkan egonya menguasai diri.

Segera menepis rasa tidak percaya diri dan kembali meyakinkan dirinya bahwa dia adalah pria yang tepat untuk kekasihnya Ariana.

"Jimin, katakan padaku. Apakah selama ini kalian sering menghabiskan waktu bersama? Dalam setahun berapa kali kau mendatanginya? Apakah setiap kali bertemu kalian membuat banyak tanda di tubuh masing-masing? Itu pasti sangat menyenangkan," cerocos Jo Tae Yong, pria tampan itu memang lebih berani.

"Tutup mulutmu! Kau selalu berbicara menjijikkan." Jeong Jimin memprotesnya.

Sebagai pria normal, kadang-kadang ia cukup terganggu oleh setiap ucapan mesum dari temanya. Jo Tae Yong, ketampanannya hampir tidak manusiawi, digandrungi banyak wanita dan tentunya tidak pernah setia. Mereka berempat adalah teman semasa di Sekolah Menengah Atas.

Namun Jeong Jimin dan Ariana seperti membentuk dunianya sendiri, membuat kisah cinta yang hanya ada mereka berdua di dalamnya.

"Mereka tidak pernah bertemu." Jeka membeberkan.

"Apa maksudmu?" Tae Yong menoleh pada Jeka dan pria yang paling tinggi di antara mereka bertiga itu hanya mengedikan bahunya.

"Apakah maksudnya kau telah memutuskan hubungan dengan Ariana?" tanya Tae Yong ke hadapan Jimin.

Jeong Jimin hanya terdiam memandangnya.

"Jimin, katakan sesuatu pada kami. Bagaimana hubunganmu dengan Ariana?" Tae Yong bertanya untuk ke sekian kalinya. Pria itu kadang selalu ingin tahu lebih dalam masalah dari teman-temannya, tetapi tidak untuk masalahnya.

Jimin mengernyit, merasa tidak nyaman oleh pertanyaan itu. "Sudahlah, kumohon jangan menggangguku. Jangan mengganggu konsentrasiku. Aku sedang menunggunya," ucapnya yang lalu fokus ke arah depan Menoleh ke sana dan ke mari menunggu kedatangan Ariana. Berharap bahwa gadisnya itu akan muncul dan menghampirinya ke hadapan mata.

"Kau di mana? Kekasihmu sudah tidak sabar ingin melihatmu." Jeka sedang berbicara di telepon, lalu menutup teleponnya.

"Hei, siapa yang barusan kau hubungi?" tanya Tae Yong.

Jimin mengernyit ke hadapan Jeka.

"Mau bagaimana lagi? Barusan aku menghubungi Ariana, aku heran sebenarnya apa yang sedang kalian berdua lakukan? Kau tidak pernah menemuinya selama lima tahun ini? Apakah kau merasa tidak khawatir terhadapnya? Aku bahkan mengakui bahwa sepupuku itu begitu memesona," celoteh Jeka yang mampu membuat Jimin tertegun.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang